Ritual
Ritual
Ritual Adat Nusa Tenggara Timur Kabuppaten Belu
Ritual Kaba Tusi
- 26 Desember 2018

Ritual adat Kaba Tusi adalah prosesi pengukuhan para ketua suku oleh Nai Ina Ama Lasiolat (raja) sebagai pemangku adat tertinggi di wilayah adat  Fialaran, Kecamatan Lasiolat, kabupaten Belu, NTT.

Kaba Tusi juga menjadi sebuah simbol kewibawaan yang diberikan Nai Ina-Ama Lasiolat.

Kaba tusi dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada para ketua suku agar mempunyai wibawa, kuasa, resmi dari raja dalam menjalankan kuasa kepemimpinannya atas suku.

Dalam ritual ini, para ketua suku diberi kekuatan atau beran, sehingga dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka dapat bertanggung jawab.

Upacara Kaba Tusi dilakukan secara terbuka di hadapan masyarakat adat sehingga semua kalangan tahu bahwa seseorang telah diberi satu kuasa dan mandat untuk memimpin suku.

Secara tradisi, Kaba Tusi dikukuhkan langsung oleh raja/Ina Ama Lasiolat atas restu dan berkat para leluhur.

 

Mako’an (Imam adat) juga dilibatkan dalam prosesi ini. Para imam adat ini merupakan petugas dari Ina Ama untuk melaksanakan ritual pengukuhan.

Peran seorang imam adat yakni memanjatkan doa dalam bentuk mantra kepada ‘kekuatan yang lebih tinggi’: Nai Lulik Waik–Nai Manas Waik.

Ritual Kaba Tusi bukan sebuah upacara adat yang rutin dijalankan. Upacara ini baru terjadi jika Ina Ama Lasiolat merasa perlu untuk melaksanakan upacara ini.

Ada dua alasan pokok bagi Ina Ama Lasiolat melangsungkan upacara Kaba Tusi.

Pertama, apabila kepala suku mangkat, maka secara internal anggota suku mengangkat kembali salah satu anak atau keluarga dalam suku sebagai pengganti untuk menduduki jabatan kepala suku.

Kedua, apabila aktivitas dalam suku atau peranan ketua suku tersebut mulai terasa berkurang akibat kehilangan kewibawaan dalam memimpin suku. Maka dengan diselenggarakan upacara ini, bisa membangkitkan kembali semangat dan motivasi kepemimpinan ketua suku.

Proses pemilihan ketua suku ini selalu melahirkan dinamika internal yang cukup alot, akibat perebutan siapa yang dianggap atau menganggap diri layak menduduki jabatan ketua suku.

Pada kondisi yang tak tertangani, Ina Ama Lasiolat bertanggung jawab untuk mengintervensi. Sehingga secara otomatis suku yang bersangkutan dituntut untuk segera menyelesaikan persoalan internal tersebut dalam suku, sebelum pelaksanaan Kaba Tusi.

Dalam konteks ini, dapat dipahami yang dimaksud dengan suku merupakan satu unit sosial  terkecil masyarakat adat yang bisa terdiri lebih dari satu marga (fam).

Pada dasarnya struktur sosial ema tetun (orang Belu) khususnya di kerajaan Fialaran terdiri dari fukun-fukun, uma manaran atau uma hun (secara harafiah, ruas buku bambu, rumah suku, rumah inti; secara simbolis artinya klan, suatu komunitas kerabat seketurunan).

Uma manaran, uma hun dan uma fukun (disingkat, uma) adalah pusat kehidupan suatu kelompok kerabat yang berdasarkan ikatan darah dan kesamaan keturunan karena mempunyai seorang tokoh leluhur pendiri uma tersebut.

Keanggotaan suatu uma manaran biasanya didasarkan pada sistem perkawinan patrilineal berdasarkan adat kebiasaan pemberian belis putus yang disebut, faen kotu (secara harafiah, menggoyang kesana kemari sampai tercabut dari akar-akarnya; secara simbolis artinya, mengalihkan status seorang isteri dengan anak-anaknya dari uma asalnya ke uma sang suami).

Dengan upacara faen kotu, belis sebagai sistem pertukaran sosial untuk menghargai martabat dan kedudukan sosial seorang perempuan dipandang sebagai upacara pengukuhan adat untuk mengalihkan status, hak-hak dan kewajiban-kewajiban seorang perempuan atau isteri dan anak-anaknya dari uma asalnya menjadi anggota uma suku suaminya.

Itulah sebabnya, keberadaan seorang kepala suku menjadi penting karena persekutuan anggota-anggota suku dalam satu ikatan uma manaran akan lebih terorganisir akan lebih kuat.

Dalam kaitan dengan peran penting seorang kepala suku, maka dapat dipastikan bahwa dalam lingkup suku atau uma manaran, seorang kepala suku harus bertanggung jawab atas semua urusan rohani dan jasmani, di antaranya:

1. Memelihara harta pusaka dan hak ulayat atas harta produktif milik suku;
2. Menyelenggarakan upacara-upacara adat religius;
3. Mengatur urusan adat perkawinan, kelahiran, kematian, kenduri, dll;
4. Menjaga kesatuan, kerukunan, kedamaian, keadilan dan gotong-royong bagi anggota suku;
5. Menyelesaikan setiap perselisihan anggota suku secara damai dan penuh rasa kekeluargaan;
6. Turut membina dan memelihara norma-norma dan aturan adat istiadat.

Dalam konteks inilah, uma manaran juga disebut sebagai “uma lulik” (harafiah, uma berarti rumah; lulik, artinya suci, keramat), karena di dalam uma suku / manaran tersimpan harta benda milik suku yang dikeramatkan dan disucikan sebagai akar kehidupan.

Lulik yang dimaksud adalah “lulik uma laran” atau “tolu uma laran”, yakni kakaluk, soe no Kaman dan Koba Lalu’an.

Pada intinya, upacara Kaba Tusi ini bertujuan untuk memberi pengakuan dan restu bagi pimpinan suku setempat, menerima berkat dan kekuatan dari Yang Maha Kuasa dan arwah para leluhur.

Ritual ini juga dilakukan agar diketahui sacara luas oleh masyarakat adat setempat, sebagai ungkapan syukur dan simbol persatuan di kalangan para pemimpin dan anggota suku.

sumber : https://voxntt.com/2018/09/26/ritual-kaba-tusi-pengukuhan-adat-kepala-suku-di-belu/34624/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline