Di dalam kultur Batak kematian seseorang yang sudah bercucu, tapi anaknya belum semuanya menikah (sari matua) dan yang anaknya sudah semuanya menikah serta punya cicit (saur matua) dianggap sebagai suatu peristiwa besar yang sudah sepatutnya disyukuri (tidak banyak lagi kesedihan disana). Karena bagi orang Batak, kekayaan tak melulu dilihat dari harta melimpah. Namun memiliki keturunan banyak merupakan kekayaan dan kebanggaan yang tak ternilai. Kelak ketika mereka meninggal, kebanggan ini akan disimbolkan dalam mahkota dedaunan (sanggul marata/sijagaron/onda-onda). *** Sanggul marata diletak di halang hulu atau arah atas kepala. Sanggul marata terdiri dari macam-macam tumbuhan yang dirangkai sedemikian rupa. Ada lima macam daun yang digunakan, yaitu hariara (pohon ara), daun baringin (beringin), ompu-ompu (bunga bakung), sanggar (ilalang yang beruas), dan sangge-sangge (serai). Kelima daun ini ditanam dengan menggunakan padi dalam ampang (bakul) bersegi empat yang terbuat dari anyama...
Bagi suku Batak khususnya Batak Toba, mangongkal holi dohot manangkokhon saring-saring (menggali tulang belulang dan meninggikan posisi tulang-belulang) adalah salah satu bentuk penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Yang dimaksudkan dengan manangkokhon saring-saring tu dolok na timbo tu batu na pir adalah setelah tulang belulang orang tua tersebut digali dari dalam tanah, kemudian ditempatkan di tempat yang sudah disediakan terlebih dahulu. Pada zaman dahulu ditempatkan di bukit bebatuan, akan tetapi sesuai dengan perkembangan zaman dibentuk sedemikian rupa dengan bahan batu dan semen kemudian ditempatkan paling atas dari bangunan tersebut. Tak ada yang tahu tepat sejak kapan upacara ini diadakan. Masyarakat meyakini tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala bahkan sebelum agama masuk ke tanah Batak. Tradisi ini lahir karena kepercayaan nenek moyang dengan arwah leluhur. Mereka percaya bahwa ketika orang meninggal maka dia punya sahala atau kekuatan yang memengaruhi...
kepercayaan masyarakat terhadap suatu hal yang mungkin menakutkan seperti menghormati seseorang yang telah meninggal dunia dengan mengadakan ritual acara yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan "Paddoa/ayunan raksasa" yang di adakan setiap setahun sekali yang diadakan oleh masyarakat sekitar.acara ini juga sering dijadikan sebagai ajang promosi kebudayaan kepada seluruh masyarakat.acara ini diramaikan dengan "Pagganrang/permainan gendang dan lesung".serta acara makan sapi setiap hari pertama dan hari terakhir oleh masyarakat sekitar dan para pejabat daerah/tamu penting.acara berlangsung sekitar 1 minggu.
Erau adalah sebuah tradisi budaya Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun dengan pusat kegiatan di kota Tenggarong , Kutai Kartanegara , Kalimantan Timur . Erau berasal dari bahasa Kutai , eroh yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut dalam arti: banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan. Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama ( 1300 - 1325 ), juga diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara . Dalam perkembangannya, upacara Erau selain sebagai...
Balimau adalah tradisi yang biasa di lakukan oleh masyarakat minang dan melayu untuk mensucikan diri dengan mandi menelang memasuki bulan suci ramadhan. Balimau juga terdapat di Batam, di pantai Tanjung pinggir ketika akan memasuki bulan ramdhan banyak masyarakt melayu kampar, dan minang melakukan mandi bersama di pantai ini. Sebenarnya tradisi ini harus memisahkan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, karena jika bercampur maka tidak sesuai dengan syariat islam, maka untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan hendak nya perempuan tetap memakai pakaian lengkap di saat berbalimau, saat ini pun bukan hanya masyarakat melayu dan minang saja yang sering mengunjungi pantai tanjung pinggir untuk berbalimau, masyarakat dari berbagai susku pun juga ikut mandi untuk berekreasi dan mungkin juga ikut mandi untuk memeriahkan tradisi balimau.
Ada tradisi Unik yang dilakukan oleh masyarakat lamalera di Flores Nusa tenggara timur, yaitu tradisi yang tidak biasa di lakukan oleh masyarakat Indonesia lain nya, Tradisi itu adalah Tradisi berburu paus. Masyarakat Lamalera yang sudah di anggap dewasa dan memiliki kemampuan di haruskan mengikuti tradisi ini, biasanya satu keluarga harus mempunyai satu perwakilan untuk ikut berburu paus. Sebelum melakukan perburuan , mereka mengadakan acara doa bersama agar di beri kemudahan dalam melakukan perburuan, karena perburuan tidak semudah yang kita bayangkan. Dengan menggunakan alat tradisional yaitu Tombak yang di sebut "tempuling" para "lamafa (orang yang bertugas menikam paus dengan tempuling akan berdiri diujung perahu untuk melompat dan menghujamkan tombak pada tubuh paus. Daging paus yang diperoleh akan di bagikan kepada masyarakat desa, masyarakat juga menggunakan MInyak paus sebagai obat, dan bahan bakar untuk Pelita, Untuk menjaga populasi paus para pem...
Untuk urusan keberanian saudara kita yang dari Ujung timur memang jagonya, walau berani senyum dan keramahan Papua pun juga terkenal di Nusantara. Di Lembah Baliem terdapat suku dari ribuan suku di Indonesia yang bernama suku Dani, orang Dani ini mengungkapkan kesedihan karena salah satu keluarga meninggal dengan cara memotong jari mereka sendiri. Wooow.... saya pribadi tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya, tapi itulah uniknya suku-suku di Indonesia, kalau tidak Unik bukan Indonesia namanya. Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakit karena di tinggal keluarga tercinta. Benda untuk memotongnya pun tidak mengenal obat bius dan operasi, mereka biasa menggunakan parang,pisau , dan kapak, bahkan ada yang menggigit jari mereka sendiri sampai putus, bagaimana ada yang mau mencoba..
Sesuai filosofi masyarakat Baduy yang memandang alam adalah bagian dari kehidupan sehingga harus dijaga keberadaannya maka mata pencaharian masyarakat Baduy adalah berladang atau bercocok tanam di huma. Kegiatan berladang bagi masyarakat baduy sudah dilakukan sejak dulu secara turun temurun. Mata pencaharian masyarakat Baduy bersifat tertutup, hanya untuk kalangan masyarakat Baduy meskipun sekarang ada interaksi jual beli masyarakat Baduy. Mata pencaharian masyarakat Baduy yang mayoritas berladang menurut Garna (1996a.1007:108) adalah wujud kepercayaan masyarakat Baduy terhadap padi sebagai perlambang Nyi Pohaci Sanghyang Asri yang harus ditanam sesuai ketentuan-ketentuan karuhun yaitu sebagaimana nenek moyang mereka menanam padi. Padi ditanam di lahan kering, huma yang berada di luar dan di dalam desa, kecuali tidak boleh ditanam di di hutan larangan yaitu hutan tua di wilayah Baduy dalam. Dengan penanama padi di ladang sekali musim tanam tiap tahun mata pencaharian orang...
Tradisi Bakar Gunung Api merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam. Bakar Gunung Api merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat. Bakar Gunung Api dilaksanakan pada malam takbiran. Suku Serawai melaksanakan Bakar Gunung Api di halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam pelaksanaan Bakar Gunung Api, maka hal tersebut dapat mendatangkan bala. Upacara Bakar Gunung Api dilakukan serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya. Pembakaran...