Banyak masyarakat dari berbagai suku di Indonesia yang mewujudkan rasa syukur mereka dalam bentuk upacara adat. Rasa syukur ini mereka panjatkan atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada mereka seperti panen yang berlimpah, kelahiran anak, rumah baru, dan lain sebagainya. Masyarakat Desa Goloni di kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur juga punya satu tradisi pengucapan rasa syukur, yaitu ritual penti. Ritual penti di flores merupakan pesta upacara sebagai wujud syukur atas hasil panen yang berlimpah. Hasil panen masyarakat Desa Goloni di Flores berupa kopi, vanili, cengkeh, dan juga padi. Ritual penti pada masyarakat Goloni di Flores NTT diselenggarakan setiap tahun. Ritual penti terus dipertahankan sampai sekarang. Masyarakat di Flores percaya jika mereka lalai menyelenggarakan penti, mereka akan terkena suatu musibah atau nasib buruk. Ritual penti pada masyarakat Desa Goloni di Flores NTT juga digelar sebaga...
Dibalik keanehan binatang Komodo yang hidup di bumi Congka Sae, sebutan untuk bumi Mangggarai Raya, tersimpan berbagai keunikan tradisi dan budaya masyarakat yang secara turun temurun diwariskan. Selain Tari Caci yang sudah terkenal di kalangan masyarakat Manggarai Raya, ada tradisi-tradisi yang terus diupacarakan di rumah-rumah adat di seluruh Manggarai Raya. Salah satu tradisi itu adalah Tradisi “Kapu Agu Naka”. Salah satu suku di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangka, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat menggelar ritual “Kapu Agu Naka”. Kapu artinya pangku dan Naka artinya, riang. Kapu agu Naka diartikan memangku seseorang dengan penuh riang atas berbagai keberhasilan, baik memberikan keturunan yang berkembang banyak maupun kesuksesan dalam menggarap sawah, kebun dan sekolah. Warisan leluhur ini harus dilaksanakan oleh keturunan dalam kehidupan masyarakat Manggarai Raya. Uniknya, ritual ini digelar untuk menghormati leluhur yang telah b...
Umat Katolik di Paroki Santa Maria Mater Dei,Oepoli, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, pekan lalu, menggelar Rogare atau doa untuk meminta hujan agar tanaman bisa tumbuh subur di atas lahan pertanian rakyat,,karena kondisi wilayah tersebut sudah sangat memprihatinkan.umat katolik setempat melakukannya dalam bentuk Rogare (bahasa latin) atau berdoa dengan intensi khusus meminta hujan turun ke bumi. Ogare atau masyarakat setempat menyebutnya Roga biasanya diawali dengan doa dan tapa selama tiga hari (senin-rabu) oleh tua adat atau pemimpin setempat di dalam Kapela Santu Reliqi Oepoli, sedang umat lainnya melakukan selama sembilan hari.yang unik dalam Doa Roga ini adalah tiap kutub memiliki pelindungnya masing-masing. Arah selatan adalah Nossa Senhora (Bunda Maria), Utara St Antonio Lagnio (St. Antonius Padua), Timur St Fransiskus Xaverius dan Barat St Don Louis IX. Dalam kegiatan Roga ini, peserta wanita memakai mahkota dari lingkaran batang dan da...
Di Sumba Barat, persiapan upacara tarik batu dilakukan lebih rumit dan memerlukan persiapan matang karena obyek yang ditarik adalah batu kubur yang berukuran besar dan sangat berat. Di lokasi asal batu, beberapa tukang kayu yang dalam istilah lokal disebut monipelu membuat kuda-kuda ( tenan ) berupa dua gelondong kayu bulat utuh yang ukurannya disesuaikan dengan batu yang akan ditarik. Kedua ujung kayu disatukan dan dibentuk menyerupai kepala kuda. Walaupun tenan berbentuk kepala kuda, namun secara simbolis tenan melambangkan perahu sebagai kendaraan yang akan membawa kubur batu. Bahan kayu yang digunakan terbuat dari kayu kameti yang bersifat lentur dan tidak mudah patah. Di atas tenan diberi kerangka kayu berbentuk empat persegi panjang mengelilingi batu, sebagai tempat pegangan paaung watu dan untuk meletakkan paji dan bendera. Paji adalah bentangan kain berwarna putih, sedangkan bendera (regi khobu) berupa kain-kain tenun motif asli Sumba yang merupakan s...
Upacara Ho’in Hoka’ Wekin Wolo atau upacara penyembuhan orang sakit dilakukan oleh tetua kampung atau pemangku adat yang biasa disebut ata kelake . Pihak-pihak yang terlibat dalam upacara ini adalah tetua adat/ ata kelake sebagai pemimpin upacara, keluarga besar sebagai simbol persatuan lahir batin, dan tuan tanah sebagai kunci utama dalam upacara adat. Jika si penderita sakit yakin penyakitnya disebabkan perseteruan, maka orang yang terlibat perseteruan itu turut hadir pada saat upacara dilangsungkan. Upacara Ho’in Hoka’ Wekin Wolo dilangsungkan di rumah orang yang menderita sakit. Upacara ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, acara Depa Dua (rentangan tangan- tombak) yang bertujuan untuk melihat penyebab orang tersebut menderita sakit. Penduduk wilayah Lewotala yakin bahwa bencana atau musibah yang dialami seperti penyakit yang tak kunjung sembuh, gangguan hama tanaman dan kekeringan ya...
Di Manggarai Timur (Matim), Flores NTT juga terdapat ritual adat yang juga digelar sekali dalam lima tahun. Masyarakat setempat menyebutnya, Kebhu . Ritual ini tidak dilakukan oleh semua suku di Matim, hanya di suku Lowa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba. Masyarakat etnik Rongga menyebutnya Limbu. Limbu itu pun bernama Tiwu Lea. Khebu tidak sama dengan unan-unan dan nundang padi . Khebu adalah prosesi penangkapan ikan di kolam atau muara. Namun, sbelum Khebu (menangkap ikan), terdapat beberapa ritual adat yang dilakukan. Minggu (29/10/2018) kemarin masyarakat dari suku Rongga kembali menggelar Khebu . Ratusan warga memadati Tiwu Lea, yang terletak di kampung Nangarawa, Desa Bamo, Kabupaten Manggarai Timur. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian acara Khebu , mulai dari prosesi adat hingga proses penangkapan ikan dan biota lainnya. Namun, tak semua yang hadir berasal dari keluarga suku Lowa, dari daerah lain turut hadir...
Ritual adat Kaba Tusi adalah prosesi pengukuhan para ketua suku oleh Nai Ina Ama Lasiolat (raja) sebagai pemangku adat tertinggi di wilayah adat Fialaran, Kecamatan Lasiolat, kabupaten Belu, NTT. Kaba Tusi juga menjadi sebuah simbol kewibawaan yang diberikan Nai Ina-Ama Lasiolat . Kaba tusi dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada para ketua suku agar mempunyai wibawa, kuasa, resmi dari raja dalam menjalankan kuasa kepemimpinannya atas suku. Dalam ritual ini, para ketua suku diberi kekuatan atau beran , sehingga dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka dapat bertanggung jawab. Upacara Kaba Tusi dilakukan secara terbuka di hadapan masyarakat adat sehingga semua kalangan tahu bahwa seseorang telah diberi satu kuasa dan mandat untuk memimpin suku. Secara tradisi, Kaba Tusi dikukuhkan langsung oleh raja/Ina Ama Lasiolat atas restu dan berkat para leluhur. Mako’an (Imam adat) juga dilibatkan da...
Naifeto Lale’an berasal dari tiga kata yakni Nai, Feto dan Lale’an . Nai berarti yang mulia, Feto artinya bunda dan Lale’an berarti surga. Naifeto Lali’an dapat diartikan Bunda Surgawi. Prosesi ini berupa perarakan patung Bunda Maria Stella Maris mengelilingi wilayah paroki tertua di pulau Timor tersebut. Selain untuk memperkokoh iman dan persaudaraan kristiani, Prosesi Naifeto Lale’an dilangsungkan untuk mengenang sejarah Kekatolikan di wilayah Atapupu. Kala itu para misionaris Jesuit datang ke tanah Atapupu dari arah laut membawa salib, Kitab Suci, Arca Bunda Perawan Maria serta sarana-sarana rohani lainnya. Tahun ini, prosesi Naifeto Lale’an berlangsung sejak 25 Juli hingga 31 Juli 2018 dimana terdapat dua rute perarakan yakni darat dan laut. Pada masa prosesi ini, Naifeto Lale’an atau Bunda Maria Stella Maris diarak mengunjungi umat di setiap k...
Nama Boti tentunya tidak asing lagi bagi wisatawan Nusantara maupun Mancanegara yang sudah pernah menginjakan kakinya di bumi berpenghasilan Cendana ini. Di dunia kepariwisataan, daya tarik wisata budaya Boti terus diburu oleh para pelancong lokal maupun internasional. Karena keunikan budaya tersebut membuat nama Boti terus menebar aroma bagi para pengunjungnya. Pada edisi budaya kali ini kami sengaja menyuguhkan budaya suku Boti yang diadaptasi dari disbudpar.ttskab.go.id, sebagai salah satu kekayaan budaya NTT dan Indonesia pada umumnya. Boti merupakan sebuah desa tradisional yang berada di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Desa Boti ini cukup terkenal, karena di sana bermukim sebuah suku asli (Suku Boti) yang hingga kini masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka selama beratus-ratus tahun. Warga Suku Boti hanya sekitar 415 jiwa itu masih menganut aliran kepercayaan asli yang diturunkan leluhur mereka. Di sekeliling mereka hidup masyarakat lain...