Hi folks, penghormatan terhadap tokoh atau seorang figur yang berjasa bagi suatu desa maupun masyarakat merupakan suatu hal yang lumrah. Dikalangan rumpun Dayak Kanayatn/Kendayan (Ahe, Benana’, Belangin, dll.), Kalimantan Barat, bentuk penghormatan ini diekspresikan melalui sebuah patung yang disebut Pantak. Pantak tidak hanya bernilai seni tapi juga mengandung nilai budaya yang tinggi. Salah satu Pantak yang masih bisa ditemui di komunitas Dayak Belangin/Behe di kampung Sehe’, Kuala Behe, Kalimantan Barat adalah Pantak Mamo yang berbentuk Pohon. Adapun kisah yang diceritakan turun temurun oleh para orang tua mengenai Pantak ini adalah sebagai berikut : Pada jaman mengayau dahulu, ada tujuh orang Panglima Dayak Belangin yaitu Mamo (berasal dari Benua Kedama), Munte Tayat (berasal dari Sengkruh), Nyanggo (berasal dari Behe), Atun Gago, serta tiga orang Panglima lainnya. Mereka ditugaskan untuk membunuh seorang Panglima Dayak Ribun da...
Hi folks terutama rumpun Kanayatn, mungkin folks pernah bertanya-tanya; “Apa sih makna Kanayatn?” bagaimana sejarah suku ini disebut Kanayatn dan memiliki berbagai macam logat bahasa? Nah.. kali ini kita akan sharing mengenai hal ini Kata kanayatan sebenarnya berasal dari nama suatu negeri di sekitaran Gunung Bawakng. Negeri ini disebut NAGARI KANAYATN, setelah kisahnya manusia pertama SIMULA JADI dan isterinnya JAGAT melakukan pelanggaran terhadap perintah SETAPAK atau JUBATA (Tuhan) maka mereka diusir keluar dari khayangan. Disana mereka akhirnya membina kehidupan sebagai TALINO atau manusia. Ia digelari SIMULA JADI karena ialah yang pertama kali raja. Ia inilah yang disebut juga sebagai NEK SEPANGKOK , itu juga sebab nama negeri ini disebut juga NAGARI SAPANGKOK SUBAYATN . Mulanya mereka disana menggunakan satu bahasa, kemudian terjadi perubahan/perbedaan bahasa-bahasa Dayak. Sebab konon dahulu seluruh rumpun Dayak Klemantan dan Iban adalah satu bahasa...
Dayak Lawangan / Luwangan adalah salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah. Dipercaya Dayak Lawangan adalah induk dari Sub Suku Dayak Kelompok Barito – seperti Bentian, Benuaq, Paser, Maanyan, Tabooyang, Deah, Tunjung, Bawo dan Kutai. Menurut situs “Joshua Project” suku Lawangan saat ini hanya berjumlah 109.000 jiwa. Seperti hampir semua Suku Dayak di Kalimantan, padi dianggap sebagai suatu yang bersifat ilahiah dan sangat berharga. Orang Dayak Luawang percaya padi berasal dari alam dewa-dewi. Konon sebelum manusia mengenal padi, manusia hanya makan dari hasil berburu dan hasil hutan saja. Pada suatu hari ada seorang manusia pergi berkunjung ke tempat tinggal para dewa. Di alam dewa itu ia melihat berbagai jenis tanaman padi yang sedang menguning dan berisi. Dalam kunjungan itu, manusia tadi dijamu makan oleh para dewa, ia menikmati makanan para dewa yang berasal dari padi tadi. Ketika manusia itu memakan makanan tersebut ia merasa bahwa makanan i...
Didalam kepercayaan Dayak utamanya Dayak Meratus, juga dikenal istilah-istilah Nabi & Malaikat – mungkin ini akibat pengaruh ajaran Islam yang masuk ke Kalimantan Selatan. Namun berbeda dengan ajaran Islam – nabi-nabi didalam Islam, menurut ajaran Kaharingan diantara nabi-nabi ini tidak ada nabi yang paling utama, namun nabi-nabi ini memiliki tugas khusus dalam memelihara alam semesta. Dalam kisah penciptaan alam semesta dimana SUWARA (Tuhan) mencipatkan dua manusia pertama yaitu Datu Adam dengan Datu Tihawa. Lebih lengkapnya silahkan baca artikel berikut: MITE PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAYAK BUKIT Kemudian Datu Adam & Datu Tihawa memiliki 40 orang keturunan yang disebut sebagai NABI. Nabi-nabi ini selalu dituturkan didalam r itual balian, diantaranya Nabi Bambang Mangkurat, Nabi Bambang Mangkiling, Nabi Maraga, Nabi Bambang Sinau, Nabi Iberahim, Nabi Melir, Nabi Halias, Nabi Yakup, Nabi Jabarut, Nabi Tilanjang, Nabi Timbulus, Nabi...
Mungkin tidak banyak yang tahu sekarang ini bahwa orang Dayak mengenal system pembagian waktu. Orang Dayak Ngaju membagi waktu satu tahun berdasarkan perubahan musim dan kegiatan kegiatan yang dilakukan pada musim-musim itu. Sehingga dalam kalender Dayak Ngaju, satu tahun akan terbagi menjadi 11 masa atau bulan, nama nama masa itu antara lain: RAPAT TANDUK Ini masa memusyawarahkan membuat rencana tentang perladangan yang akan datang. Misalnya dimana dan bagaiman ladang yang akan datang dibuat. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada bulan Januari TAHALUYANG Ini adalah masa untuk mempersiapkan alat-alat berladang, antara lain beliung, parang, tikar, alat menampi, luntong, palundu dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Februari. SARANG NYARING Masa untuk tebas-tebang hutan untuk tempat berladang dan kegiatan ini dilakukan pada bulan Maret – April TIMBUK PAMBUK Kayu tebang ditempat yang akan dijadikan lading...
Orang Dayak terkenal dalam penggunaan manik-manik sebagai aksesoris atau kelengkapan adatnya. Ada beberapa manik yang dianggap berharga atau masuk dalam kategori pusaka salah satunya ialah MANAS LILIS LAMIANG. Manik jenis ini sebenarnya dipakai juga di hampir semua kebudayaan dunia seperti di Mesir Kuno, Romawi, Afganistan, China bahkan di Nusantara juga, beberapa waktu lalu penulis pergi ke daerah trunyan di Bali, dimana disana mayat diletakan begitu saja dibawah pohon taru menyan – sebelum prosesi pemakaman maka di mulut jenazah juga akan diletakan manik jenis lamiang ini. Bentuk Manas Lilis Lamiang ini – biasanya dipotong berbentuk hexagonal atau octagonal memanjang walau ada juga yang dibuat segi empat atau lonjong. Bahan lamiang yang masuk ke Kalimantan setidaknya ada tiga bahan yang dikenal yaitu batu cornelian, onyx dan fossil amber. Namun jika merunut legenda Dayak Ngaju mengenai batang garing (pohon kehidupan) dimana lilis ini berasal dari buah pohon batang...
Dalam legenda Suku Dayak Ngaju, leluhur manusia adalah Raja Bunu, karena dalam suatu peristiwa (nanti akan saya tuliskan)maka keturuna Raja Bunu ditetapkan oleh Ranying Hatalla untuk mati pada generasi yang ke-10, dan untuk dapat kembali ke Alam Atas maka keturuan Raja Bunu ini harus mengamalkan ritual dan adat yang sudah diajarkan kepada nenek moyangnya di Alam Atas, namun karena 10 generasi sudah tinggal di bumi, keturunan Raja Bunu semakin lupa akan hukum adat dan ritual yang pernah diajarkan. Maka Ranying Hatalla menurukan pembantuNya untuk mengajarkan ajaran-ajaran Ranying, mereka adalah 177 imam wanita yang disebut Bawin Belian atau Bawin Ayah. Bawin berasal dari kata bawi = perempuan dan ayah artinya banyak. Ada juga yang mengatakan bahwa balian yang diturunkan ini tidak hanya perempuan tetapi juga belian laki-laki, ada juga yang mengatakan para laki-laki ini bersifat keperempuanan. Beberapa catatan Belanda pernah menyebutkan beberapa Belian laki-laki zaman dahulu ada...
Penggunaan keris mungkin merupakan pengaruh bangsa melayu/jawa dan bangsa Moro yang memasuki Kalimantan. Ada kisah cerita Damang Bahandang balau di desa Dadahup yang berperang melawan bangsa buaya dengan menggunakan keris berlekuk tiga. Konon ceritanya di daerah perkampungan Suku Dayak yang disebut Kampung Dadahup, termasuk daerah aliran sungai Barito dan masyarakatnya pada waktu itu masih belum mengenal dunia luar. Memang mereka pada asal mulanya berasal dari Tumbang Kapuas dari Betang Sei Pasah yang didirikan sekitar tahun 1836, sehingga dari keluarga Damang Bahandang Balau berangsur-angsur pindah dan bermukim / mendirikan suatu perkampungan yang disebut Kampung Dadahup. Disinilah timbul legenda Damang Bahandang Balau yang artinya seorang Damang yang berambut warna merah memang sejak dari lahir. Damang Bahandang Balau adalah seorang petapa berambut panjang hingga kurang lebih 3 meter dan ia berilmu tinggi. Ia mempunyai Keris Pusaka kelok 3 berwarna keemasan pemberian orang...
Tidak banyak literature yang membahas mengenai tattoo ataupun motive tattoo Dayak Ngaju. Memang saat ini tattoo Dayak Ngaju bisa dikatakan telah punah, karena sudah banyak suku Dayak Ngaju yang menganut kepercayaan Islam, Kristen dan juga aturan Pemerintah yang tidak menerima pegawai/polisi/tentara yang memiliki tattoo, disamping itu tiidak ada lagi generasi tua yang masih tersisa yang bertattoo. Leluhur penulis yang bertattoo adalah kakek dari kakek ku salah satunya yang ada di daerah Tangkahen – konon cerita kakekku badannya penuh dengan tattoo dan semacam garis-garis. Sedangkan leluhur penulis yang berasal dari Tumbang Mantuhe juga dahulu bertatto – hanya menurut cerita kakeku tattoo leluhur yang ada di Tumbang Mantuhe adalah perlambangan dari “sahabat-sahabat” ghaibnya. Orang sering mengasosiasikan Dayak dengan tattoo dan kuping panjang. Padahal tidak semua sub suku dayak menggunakan tattoo dan berkuping panjang. Pada kebudayaan Dayak Ngaju tidak dike...