Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI.
Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank.
Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit di Hindia Belanda yang dipengaruhi anjuran H.F. Tillema. Anjuran agar setiap pemilik pabrik memperhatikan kesejahteraan karyawan, lantaran berdampak pada produktivitas pabrik. Di Yogyakarta, Koloniale Bank pun membangun klinik untuk karyawan pribumi di dekat Pabrik Gula Randugunting pada tahun 1910, menjadikannya sebagai pabrik gula pertama di Yogyakarta yang memiliki fasilitas kesehatan tersebut.
Klinik ini tidak hanya melayani karyawan, tetapi juga masyarakat sekitar yang belum memiliki fasilitas kesehatan, dengan kapasitas sekitar lima puluh pasien dan tenaga kesehatan terdiri dari seorang mantri dan dua perawat. Biaya operasional klinik ini mendapat subsidi dari pemerintah kolonial. Selain didorong oleh rasa kemanusiaan, pembukaan klinik kesehatan di perkebunan bertujuan memberikan pengobatan cepat kepada karyawan agar mereka dapat segera kembali bertugas, sekaligus secara tidak langsung merupakan bentuk investasi Koloniale Bank untuk meningkatkan produktivitas pabrik.
Sekitar tahun 1931, terjadi kesepakatan perdagangan gula yang dikenal dengan Charbourne Agreement. Salah satu isi perjanjan tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda diharuskan untuk mengurangi pasokan produksi gula di Jawa, dari sekitar 3 juta ton menjadi 1.4 juta ton per tahun. Perjanjian ini berdampak pada keberadaan pabrik-pabrik gula di DIY kala itu yang berjumlah sebanyak 19 pabrik gula. Beberapa pabrik gula pun terpaksa ditutup untuk mengurangi biaya produksi dan beban Perusahaan, termasuk Pabrik Gula Randugunting pada tahun 1934.
Sejarah berlanjut hingga peristiwa Agresi Militer II ketika tentara Belanda ingin menduduki kembali wilayah Yogyakarta setelah proklamasi kemerdekaan. Peristiwa perjuangan rakyat di Yogyakarta ini mengharuskan menutup akses masuk dengan merusak jembatan, jalan, untuk menghalangi mobilisasi tentara Belanda hingga perusakan bekas pabrik gula agar tidak digunakan sebagai lokasi pertahanan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor hilangnya bekas bangunan yang pernah menjadi saksi sejarah kejayaan produksi gula. Kini banyak pabrik gula yang sudah tak bersisa rata dengan tanah, beralih fungsi, dan menjadi lokasi pemukiman penduduk.
Akan tetapi, eksistensi eks klinik Pabrik Gula Randugunting berhasil dipertahankan hingga saat ini walaupun tidak sempurna, karena pada saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1930-an sebelumnya, klinik di Randugunting diserahkan kepada Rumah Sakit Petronella, rumah sakit milik zending yang ada di Yogyakarta. Klinik tersebut kemudian menjadi bagian dari jaringan rumah sakit pembantu milik Petronella yang tersebar di berbagai penjuru Yogyakarta untuk menjangkau lebih banyak pasien. Pasien dengan penyakit ringan dirawat secara rawat jalan, sedangkan pasien dengan kondisi lebih serius dirujuk ke rumah sakit pembantu terdekat atau ke RS Petronella untuk penanganan lebih serius. Adapun komunikasi antara rumah sakit utama dan rumah sakit pembantu dilakukan melalui jaringan telepon.
Bangunan Eks Klinik Pabrik Gula Randugunting yang terletak di belakang SD Negeri Tamanan 1, Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman ini terdiri dari tiga bangunan utama antara lain, yaitu bangsal perawatan, kantor, dan rumah dinas mantri. Dahulu, bangsal perawatan terletak di sebelah timur, dengan fungsi sebagai ruang rawat inap pasien yang memiliki panjang 48,38 m dan lebar 10,10 m. Atapnya berbentuk limasan dengan genteng, dinding dari bata, dan lantai plesteran semen, serta dilengkapi beranda keliling. Bagian depan bangsal ini memiliki fondasi bekas atap kuncung. Bangsal ini terdiri dari tiga ruangan, yaitu bekas ruang perawatan pasien pria, ruang perawatan pasien perempuan, dan ruang tengah. Saat ini, bangsal perawatan tidak difungsikan dan ruang tengah ditempati oleh satu keluarga pensiunan pegawai RS Bethesda Yogyakarta.
Sebelah barat bangsal perawatan, terdapat bangunan yang dahulu digunakan sebagai kantor berukuran 13 m x 13 m, dengan atap berbentuk Dutch-hip dengan penutup terbuat dari genteng, serta beranda keliling. Bangunan bekas kantor ini pun tidak difungsikan lagi.
Di sebelah barat bangunan bekas kantor, terdapat bangunan bekas rumah dinas mantri dengan ukuran lebar 8,13 m dan panjang 25,89 m. Bangunan ini memiliki atap berbentuk limasan dengan penutup terbuat dari genteng. Selain itu, bangunan masih memiliki jendela dan pintu krepyak lama, serta lubang ventilasi berbentuk lingkaran pada dinding gable. Saati ini, bekas rumah dinas mantri juga dalam keadaan tidak difungsikan.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...