|
|
|
|
![]() |
Cerita dibalik keramik Cina di Makam Sunan Gunung Jati Tanggal 15 Apr 2016 oleh Ressy vemialita. |
Dinding tinggi bercat putih di kompleks Makam Sunan Gunung Jati permukaannya nyaris penuh berhiaskan keramik Tionghoa asli dengan hiasan batu beraneka warna yang bertebaran di sana sini. Sangat menawan dan indah. Dibalik dinding putih elok bertabur keramik ini terdapat makam Pangeran Radja Sulaeman, Sultan Sepuh IX Kesultanan Cirebon.
Keramik piring dan bentuk bulatan lebih kecil yang mengelilinginya di lingkungan makam itu konon dibawa oleh Putri Ong Tien Nio, istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Negeri Tiongkok. Keramik yang telah berusia ratusan tahun itu warnanya terlihat belum juga pudar dan tampaknya terawat dengan cukup baik.
Alkisah, tahun 1479, Syarif Hudayatullah alias Sunan Gunung Jati pergi ke negeri China untuk menyebarkan agama Islam. Ia pergi ke wilayah China yang bernama Nan King. Di sana, ia bergelar Maulana Isnanul Kamil.
Penyebaran agama Islam di Tiongkok oleh Sunan gunung Jati sempat menuai konflik. Namun, dari konflik itulah, sang sunan bertemu dengan Ong Tien dalam sebuah perjamuan makan di kerajaan.
Saat banyak orang di China pada saat itu mulai mualaf, Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming yang memimpin China saat itu kesal. Ia mengundang Sunan Gunung Jati datang ke kerajaan mengikuti perjamuan makan hanya untuk mempermalukannya.
Dalam perjamuan makan, kaisar memanggil Ong Tien yang kala itu masih berusia belasan. Kemudian, kaisar bertanya pada Sunan Gunung Jati tentang sebab kondisi perut Ong Tien yang membesar dan penyembuhannya.
Sang sunan berkata bahwa Ong Tien tak memiliki penyakit yang harus disembuhkan. Ia hanya hamil. Kaisar membantah dan mengatakan bahwa perut besar putrinya disebabkan oleh bokor kuning. Kaisar menuduh sang sunan melakukan kebohongan dan mengusirnya dari Tiongkok.
Setelah beberapa lama, barulah diketahui bahwa Ong Tien ternyata memang hamil. Ong Tien yang jatuh cinta kepada sang sunan tak kuasa untuk menahan rindu. Sementara, sang kaisar terus sedih melihat kondisi putrinya.
Akhirnya, Ong Tien meminta izin untuk menyusul Sunan Gunung Jati yang kembali ke Cirebon setelah diusir. Kaisar mengizinkannya dan meminta pelautnya untuk mengantar putrinya ke Jawa.
Putri Ong Tien pergi ke Jawa membawa tujuh kapal. Ia juga membawa ratusan keramik dari Tiongkok sebagai hadiah untuk sang sunan. Ia pun membawa surat dari kaisar untuk sang sunan yang berisi permintaan untuk meminang putrinya.
Sunan Gunung Jati pun akhirnya menikahi sang putri. Sayang, umur pernikahan tak lama. Ong Tien meninggal pada usia yang masih sangat muda, 23 tahun. Sementara, sang sunan hidup lama, hingga lebih dari 100 tahun.
Semua keramik tanda cinta Ong Tien pada sang sunan itu kini bisa dilihat di kompleks makam Sunan Gunung Jati. Beberapa keramik dijadikan dekorasi dinding makam. Keramik hiasan berupa piring dengan lukisan berwarna biru.
Selain keramik hiasan dinding, terdapat pula guci keramik besar, piring dan beragam perkakas keramik yang sengaja ditaruh di sekitar makam. Keramik itu dahulu juga dibawa Ong Tien dari Tiongkok ke Jawa.
Makam putri Ong Tien sendiri berada hanya beberapa meter dari makam sang sunan yang ditutup pintu kayu. Di dekat makam Ong Tien itulah, guci keramik besar yang dibawanya ditaruh.
sumber:
kompas travel
foto: koleksi pribadi "RESSYVU
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |