Tarian
Tarian
Tarian Jawa Timur Blitar
Barong Rampog - Blitar - Jawa Timur
- 19 Maret 2018

Barong Rampog berasal dari kata barong dan rampog. Barong berarti binatang buas. Rampog berasal dari kata rampongan atau rampog yang berarti ‘kerayah’ atau ‘berebutan’. Jika ditelaah lebih dalam lagi, barong rampog memang merupakan bentuk penggabungan dua budaya, antara budaya tari Barongan dan tradisi Rampogan Macan.

Rampogan Macan merupakan tradisi Blitar yang populer pada abad 18 – 19 M. Rampogan Macan jika diartikan secara bahasa artinya berebutan harimau. Tradisi ini biasanya dilakukan di alun-alun kota dengan mempertontonkan pertandingan antara harimau dan banteng. Yang kalah adalah hewan yang terbunuh. Dalam pertandingan ini, harimau kerap kali menjadi pihak yang kalah. Biasanya ia mati dengan luka di sekujur tubuhnya karena tertusuk tanduk banteng. Tidak cukup sampai di situ, saat macan sudah tergolek tidak berdaya, orang-orang yang ada di sana akan mengarahkan tombaknya ke tubuh harimau sampai mati. Tradisi Rampogan Macan pada awalnya merupakan tradisi para ningrat di Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Kemudian tradisi ini lebih digemari oleh para bupati-bupati di daerah Jawa Timur. Blitar dan Kediri tercatat sebagai daerah yang paling sering mengadakan Rampogan Macan. Namun karena populasi macan Jawa yang semakin sedikit, akhirnya pada tahun 1905 tradisi Rampogan Macan tidak boleh lagi diadakan.

Menggabungkan Tari Barongan dan tradisi Rampogan Macan, Kholam Siharta seorang seniman asal Blitar peduli terhadap budaya rampogan macan dan ingin menampilkannya kembali dalam sajian yang berbeda. Ia mengkreasikannya menjadi tari Barong Rampog. Ia adalah pemuda asal Kelurahan Beru, Kecamatan Wingi, Blitar. Bukan hanya mengkreasikan tarian, tapi pemuda tersebut juga ingin menyampaikan pesan kepada para penikmat seni untuk mengingat kembali tradisi Rampogan Macan dan mengambil pelajaran agar saling menjaga sesama makhluk hidup. Jika pada umumnya topeng kepala barong menampilkan kepala harimau, dalam barong rampog, mempunyai hiasan leher berupa puluhan batang lidi yang menggambarkan tombak yang ditusukkan ke badan harimau. Melalui Barong Rampog, Kholam ingin menggambarkan bagaimana perasaan sang harimau saat disiksa oleh manusia-manusia yang menghunuskan tombak ke arah tubuhnya.

Tarian Barong Rampog menceritakan kisah kehidupan manusia yang diibaratkan sebagai barong, dari kelahirannya sampai masa dewasa, agar bisa hidup selaras dengan alam dan dapat membatasi egonya. Selain barong, terdapat berbagai penyimbolan lain dalam tarian ini, di antaranya godaan duniawi yang disimbolkan dengan empat penari tayub dan alam yang disimbolkan dengan empat penari merakan. Pada klimaksnya, muncul Dadak Merak, salah satu ikon Reog Ponorogo yang menyimbolkan bencana. Di akhir bagian, simbol cinta dan harmoni diwakili dengan seorang wanita yang menari di atas kendil.

Dalam menjalani kehidupan, seseorang diharuskan memilih keputusan, dalam tarian Barong Rampog ini, jika seseorang lebih mementingkan dan memilih hawa nafsu, maka yang akan timbul adalah kerusakan. Sebaliknya, jika seseorang mampu bertahan akan berbuah baik.



 

Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/04/08/tarian-barong-rampog-ajarkan-manusia-selaras-dengan-alam

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline