Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
ASAL-ASUL PADI MENURUT DAYAK LAWANGAN
- 26 Juli 2018

Dayak Lawangan / Luwangan adalah salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah. Dipercaya Dayak Lawangan adalah induk dari Sub Suku Dayak Kelompok Barito – seperti Bentian, Benuaq, Paser, Maanyan, Tabooyang, Deah, Tunjung, Bawo dan Kutai. Menurut situs “Joshua Project” suku Lawangan saat ini hanya berjumlah 109.000 jiwa.

Seperti hampir semua Suku Dayak di Kalimantan, padi dianggap sebagai suatu yang bersifat ilahiah dan sangat berharga. Orang Dayak Luawang percaya padi berasal dari alam dewa-dewi.

Konon sebelum manusia mengenal padi, manusia hanya makan dari hasil berburu dan hasil hutan saja. Pada suatu hari ada seorang manusia pergi berkunjung ke tempat tinggal para dewa. Di alam dewa itu ia melihat berbagai jenis tanaman padi yang sedang menguning dan berisi. Dalam kunjungan itu, manusia tadi dijamu makan oleh para dewa, ia menikmati makanan para dewa yang berasal dari padi tadi. Ketika manusia itu memakan makanan tersebut ia merasa bahwa makanan itu sangat nikmat dan menyegarkan tubuhnya.

Sesudah menikmati makanan tadi, ia memohon kepada para dewa supaya diberikan segalam macam jenis bibit padi tadi untuk ditanamkan dibumi, namun sayang sekali permohonan itu ditolak oleh para dewa, karena makanan yang terbuat dari beras hanya layak dimakan oleh para dewa saja. Maka pulanglah manusia itu tadi dengan tangan hampa. Namun ia berniat untuk kembali ke alam dewa dan mencuri sebanyak mungkin jenis bibit padi.

Benar saja beberapa waktu kemudian, ia kembali berkunjung ke alam dewa dewi, dengan diam-diam ia mencuri padi. Dia berusaha membawa jenis-jenis padi sebanyak mungkin. Namun ternyata usahanya ini diketahui oleh pada dewata, ia kemudian ditangkap dan semua padi curiannya diambil kembali. Lalu manusia tadi diusir kembali ke bumi – namun mereka tidak mengetahui bahwa ia berhasil menyembunyikan 2 butir padi didalam lubang pusatnya yang tertutup oleh pakaiannya.

Sesampainya dibumi, ia kemudian menanam 2 benih padi yang diperolehnya tadi, padi itu kemudian langsung tumbuh dan berbuah. Para dewa terkejut mengetahui hal itu, tetapi padi yang sudah terlanjur tumbuh itu tidak mungkin untuk dibawa kembali ke alam dewata, maka para dewa sepakat membiarkan padi itu untuk tumbuh menjadi bahan makanan manusia. Namun manusia diharuskan “membagi” hasil usaha tanaman padinya itu kepada para dewa. Dua butir tadilah yang menjadi induk moyang segala jenis macam padi dan padi ketan didunia ini.

Pemberian bagian untuk para dewa dari hasil usaha berladang ini dilakukan dengan memberikan sesajian berupa nasi dan lauk pauk serta makanan lain yang biasany dibuat dari bahan beras atau beras ketan. Sesajian itu yang ditaruh itu baru boleh dimakan manusia apabila sudah satu malam berselang, mereka percaya pada malam hari pada dewa telah mengambil bagiannya, sehingga makanan yang tersisa dalam bentuk sajian itu menjadi “hambar” karena telah kehilangan maknanya sebagai sesuatu yang menyegarkan tubuh.

 

Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/11/11/asal-asul-padi-menurut-dayak-lawangan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa