Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Tengah Boyolali
Asal Desa Potronayan
- 13 Juli 2018

Nama Desa Potronayan cukup dikenal di kalangan masyarakat Boyolali. Meski demikian, tak banyak warga yang tahu sejarah dan asal-usul desa di Kecamatan Nogosari ini.

Tak banyak pula sumber dan literatur yang mengungkap asal usul desa berpenduduk 5.600-an jiwa ini. Kepala Desa Potronayan, Sugeng, mengakui memang hanya sedikit sesepuh warga desa yang masih mengingat sejarah maupun asal usul  nama Desa Potronayan. Meski terdapat sejumlah versi cerita, namun secara umum Desa Potronayan tak bisa dipisahkan dari dua nama tokoh populer dalam cerita rakyat, yakni Mbah Potro dan Mbah Noyo.

"Bahkan, nama Desa Potronayan ini diambilkan dari nama sosok Mbah Potro dan Mbah Noyo yang menjadi cikal bakal nama desa ini," jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (7/7/2018).

Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang dalam beberapa versi, kata Sugeng, Mbah Potro dan Mbah Noyo ini adalah pasangan suami istri. Mereka memiliki tugas membuang barang-barang pusaka dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang tak terpakai ke tanah Potronayan.

Ada pula yang menyebutkan Mbah Potro dan Mbah Noyo bertugas membuang benda-benda angker dari Keraton ke Potronayan. Jarak Keraton ke Potronayan sekitar 13-15 km. Ketika ada ruwatan di Keraton, barang-barang yang sudah tak berguna dibuang ke tempat jauh dengan harapan untuk membuang sial.

"Ada yang menyebutkan Mbah Potro dan Mbah Noyo ini abdi dalem Keraton. Namun, ada yang menyebutkan mereka adalah tokoh pelestari adat  setempat," jelasnya.

Lambat laun, jumlah warga di wilayah Potronayan kian bertambah. Desa yang semula sepi dan hanya menjadi tempat membuang benda-benda keramat akhirnya berkembang dan banyak penduduknya. Nama Mbah Potro dan Mbah Noyo seakan terpatri di benak warga sebagai tokoh adat setempat. "Dari situlah, desa ini kemudian dinamakan Desa Potronayan," jelasnya.

Setelah kemerdekaan RI, Desa Potronayan terus berkembang. Tanah-tanah pertanian kian berkembang dan terkelola dengan baik karena infrastuktur seperti irigasi teknis dari Waduk Cengklik dan irigasi nonteknis telah dibangun.

"Sebagian besar warga kami bermata pencaharian sebagai petani, selain sebagai pengusaha mebel, kerajinan sepatu, dan tas," jelas kades dua periode ini.
Ketika era industrialisasi berpembang pesat di era 1980-an, warga Desa Potronayan pun mulai banyak yang berkerja di sektor industri. Mereka banyak yang mengais rezeki ke Kota Solo dan Sukoharjo di sektor industri yang jaraknya relatif masih terjangkau.

Kini, berkat kemajuan zaman, mata pencaharian warga juga ikut tergeser. Jika dahulu basis perekonomian warga adalah pertanian, sekarang basis perekonomian warga bermacam-macam, mulai usaha jasa, industri kreatif, dan sektor nonformal lainya.

"Jika dulu menggantungkan diri dari sektor pertanian saja, sekarang menjadikan sektor pertanian sebagai sampingan saja," jelasnya.

Sumber: http://soloraya.solopos.com/read/20180709/492/926930/asale-desa-potronayan-boyolali-dan-kisah-pembuangan-benda-keramat

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa