Tawek adalah gong besar terbuat dari kuningan, berukuran tinggi 20 cm, garis tengah 60 cm, ada yang berukir relief ular naga dan yang biasa polos tanpa dekorasi. Gong yang berukuran lebih kecil disebut angkong, tinggi 8 cm, garis tengah 40 cm. Kedua gong tersebut berfungsi secara berbeda dalam tata ruang, tata bunyi dan saat-saat berbeda pula. Tawek dahulu dan sampai sekarang masih barang paling berharga. Pelaku pelanggaran terhadap aturan-aturan adat diwajibkan bayar denda berupa gong. Gong besar biasanya adalah pusaka yang diwariskan, dan hanya mungkin dimiliki oleh golongan bangsawan (paren). Tawek sebagai benda berharga tinggi, tetapi tidak dikeramatkan. Fungsinya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari terutama disaat kematian warga dan musibah kebakaran, dan juga untuk mengumpulkan warga desa pada waktu kegiatan gotong royong (ru-yung) atau berkumpul untuk menyambut kedatangan tamu penting atau pejabat pemerintahan.
Tawek dibunyikan dengan alat tabuh dari jenis kayu keras, seperti kayu ulin. Variasi bunyi yang berselang tempo diam yang berbeda menandakan berita macam apa yang sedang disiarkan. Berita kematian disampaikan dengan cara tiga kali bunyi berselang tempo diam : ooo - ooo...............ooo penabuh gong sambil berkeliling desa. Bunyi tawek yang demikian, menurut informan seorang pria berusia 60 tahun menyatakan mampu menyentuh perasaan sedih warga desa, sampai ada yang mengucurkan air mata sebelum tahu persis siapa orangnya yang meninggal itu.
Tanda kebakaran rumah dibunyikan dengan cara menabuh cepat dan waktu bunyi panjang: ooooooooooooooo...............OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO..........oooooooooooooooooooooooo. Tanda bunyi demikian akan membangkitkan warga desa bergegas keluar rumah sambil bawa parang, galah, ember berlari-lari menuju lokasi musibah menolong dan menyelamatkan yang belum terbakar dengan cara meruntuhkan sam bungan-sambungan tiang dan atap yang terbakar. Air hanya diarahkan untuk menyiram barang-barang pemilik. Mengingat sumber pengam bilan air berada jauh di sungai. Kebiasaan menggali dan menggunakan air sumur tidak membudaya di kalangan suku bangsa Kenyah. Air yang tidak mengalir disebut "air mati".
Panggilan berkumpul, gong ditabuh secara santai berulang-ulang dan bunyi tidak tetap, penabuh sambil berkeliling desa, dan menun jukkan di mana tempat berkumpul dan untuk keperluan apa. Gong besar tidak hanya mampu berfungsi sebagai alat komunikasi yang me nyampaikan pesan lisan-bunyi (aural-oral messages), tetapi juga ber fungsi sebagai juru bahasa bisu (silent language) pada saat upacara perkawinan adat Kenyah, kedua mempelai wajib duduk di atas dua buah gong besar, dengan demikian secara tersirat menyatakan sahnya hubungan kedua insan tersebut sebagai suami-istri. Tak peduli sudah atau belum beresnya prosedur lainnya misalnya persetujuan pihak agama dan urusan surat nikah dari pihak administrator pemerintahan. Reaksi warga Desa Rukun Damai terhadap kasus perkawinan amal gemi antara seorang keturuan Cina dari Surabaya dengan gadis Kenyah pada bulan Juli 1991, secara tersirat menyatakan demikian, bahwa mereka sudah bersanding di atas taweh. Sudah sah sebagai suami-istri. Kedua mempelai karena perbedaan agama, maka tidak diberkati pernikahan mereka di gereja.
Sumber: Konsep Tata Ruang Suku Bangsa Dayak Kenyah di Kalimantan Timur – Edi Sedyawati, EKM. Masinambow, Gunawan Tjahyono
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang