Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) atau biasa disebut Taman Budaya Surakarta (TBS) merupakan tempat yang menjadi wadah pengembangan, penelitian, dokumentasi, dan apresiasi seni budaya. TBJT terletak di Jl. Ir. Sutami No. 57, Kota Surakarta. Letaknya strategis berdampingan dengan Institusi Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Berbagai pagelaran seni digelar di TBJT. Mulai dari modern, kontemporer, hingga pameran-pameran seni lainnya. TBJT didirikan sebagai pusat kebudayaan berdasarkan pada surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No : 0276/0/1978 tanggal 16 Agustus 1978 dan mulai dirintis pembangunannya oleh almarhum SD. Humardani pada 1981 yang saat itu menjabat sebagai Direktur Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta dan Pimpinan Proyek Pengembangan Kesenian Jawa Tengah (PKJT) Latar belakang dibangunnya TBJT yaitu karena Surakarta merupakan kota budaya yang memiliki pusat kebudayaan Jawa yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangku...
Pada zaman dahulu di pinggiran Sungai Musi terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Palembang. Kerajaan tersebut sangat subur, makmur dan tentram dengan penduduk yang cukup banyak. Kerajaan tersebut diperintah oleh Pangeran Riyo yang tidak hanya tampan tetapi juga gagah. Ia merupakan putra sulung Sultan Palembang. Sayangnya, hingga kini Pangeran Riyo belum memiliki permaisuri. Oleh karena itu, ia belum diberi gelar sultan hingga kedua orang tuanya mangkat. Sesungguhnya, sudah banyak gadis rupawan yang dikenalkan namun belum ada satu wanita yang berhasil memikat hati pangeran Riyo. Pangeran Riyo sendiri menginginkan calon permaisuri yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik pula. Ia berharap pendampingnya kelak mampu memberikan warna baru pada kerajaan sehingga derajat rakyatnya semakin meningkat dan disegani oleh kerajaan tetangga. Lalu, pada suatu siang yang cerah datanglah dua orang punakawan (prajurit) menghadap. “Ampun, Tuanku, kami berdua ingin me...
Terlihat sebuah jukung membelah air. Seorang laki-laki dengan tenang mengayuh dayung. Laki-laki itu berumur kira-kira 30 tahun. Wajahnya memperlihatkan ketenangan. Matanya teduh, meskipun tampak kelelahan samar di wajahnya. Seekor anjing tegak berdiri di ujung depan perahu mengamati sekeliling dengan ekor mengibas ke kirikanan, layaknya seorang panglima yang mengawasi anak buahnya. Anjing itu bangga karena menjadi pengawal bagi tuannya. Senja keemasan segera menghilang dari langit saat perahu kecil itu menepi ke daratan. Dengan lompatan kecil, anjing tadi mendarat dengan mulus di atas tanah. Sementara, laki-laki itu naik ke daratan lalu menarik perahu ke daratan dan mengikatkan tali yang terkait di perahu ke sebuah tonggak kayu yang sengaja ditancapkan di pinggir danau itu Danau Sembuluh namanya, sebuah danau yang cukup luas dan dalam. Berbagai macam ikan hidup di dalamnya sebagai sumber penghidupan penduduk di sekitarnya. Secukupnya untuk keperluan sehari-hari, selebihnya dijual da...
Kebudayaan wilayah Bekasi ternyata tidak kalah menarik denganwilayah lainnya. Berbagai macam kesenian tradisional yang ada di wilayah Bekasi diantaranya adalah tanjidor, lenong, gambang kromong, ujungan, musik gambus, wayang kulit, wayang golek, dan tari topeng. Kali ini, saya akan mencoba untuk membahas sedikit tentang Tari Topeng Bekasi. Tari Topeng Bekasi adalah pertunjukan teater rakyat yang telah berkembang di pinggiran wilayah Betawi selama lebih dari setengah abad atau 500 tahun. Di wilayah Pasundan, khususnya daerah Karawang, kesenian ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk kesenian Banjet. (Adeng, 2014) Berdasarkan asal-usul tarian Topeng Bekasi, saat itu Mataram masuk dalam penaklukan Belanda saat bangsa Belanda menduduki Batavia. Pada saat yang sama, Mataram dengan sangat ambisius menguasai pulau Jawa. Untuk mencapai ambisi tersebut, Mataram yang diduduki oleh Belanda kemudian menyerang Batavia. Namun di dalam penyerangan ini, Mataram tidak mampu menguasai Batavia da...
Bundengan: Sejarah dan Kisah Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang menjadi titik tengah pulau Jawa ini berkarakteristik lahan basah dan pegunungan. Wonosobo juga merupakan Kabupaten yang kaya akan budaya dan seni. Salah satunya adalah budaya pastoral seperti angon bebek (penggembala bebek). Sontoloyo atau sebutan bagi penggembala bebek ini biasa menggunakan alat semacam payung yang digunakan untuk berteduh dari panas dan hujan selama melakukan menggembala bebek. Tentu saja karena budaya itu sendiri, perkakas beradaptasi karena faktor lingkungan. 1. Sejarah Bundengan Kowangan merupakan alat yang berbentuk seperti payung besar yang karakteristik bentuknya mirip seperti tudung. Kowangan merupakan alat yang sudah ada sejak zaman Majapahit yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti tani (bertani), ngarit (mencari rumput), dan angon bebek (menggembalakan bebek). Dalam mengisi waktu istirahat biasanya penggembala...
Tak mau kalah dengan manusia, tembakau pun juga menikah. Magelang merupakan sebuah daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki letak geografis cukup unik, yakni keberadaan lima buah gunung yang mengitarinya. Posisi geografisnya yang demikian membuat Magelang memiliki kebudayaan yang tak kalah unik dan tentunya menarik. Meski dengan adanya kemajuan zaman, kebudayaan setempat masih dipegang teguh oleh masyarakat disini, salah satunya yaitu upacara ritual adat. Terdapat berbagai macam jenis upacara ritual adat yang dilakukan contohnya adalah ritual upacara Pernikahan Tembakau. Benar sekali, ini adalah upacara pernikahan antara tumbuhan tembakau yang dilaksanakan layaknya pernikahan manusia, bahkan dengan acara yang lebih meriah. Pernikahan Tembakau ini dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat di sekitar lereng Gunung Sumbing, tepatnya Desa Genito, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan serta harapan agar senantiasa selalu diberikan hasil panen...
Dahulu kala ada seseorang yang bernama Ki Sutaarga. Ia berniat menyelenggarakan tontonan wayang. Peran yang diinginkan olehnya untuk di tampilkan, yaitu peran yang paling di larang oleh dalang. Peran itu di tampilkan, tetapi tidak boleh sampai akhirnya. Karena jika sampai akhir biasanya selalu ada kejadian yang tidak diinginkan. Tapi Ki Sutaarga ngotot ingin tahu peranan itu sampai akhirnya. Walaupun harus bayar berapapun, bukan burung bayaran asal peranan itu di tampilkan sampai ke akhirnya. Ki Dalang pun berkata “Baik akan di tampilkan sampai ke akhirnya, asal ongkosnya di bayar duluan?”. Tidak banyak cerita, Ki Sutaagra bayar atas permintaan dalang tersebut. Karena didorong dengan ongkos yang besar, diselenggarakan tontonan wayang yang sangat ramai. Penyanyi yang akrab disapa Nyai Astrakembang yang bersinar terang, kalau kata anak-anak sekarang seperti enyoy-enyoyan, menyanyikan lagu-lagu yang sangat membahagiakan. Para penonton pun tiba dari suklakna dari siklukna. Ramai...
Tak ada yang tahu pasti tentang Kuhlan, namun ada segelintir orang yang mengatakan bahwa ia adalah Willem Hermanus Hooghland, pemilik Borderij N.V. Almanak. Ia adalah seorang kaya raya pemilik lahan di Pangalengan pada masa tersebut. Kala itu, Kuhlan tinggal menetap di Pangalengan. Namun, demi alasan memenuhi kebutuhan listrik dan cadangan air bersih untuk warga Bandung, akhirnya kawasan tersebut kemudian dijadikan danau atau dikenal pula sebagai Situ. Pembangunan Situ Cileunca memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar tujuh tahun. Tepatnya sejak 1919 hingga 1926 silam. Tempat wisata di Pangalengan itu dibangun dengan membendung aliran Sungai Cileunca. Ini pula yang menjadi alasan penamaan bagi danau buatan tersebut. Sementara bendungannya kini diberi nama Dam Pulo. Lantas apa istimewanya? Keistimewaannya adalah mengenai alat yang digunakan untuk membangun Situ Cileunca dan membendung sungai. Konon, pembangunan Situ Cileunca dikomando oleh dua orang pintar yang dikenal seba...
Seni lukis wayang kamasan adalah salah satu bentuk karya seni klasik yang berawal pada abad ke-17 dan dianggap penting dalam kebudayaan Bali. Sementara karya seni ini tidak dapat dipisahkan dari nilai keagamaan, terutama nilai ritual. Kamasan sebenarnya adalah nama sebuah desa yang berada di Kabupaten Klungkung, Bali. Desa ini dikenal sebagai gudangnya seni lukis wayang klasik. Corak lukisan Bali klasik dalam lukisan kamasan sangat mudah dikenali. Warna dasarnya cokelat muda. Cokelat muda ini diambil dari batu gamping yang dicelup dalam air. Untuk warna hitam pada setiap garis yang ditorehkan, pada zaman dulu digunakan jelaga. Namun saat ini, pelukis sudah menggunakan tinta lukis modern untuk mendapatkan torehan hitam. Sedangkan warna-warna lain, pelukis menggunakan cat air agar lukisan lebih semarak. Asal-usul lukisan wayang tradisional gaya Kamasan, merupakan kelanjutan dari tradisi melukis wong-wongan (manusia dengan alam sekitar) pada zaman pra-sejarah hingga masuknya ag...