Hak-hakan berkembang di Dusun Kaliyoso dan Tegalombo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Boyolali. Hak-hakan mulai dikenal sejak tahun 1921. Kesenian ini menggambarkan masyarakat yang mencari air untuk keperluan pertanian, kemudian mengalirkannya, cara menggarap sawah, cara pemeliharaan pertanian, dan memetik hasilnya, serta membangun desa. Setiap bagian pekerjaan digambarkan secara medetail, sehingga pertunjukan ini membutuhkan waktu 12 jam. Acara dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 19.00 WIB.
Alur pada hak-hakan adalah sebagai berikut: semula daerah dusun belum memiliki nama dan baru beberapa keluarga yang tinggal. Pada saat mereka bercocok-tanam selalu bermasalah dengan keberadaan air, maka mereka mengadakan musyawarah agar air dapat dialirkan ke wilayah mereka. Kemudian dicarilah sumber sampai ke daerah Muncar. Sumber air tersebut kemudian disebut sebagai sumber buda, yaitu sumber air yang dibuat saluran menuju daerah mereka. Pembuatan saluran air ini tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka bekerja keras meratakan gunung dan tanah miring, menyingkirkan batu besar dan membersihkan pohon-pohon tinggi yang menghalangi jalur aliran air. Hingga akhirnya air dari sumber buda tersebut dapat dialirkan ke tempat mereka tinggal. Selanjutnya aliran air ini dinamakan “Kaliyoso”, yang artinya sungai yang dibuat bersama.
Setelah air mengalir, tanah pertanian berangsur-angsur subur sehingga banyak orang yang tertarik datang dan tinggal di daerah itu. Makin lama mereka membuat perkampungan dan membuat fasilitas umum seperti jalan dan batasbatas pedukuhan yang mereka miliki. Penduduk merasa bahwa kampong mereka harus diberi nama yaitu sesuai dengan saluran air yang mereka bangun, yaitu Kaliyoso.
Keseluruhan kesenian ini diperagakan dengan bentuk tarian dan permainan masal yang diiringi dengan suara gamelan, lagu dari para sinden, dan bunyi-bunyian seperti kentongan dan koplokan (bunyi-bunyian yang terbuat dari bambu). Istilah ”hak” menurut mereka sama dengan hak milik atau memiliki atau mempunyai. Penduduk Kaliyoso setelah berhasil membuat saluran air dan dapat bercocok tanam, mereka merasa memiliki. Apa yang ada di Kaliyoso merupakan hak mereka. Kemudian hak-hakan dilakukan untuk mengenang perlakuan dan tindakan sejak mereka musyawarah, mencari jalan air, bercocok tanam hingga membuat kampung. Kesenian ini dilakukan secara masal – sekitar 70 orang – yang terdiri dari hampir semua warga laki-laki di Dusun Kaliyoso.
Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang