×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Senjata Tradisional

Elemen Budaya

Senjata dan Alat Perang

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Surakarta

Keris Solo : Sebuah Karya Seni yang Memukau dengan Keindahan dan Filosofi

Tanggal 30 Apr 2023 oleh Haha_angel_21 . Revisi 3 oleh Haha_angel_21 pada 04 May 2023.

Keris dalam bahasa Jawa kuno yaitu “kekeran aris”. Kekeran artinya penghalang, pagar, pengendalian, dan peringatan. Aris artinya halus, hati-hati, dan tenang. Keris dalam pengertian ini berarti seseorang yang berhubungan dengan sesamanya harus bisa saling memagari, mengendalikan, dan memperingatkan dirinya dengan aris. Orang Jawa dalam memaknai keris tidak hanya sebagai senjata tikam akan tetapi perlu ditinjau makna simbolik dari bentuk fisiknya (Gustami, 2007). Perumusan makna simbolik pada keris ini nantinya akan dapat mengungkap ajaran-ajaran moralitas Jawa.

Keris merupakan senjata tusuk pendek dimana ada istilah keris corok dengan ukuran maksimal 42 cm dan keris kecil yang berukuran paling kecil 30 cm. Bagian bilah pada keris memiliki kemiringan dan bentuknya tidak sama antara sisi kanan maupun kirinya. Keris memakai pesi (bagian keris yang letaknya di bagian pangkal atau ujung bawah dari badan keris) dan gonjo (bagian keris untuk menghubungkan bilah dan pesi). Dhapur juga perlu dimiliki dalam sebuah keris yang terdiri dari leres (lurus) atau luk (berkelok). Selain itu, keris harus memiliki ricikan yang merupakan bagian-bagian keris agar dapat menentukan nama dhapur dari keris tersebut.

Sampai sekarang keris masih tetap digunakan oleh kaum pria dengan nilai budaya dan norma yang melingkupinya. Fungsi utama keris sebagai senjata telah beralih menjadi fungsi lainnya. Alih fungsi keris ini salah satunya adalah digunakan untuk kelengkapan busana tradisional yang mengikuti standar kesopanan pakaian Jawa jangkep. Keris merupakan salah satu pilar budaya Jawa yang berarti bahwa keris adalah salah satu unsur utama penopang budaya Jawa dan penopang dari tegaknya suatu keraton.

Pada tahun 2005, UNESCO menetapkan keris sebagai benda peninggalan budaya secara bendawi dan non bendawi. Keris secara bendawi berarti bahwa ada indikasi nenek moyang kita zaman dahulu sudah menguasai teknologi metalurgi. Secara non bendawi, keris mengandung filosofi dan pesan-pesan moral. Setiap satu suro yang merupakan tahun baru Jawa, keris akan dijamas dengan tujuan untuk menghidupkan pesan simbolik dalam detail-detail keris tersebut agar nilai yang terkandung dapat terpatri di dalam hati.

Pada masa sekarang, keris Solo lebih digemari karena dianggap relevan dan menunjukkan status sosial. Lalu apa yang membedakan keris Solo dan Jogja? Keris Jogja dibuat lebih sederhana dan tidak menunjukkan estetikanya. Pakem keris Jogja mengambil dari Mataram yang pamor dan kesannya sederhana karena pada zaman itu keris digunakan untuk perang. Berbeda dengan keris Solo yang tidak membawa kebudayaan Mataram sehingga lebih hedon dan detail pamornya rapi. Sarung keris Solo juga menggunakan emas yang menunjukkan bahwa pada masa itu kerajaan Solo makmur dan mulia sehingga keris yang digunakan lebih menonjolkan pada segi estetikanya.

Tidak kalah dengan manusia, keris juga memiliki strata. Adapun strata pustaka tersebut yaitu: Kyai (untuk golongan bangsawan dan orang-orang kaya), Kanjeng Kyai (raja yang mempunyai prestasi biasanya diberi hadiah keris atau saat raja melaksanakan tugas dan tidak bisa melakukan perjalanan jauh biasanya diberi pusaka ini), dan Kanjeng Kyai Ageng (pusaka utama keraton yang tidak boleh diperlihatkan secara umum dan digunakan untuk legitimasi bagi penerus tahta). Ada juga beberapa cara dalam pemakaian keris yang tergantung dari situasi dan kondisi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan posisi seseorang dalam mengambil keris tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai komunikasi secara non verbal.

Sangat seru bukan pembahasan mengenai keris ini? Kalau kalian sedang berada di Kota Solo dan ingin menambah pengetahuan tentang keris serta sejarahnya jangan lupa berkunjung ke Museum Keris Nusantara yang beralamat di Jalan Bhayangkara No. 2, Sriwedari, Laweyan, Kota Solo.

Referensi :

  • Afifah. (2021). Pelestarian Budaya Keris di Surakarta pada Era Masa Kini. Jurnal Seni Rupa dan Desain, 24(3), 149-158.
  • Kuntadi. (2019). Eksistensi Keris Jawa dalam Kajian Budaya. Art and Culture Journal, 2(1), 49-59.
  • Siswanto, N. (2013). Ajaran Moral Keris Jawa. Jurnal Seni Kriya, 2(1), 83-95.

Gambar Keris Solo
Gambar Keris Solo
Gambar Penggunaan Keris

DISKUSI


TERBARU


Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...