Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
Senjata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
Pantak/Kayu Mamo
- 24 Juli 2018

Hi folks, penghormatan terhadap tokoh atau seorang figur yang berjasa bagi suatu desa maupun masyarakat merupakan suatu hal yang lumrah. Dikalangan rumpun Dayak Kanayatn/Kendayan (Ahe, Benana’, Belangin, dll.), Kalimantan Barat, bentuk penghormatan ini diekspresikan melalui sebuah patung yang disebut Pantak. Pantak tidak hanya bernilai seni tapi juga mengandung nilai budaya yang tinggi. Salah satu Pantak yang masih bisa ditemui di komunitas Dayak Belangin/Behe di kampung Sehe’, Kuala Behe, Kalimantan Barat adalah Pantak Mamo yang berbentuk Pohon. Adapun kisah yang diceritakan turun temurun oleh para orang tua mengenai Pantak ini adalah sebagai berikut :

Pada jaman mengayau dahulu, ada tujuh orang Panglima Dayak Belangin yaitu Mamo (berasal dari Benua Kedama), Munte Tayat (berasal dari Sengkruh), Nyanggo (berasal dari Behe), Atun Gago, serta tiga orang Panglima lainnya. Mereka ditugaskan untuk membunuh seorang Panglima Dayak Ribun dari daerah Sekayam yang bernama Himo Mayo. Himo Mayo memiliki badan yang sangat besar serta memiliki kesaktian yang luar biasa sehingga sulit untuk dikalahkan. Tujuh panglima ini ditugaskan karena Himo Mayo sudah memasuki daerah perbatasan Dayak Belangin dan melakukan teror dengan cara mengayau, membunuh serta menjarah barang2 perkampungan Dayak Belangin. Ketujuh panglima ini akhirnya sepakat untuk mengalahkan Himo Mayo dengan menggunakan perangkap. Mereka memasang bubu di sebuah sungai kecil yang telah diisi dengan banyak ikan. Pada saat melewati sungai itu Himo Mayo tertarik untuk mencuri bubu tersebut karena ikan yg ada di dalamnya sangat banyak. Saat Himo Mayo masuk ke sungai untuk mengambil bubu, ketujuh panglima tersebut menjatuhkan puluhan batang kayu ke sungai yang sudah disiapkan sebelumnya. Karena jumlah kayu yang sangat banyak akhirnya Himo Mayo terhimpit dan tidak bisa keluar dari sungai dan seketika itu juga para panglima menusuk-nusukkan tempuleng/tombak ke arah Himo Mayo hingga akhirnya ia meninggal, dan desa kembali aman.

Setelah panglima-panglima tersebut meninggal, sebagai bentuk penghormatan, dibuatlah tujuh pantak dari kayu belian/ulin bagi para panglima tersebut, bentuk serta panjang bagian tubuhnya disesuaikan dengan ukuran asli para panglima. Pantak-pantak tersebut disebar ditujuh desa berbeda, Pantak Mamo didirikan di desa Sehe’. Pada malam harinya setelah dipasang, masyarakat desa Sehe’ bermimpi mengenai Panglima Mamo dan keesokan harinya mereka mendapati suatu keanehan karena telah muncul akar serta beberapa cabang pada Pantak tersebut. Berita pun tersebar ke desa-desa lain. Keanehan ini hanya terjadi pada Pantak Mamo, sedangkan Pantak yang lain tidak terjadi hal serupa. Seiring berjalannya waktu, pantak tersebut kembali tumbuh menjadi sebuah pohon, dan sampai saat ini masih banyak masyarakat Dayak Belangin yang mengunjungi tempat tersebut karena dianggap sakral, dan apabila ada dahan yang jatuh maka potongan dari kayu tersebut akan digunakan sebagai jimat ataupun senjata. Admin akan update lagi info mengenai Pantak Mamo ini jika sudah mengunjungi secara langsung. Tabe.

 

Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/12/11/pantakkayu-mamo/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel