Sungai Ipa sedang surut airnya. Saat yang tepat untuk pergi mencari makan di muara sungai. Muara sungai menyediakan segalanya untuk mereka, mulai dari gurita, ikan, dan keraka. Apeya membayangkan banyaknya ikan dan gurita yang bisa mereka tangkap. Apeya dan anaknya dengan tenang mendayung perahu menuju muara sungai.
Tidak lama kemudian terdengar suara aneh.
‘Ibu, suara apa itu?” Tanya anaknya.
“Ai, benar, suara apa itu?’ Kata Apeya sambil mengarahkan pandangan ke langit, asal suara itu.
Akhirnya, di batas langit, nampaklah sumber suara itu. Ternyata Takumemyau. Buaya bersayap. Orang-orang takut sekaligus hormat kepada mahkluk yang satu itu.
Ada dua jenis Takumemyau, yang baik dan yang jahat. Apeya tidak tahu, Takumemyau mana yang sedang terbang di atas mereka.
“Dia terbang di atas kita, Ibu. Mau apa dia?”
“Tidak tahu, kita terus jalan saja.”
Takumemyau berbalik arah. Dari cakrawala dia menukik ke bawah ke arah sungai. Badan dan sayapnya yang besar menyebarkan ketakutan. Apeya mempercepat kayuhannya.
Sempat terpikir dalam benak Apeya untuk lari masuk ke mangi-mangi. Tapi terlambat. Takumemyau menukik ke arah perahu mereka.
Cakar-cakar Takumemyau mencengkeram Apeya dan membubung membawa Apeya. Dayung Apeya terjatuh di sungai. Anaknya menjerit keras tapi tidak ada seorang pun di sekitar mereka.
“Hendak kau bawa ke mana aku?” Jerit Apeya. Takumemyau tidak menjawab. Kepak sayapnya yang besar terdengar begitu mengerikan dan membawa Apeya semakin membubung tinggi.
“Mama!” Teriak anak. Takumemyau tak menggubris.
“Beritahu orang kampung, mama dibawa pergi Takumemyau!” Balas Apeya.
“Takumemyau! Hendak kau bawa ke mana diriku?” Tanya Apeya lagi.
“Apeya. Aku bawa kau ke rumah barumu” balas Takumemyau. Suara Takumemyau terdengar seperti orang yang memakan kapaki (tembakau) banyak sekali. Parau.
Takumemyau terbang ke arah gunung besar. Apeya jadi ingat, biasanya jika cuaca cerah, Apeya biasa memandangi gunung yang berselimutkan benda aneh berwarna putih itu.
Kini Apeya tidak percaya bahwa dirinya sedang menuju ke gunung itu. Tanpa terasa mereka sudah hampir tiba di puncak gunung. Udara dingin sekali. Takumemyau menukik ke sebuah dataran. Apeya teringat pada anaknya.
Tiba-tiba Apeya menyadari, Takumemyau membawanya ke sebuah gua yang besar sekali.
“Apeya, inilah rumah barumu” ujar Takumemyau sambil meletakkan Apeya di sebuah batu besar.
Di sekelilingnya Apeya melihat dinding gua dilabur cahaya yang terang. Beberapa air terjun kecil mengalirkan air yang nampak segar sekali.
Di sudut-sudut gua tertumpuk banyak sekali makanan. Sebagian Apeya bisa mengenalinya, tapi sebagian besar lagi Apeya tidak tahu makanan jenis apa itu.
“Semua yang kamu butuhkan ada di sini” kata Takumemyau.
Apeya takjub setengah mati. Tidak pernah dia melihat tempat seperti ini. Apalagi di dalam perut gunung.
Sementara itu jauh di kampung Apeya, orang-orang tidak bisa melakukan apa-apa selain mendaraskan kisah Apeya dan Takumemyau. Jika cuaca sedang cerah, dari sungai tempat Apeya dibawa pergi Takumemyau, mereka bisa melihat gunung nun jauh di sana tempat tinggal baru Apeya.
sumber:
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...