Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Lampung Lampung
Kumbang Macan dan Seekor Tawon
- 23 November 2018

 

Ada seekor tawon. Si tawon namanya. Ia tinggal bersama tawon-tawon lainnya di sebuah sarang yang terletak di tengah hutan. Mereka saling bekerja sama untuk mencari makan dan menjaga sarang dari serangan hewan-hewan lainnya.

Pada suatu pagi Si tawon mencari makan. Ia terbang mencari kebun bunga. Ia mendengar kabar, di pinggir hutan terdapat kebun bunga. Si tawon terbang bersemangat, meski ia belum mengetahui letak kebun bunga itu. Sambil terbang ia tersenyum. Wajahnya berseri-seri. Terbayang nikmatnya nektar yang akan disantapnya hari itu, jika ia menemukan kebun bunga yang dicarinya.

Ketika melewati pohon beringin besar, Si tawon melihat seekor kumbang macan. Si kumbang macan sedang duduk terdiam di atas dahan. Si tawon segera menghampiri. Katanya, “Salam wahai kumbang macan yang perkasa.”

Kumbang macan sedikit terkejut mendengar sapaan yang tiba-tiba itu. Ia menganggukkan kepala seraya menjawab, “Salam, wahai tawon.”

“Maaf kumbang macan yang perkasa, apakah boleh saya bertanya padamu?”

Kumbang macan menyahut, “Apa yang ingin engkau ketahui?”

“Konon, di pinggir hutan terdapat kebun bunga. Apakah engkau tahu, di mana letak kebun bunga itu?”

“Aku juga mendengar kabar seperti itu,” kata kumbang macan. “Menurut cerita, di tempat itu banyak saudara-saudaraku, para kumbang macan. Tetapi, letaknya di mana, aku sendiri juga tidak tahu. Aku pernah mencoba mencari, namun kebun bunga itu tidak kutemukan. Padahal, aku juga ingin ke sana untuk bertemu saudara-saudaraku itu.”

Si tawon terdiam. Tidak mudah ternyata menemukan kebun bunga yang dicarinya.

Mendadak Kumbang macan tersentak. Ia seperti teringat sesuatu. Katanya, “Beberapa hari lalu aku bertemu kawanan lebah madu pekerja. Mereka baru datang dari kebun bunga di pinggir hutan sebelah utara.”

Wajah Si tawon kembali berseri-seri. “Jika demikian,” ujarnya, “sebaiknya kita berangkat bersama-sama ke sana.”

“Pinggir hutan sebelah utara itu sangat jauh letaknya,” kata kumbang macan. “Jalan menuju tempat itu juga sulit untuk dicapai. Banyak rintangan dan hambatan yang menghadang.”

“Jika kita bersama-sama, kita akan bisa menghadapi rintangan dan hambatan itu,” jawab Si tawon. “Kita bisa saling tolong-menolong dalam perjalanan.”

Kumbang macan terdiam beberapa saat. Ia memikirkan ucapan Si tawon. “Baiklah,” katanya. “Kita berangkat bersama-sama.”

Kumbang macan dan Si tawon berangkat bersama. Keduanya terbang melintaSi semak belukar dan pepohonan. Sesekali sejenak mereka beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

Suatu saat kumbang macan kembali meminta mereka sejenak beristirahat. Kumbang macan hinggap di dahan pohon. Si tawon beristirahat di pucuk dedaunan. Mendadak Si tawon melihat sesuatu yang bergerak perlahan menuju kumbang macan. Tubuh sesuatu itu berwarna cokelat kehijauan, mirip dengan warna batang pohon dan daun. Sesekali sesuatu itu menjulurkan lidahnya. Terperanjatlah Si tawon setelah mengamati. Sesuatu itu adalah seekor bunglon. Kumbang macan dalam bahaya, karena bunglon itu bersiap memangsanya!

Si tawon bergerak cepat. Ia menyengat bunglon seraya berteriak, “Kumbang macan, awas! Lekas terbang! Lekas!”

Kumbang macan terkejut. Ia bergegas terbang.

Bunglon itu urung memangsa kumbang macan akibat sengatan Si tawon berulang-ulang mengenai tubuhnya.

“Terima kasih, tawon,” ujar kumbang macan setelah terbebas dari bahaya besar yang mengancam jiwanya.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Mereka terbang berdekatan untuk menjaga kemungkinan yang menghambat perjalanan keduanya. Mendadak Si tawon melesat mendahului kumbang macan. Ia seperti ingin segera tiba di kebun bunga yang mereka tuju.

Tiba-tiba Si tawon tak lagi bisa terbang. Ia merasakan tubuhnya melekat pada sesuatu. Ia meronta-ronta untuk melepaskan diri. Namun, semakin ia bergerak, semakin kuat ia menempel pada sesuatu itu. Si tawon ternyata terjerat pada sarang laba-laba.

“Tolong… tolooongl!” jerit Si tawon.

Si tawon semakin ketakutan saat melihat laba- laba besar bergerak mendekatinya. Ia semakin keras meronta-ronta, tetapi sarang laba-laba semakin erat menjeratnya. Si tawon tak lagi berdaya. Tak bisa dibayangkannya sebentar lagi ia akan dimangsa laba-laba.

Kumbang macan terkejut melihat Si tawon terjerat sarang laba-laba. Bertambah keterkejutannya saat mendapati laba-laba bergerak perlahan mendekati Si tawon. Ia tak ingin sahabat perjalanannya itu dimangsa laba-laba. Ingin pula ia membalas pertolongan Si tawon. Maka, dengan sekuat tenaga diterjangnya sarang laba-laba. Dengan kepala dan tubuhnya yang keras serta kaki-kakinya yang kasar lagi kuat, ia merusak sarang laba-laba. Jaring-jaring pembentuk sarang itu putus dan berantakan. Sebelum laba-laba menyergap Si tawon, Si tawon telah berhasil membebaskan diri.

Si tawon selamat. “Terima kasih, kumbang macan,” katanya.

Kumbang macan menganggukkan kepala.

Si tawon dan kumbang macan kembali melanjutkan perjalanan. Mereka kembali terbang berdekatan. Si tawon bahkan tidak ingin berjauhan dari kumbang macan. Begitu pula sebaliknya. Mereka saling menjaga dan bersiap menolong jika masing-masing membutuhkan pertolongan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Si tawon dan kumbang macan akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Sebuah kebun bunga terbentang luas. Aneka bunga tumbuh subur di kebun bunga itu.

Tak terkirakan gembiranya Si tawon dan kumbang macan. Si tawon bisa mendapatkan nektar yang banyak. Begitu pula dengan kumbang macan. Ia dapat bertemu dengan saudara-saudaranya yang banyak berada di kebun bunga itu.

 BERSATU DAN BEKERJASAMA SERTA SALING BANTU-MEMBANTU AKAN MEMBUAT SESUATU YANG BERAT DAPAT LEBIH MUDAH UNTUK DILAKUKAN.

 

Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/lampung/

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU