Kalau kita mendengar kata pasar biasanya kita terbayang sebuah tempat yang menjual bahan pokok seperti sayur,buah, daging, dan sebagainya. Namun ada satu pasar unik yang dimiliki oleh Kota Surakarta yaitu Pasar Triwindu. Di dalam pasar tersebut kita tidak akan menemukan bahan pokok melainkan berbagai macam barang kuno ataupun antik di setiap sudutnya. Pasar triwindu sendiri merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Raja Pura Mangkunegaran yang pada awalnya bernama Windujenar. Pasar ini dibangun pada tahun 1939 yang selanjutnya diikuti perkembangan zaman mengalami pembauran di tahun 2008 dengan mengikuti gaya budaya Surakarta. Lalu pada tahun 2011 Pasar Winujenar berubah namanya menjadi Pasar Triwindu. Pasar Triwindu sendiri dibangun untuk memperingati tiga windu masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII. Pada awalnya hanya berisikan sederetan meja yang menjual jajanan pasar, namun lambat laun para pedagang mulai mendirikan kios kecil. Pada awalnya pasar ini bernama pasar Wind...
Kota Surakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata yang menarik mulai dari alam, sejarah, budaya, kuliner dsb. Salah satunya destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah Pura mangkunegaran. Selain dapat menikmati estetika dari Pura Mangkunegaran, para wisatawan juga dapat mempelajari sejarah dari salah satu keraton di Surakarta. Mangkunegaran sendiri merupakan salah satu bagian dari pecahan 4 kerajaan mataram islam yang didirikan oleh Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) yang memiliki gelar Sampeyan-dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro I pada tahun 1757.Salah satu yang menjadi penanda didirikannya pura mangkunegaran ini adalah perjanjian salatiga yang berisi diakuinya Raden Mas Said sebagai pangeran yang memimpin wilayah otonom dengan status kadipaten. Dalam rentang waktu 1757-1946, Mangkunegaran merupakan sebuah kerajaan otonom yang memiliki kekuasaan untuk punya tentara sendiri dari Kasunanan Surakarta. Namun, setelah memasuki tahun 1950, st...
Keris dalam bahasa Jawa kuno yaitu “kekeran aris”. Kekeran artinya penghalang, pagar, pengendalian, dan peringatan. Aris artinya halus, hati-hati, dan tenang. Keris dalam pengertian ini berarti seseorang yang berhubungan dengan sesamanya harus bisa saling memagari, mengendalikan, dan memperingatkan dirinya dengan aris. Orang Jawa dalam memaknai keris tidak hanya sebagai senjata tikam akan tetapi perlu ditinjau makna simbolik dari bentuk fisiknya (Gustami, 2007). Perumusan makna simbolik pada keris ini nantinya akan dapat mengungkap ajaran-ajaran moralitas Jawa. Keris merupakan senjata tusuk pendek dimana ada istilah keris corok dengan ukuran maksimal 42 cm dan keris kecil yang berukuran paling kecil 30 cm. Bagian bilah pada keris memiliki kemiringan dan bentuknya tidak sama antara sisi kanan maupun kirinya. Keris memakai pesi (bagian keris yang letaknya di bagian pangkal atau ujung bawah dari badan keris) dan gonjo (bagian keris untuk menghubungkan bilah dan pesi). Dhapur...
Surakarta dikenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang kaya akan produk budayanya dan menjadi ikon bagi kota Surakarta itu sendiri. Salah satu produk budaya asli Surakarta tersebut adalah kain batik yang menjadi batik khas Surakarta dan cukup terkenal baik di kalangan masyarakat setempat atau di luar daerah. Batik merupakan suatu karya seni yang cukup populer asli dari Indonesia karena terdapat beberapa daerah yang juga memiliki produk batik khas daerah masing - masing. Begitu pula Surakarta yang memiliki produk batik tradisional dan sudah berkembang menjadi industri . Terdapat beberapa sentra batik yang tersebar dan populer di beberapa bagian kota Surakarta, seperti sentra kampung batik Kauman dan batik Laweyan. Batik Kauman merupakan produk batik tulis tradisional khas Surakarta yang terpusat di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman. Kampung Batik Kauman ini lah yang menjadi cikal bakal lahirnya industri batik tradisional di kota Surakarta yang berkembang hingga saat ini. Kampu...
Di daerah Desa Ngreden Kabupaten Klaten terdapat makanan khas yang biasa disebut Legondo. Legondo di Desa Ngreden biasanya diperjualbelikan kepada orang-orang yang mengunjungi makam Ki Ageng Perwito yang juga berada di Desa Ngreden. Biasanya, para peziarah pasti akan membeli legondo sebagai oleh-oleh atau tanda bahwa mereka telah sampai ke makan Ki Ageng Perwito. Tak hanya para peziarah, legondo juga dibeli oleh orang-orang yang lewat atau sekadar mampir. Ki Ageng Perwito sendiri merupakan seorang keturunan Kerajaan Demak, tepatnya anak ke empat dari Sultan Trenggono. Ki Ageng Perwito awalnya mempunyai nama Pangeran Prawoto. Saat Kerajaan Demak runtuh dan pusat pemerintahan berpindah ke tangan Sultan Hadiwijaya, Pangeran Prawoto pun juga ikut pindah ke Pajang. Setelah itu, ada peristiwa babat alas yang dilakukan oleh Danang Sutowijaya, Pangeran Prawoto pun menyusul, tetapi justru bertemu dengan Sunan Kalijaga. Kemudian Pangeran Prawoto diminta untuk tinggal di daerah delanggung yan...
Kota Surakarta tidak hanya dikenal akan keberagaman budayanya tetapi juga kaya akan kuliner khas yang memanjakan lidah. Beragamnya kuliner tersebut yang menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan dari berbagai daerah baik domestik atau luar negeri. Salah satu kuliner atau makanan khas Surakarta yang menjadi warisan budaya dan mungkin sudah tidak asing lagi adalah selat solo. Selat solo menjadi makanan khas Surakarta yang terdiri dari daging olahan yang biasanya di cincang, sayuran pelengkap seperti potongan wortel, buncis, daun selada, tomat, acar timun, mayonaise, dilengkapi pula dengan kentang rebus, kentang goreng, telur rebus, dan disajikan dengan kuah berwarna coklat bercita rasa manis gurih yang segar. Sehingga selat solo ini memiliki kandungan nutrisi yang pas dan seimbang antara protein, karbohidrat, mineral, dan lainnya yang baik untuk tubuh. Selat solo merupakan salah satu makanan modifikasi dari budaya barat di masa lampau yang disesuaikan dengan cita rasa dan selera...
Orang Jawa memiliki prinsip hidup yaitu prasaja yang berarti hidup yang sederhana, jujur, terus terang, dan apa adanya. Prinsipnya adalah kehidupan harus dijalani secara pas atau dapat berarti bahwa tidak berlebihan maupun berkekurangan. Hidup prasaja ini dilihat dari perilaku, sikap, dan cara bertutur kata. Kuliner juga termasuk dalam prinsip tersebut, salah satunya yaitu kuliner cabuk rambak yang dapat ditemui di Kota Solo. Cabuk rambak ini menggunakan bahan-bahan dan penyajian yang begitu sederhana sesuai dengan konsep hidup prasaja tersebut. Cabuk rambak adalah salah satu makanan tradisional khas Solo. Cabuk rambak terdiri dari kata cabuk dan rambak. Cabuk adalah saus yang dibuat dari wijen putih dan parutan kelapa yang disangrai sampai kering sehingga menghasilkan cita rasa yang tidak terlalu pedas dan sedikit gurih. Bumbu kering ini dapat bertahan lama dan ketika akan dihidangkan hanya perlu ditambahkan air sampai kental. Rambak adalah kerupuk kulit kerbau atau sapi....
Kabupaten Ngawi yang terletak di Provinsi Jawa Timur menyimpan segudang cerita rakyat dan legenda yang menarik. Salah satu di antaranya adalah cerita rakyat Jaka Budug yang berasal dari Dusun Powan, Desa Tulakan, Kecamatan Sine. Kita dapat menemukan beragam versi cerita yang menceritakan seorang tokoh bernama Jaka Budug. Namun dalam artikel ini, akan diceritakan satu kisah pilu yang menimpa Jaka Budug. Ratusan tahun yang lalu di tanah Jawa, berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Powan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Powan yang bijaksana dan dibantu oleh seorang patih. Raja Powan memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan terkenal di seluruh penjuru negeri. Selama ini, kehidupan di Kerajaan Powan selalu dilimpahi kemakmuran. Namun pada suatu hari, musim kemarau tak kunjung usai. Kondisi ini sangat menyengsarakan penduduk kerajaan. Untuk mengatasi kekeringan tersebut, Raja Powan memutuskan untuk mengadakan sayembara bagi siapapun yang dapat mengakhiri musim kemar...
Apa yang teman-teman biasanya lakukan setelah shalat Idul Fitri? Biasanya, di Klaten terdapat tradisi ujung yang dilakukan setelah pulang dari sholat Idul Fitri. Tradisi ujung ini biasanya di daerah lain direpresentasikan sebagai sungkeman antara yang muda kepada yang tua. Tradisi ujung ini sebagai salah satu ajang silaturahmi dan saling mengunjungi di hari Idul Fitri. Orang yang dikunjungi adalah orang tua, kerabat, teman, dan orang-orang yang dihormati seperti kyai dan guru. Makna dari tradisi ujung adalah sebagai wujud penyesalan dan permintaan maaf atas segala perbuatan maupun perkataan buruk oleh yang muda kepada yang tua begitu pula sebaliknya. Biasanya, selain bermaaf-maafan, si tuan rumah juga akan memberikan fitrah atau THR, memberikan wejangan atau sekadar bercerita soal kehidupan, dan menyuguhkan makanan ringan maupun berat seperti ketupat, opor, sate, sambel goreng ati, sop serta lontong sayur. Tradisi ujung ini ternyata berawal dari tradisi sungkeman yang dilakukan s...