Kota Surakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata yang menarik mulai dari alam, sejarah, budaya, kuliner dsb. Salah satunya destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah Pura mangkunegaran. Selain dapat menikmati estetika dari Pura Mangkunegaran, para wisatawan juga dapat mempelajari sejarah dari salah satu keraton di Surakarta. Mangkunegaran sendiri merupakan salah satu bagian dari pecahan 4 kerajaan mataram islam yang didirikan oleh Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) yang memiliki gelar Sampeyan-dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro I pada tahun 1757.Salah satu yang menjadi penanda didirikannya pura mangkunegaran ini adalah perjanjian salatiga yang berisi diakuinya Raden Mas Said sebagai pangeran yang memimpin wilayah otonom dengan status kadipaten. Dalam rentang waktu 1757-1946, Mangkunegaran merupakan sebuah kerajaan otonom yang memiliki kekuasaan untuk punya tentara sendiri dari Kasunanan Surakarta. Namun, setelah memasuki tahun 1950, status Mangkunegaran menjadi kerajaan dengan raja saja tanpa memiliki andil untuk turut serta dalam menjalankan kekuasaan politik.
Pura Mangkunegaran terletak di Jl. Ronggowarsito No.83, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Setelah KGPAA Mangkunegara IX wafat, Mangkunegaran sempat mengalami kekosongan takhta selama 1 tahun dikarenakan belum terdapat putra mahkota untuk menjadi raja selanjutnya. Barulah kemudian pada tanggal 1 Maret 2022 bahwa yang akan melanjutkan tahta Mangkunegaran adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X atau GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau biasa dikenal dengan sebutan Gusti Bhre. Penobatan KGPAA Mangkunegara X tersebut sempat mengalami berbagai pro kontra dikarenakan beliau sendiri bukan merupakan putra tertua dan masih memiliki usia yang sangat muda walaupun dirinya merupakan putra dari permaisuri. Walaupun begitu, tidak ada hukum adat pasti yang mengatur terkait dengan penobatan putra mahkota sehingga semua putra raja memiliki kesempatan yang sama untuk naik tahta.
Saat ini, Pura Mangkunegaran sendiri dapat disewakan untuk keperluan acara dan juga sebagai destinasi wisata. Sebagai tempat wisata, pura mangkunegaran buka setiap hari dengan jam operasional pukul 08.30-14.00 (weekday) dan 09.00-13.00 (weekend) Untuk harga tiket masuk sendiri akan dipungut biaya Rp.20.000/ orang untuk warga lokal dan Rp. 40.000/org untuk mancanegara. Kemudian, terdapat biaya tambahan secara sukarela untuk abdi dalem yang akan memandu wisatawan berkeliling di pura mangkunegaran. Terdapat beberapa bagian yang ada di dalam pura mangkunegaran diantaranya adalah pendhapa ageng berupa bangunan kantor bagian depan yang akan ditemui oleh wisatawan setelah melewati pintu masuk. Bagian pendhapa agung ini dapat dimasuki oleh wisatawan secara umum. Bangunan pendhapa agung didominasi oleh warna biru dan kuning dengan gaya arsitektur unik dilengkapi dengan lampu gantung yang indah khas Eropa. Selain itu, terdapat pula beraneka ragam gamelan yang ditabuh setiap hari sabtu untuk keperluan upacara adat maupun tarian tradisional.
Bangunan selanjutnya terdapat pringgitan yang difungsikan sebagai museum. Pringgitan dapat dimasuki oleh wisatawan, akan tetapi terdapat aturan untuk tidak boleh memotret segala sesuatu yang ada di dalam. Barang-barang yang terdapat dalam museum tersebut diantaranya terdapat pakaian raja, senjata, perhiasan, medali, hewan hasil berburu raja yang diawetkan, uang logam, foto raja dan kerabat mangkunegaran serta barang lainnya yang mengandung penuh cerita bersejarah. Kemudian, di bagian tengah terdapat bangunan bernama dalem agung yang merupakan tempat kediaman para keturunan mangkunegaran sehingga masuk pada kawasan privat yang tidak dapat dimasuki oleh wisatawan umum. Bagian selanjutnya terdapat pracimoyoso sebagai ruang berkumpul keluarga mangkunegaran yang dilengkapi dengan kaca dan kursi-kursi dengan ornamen emas. Pracimoyoso ini berada di depan taman di lingkungan mangkunegaran.
Selain itu,terdapat beberapa aktivitas di mangkunegaran yang dapat disaksikan dan diikuti oleh para wisatawan seperti latihan tari tradisional gambyong retno kusumo untuk putri dan tari bendono untuk pria yang dilakukan setiap hari rabu. Sedangkan, untuk latihan karawitan sendiri dilakukan setiap hari sabtu. Aktivitas lain yang dapat dilakukan wisatawan adalah dengan mengunjungi perpustakaan rekso pustaka yang berada di sayap kanan pendapa apabila masuk dari bagian depan. Koleksi dari perpustakaan rekso pustaka terdiri dari berbagai manuskrip penting mangkunegaran dari waktu ke waktu. Adapun saat ini wisatawan juga dapat mengunjungi pracimatuin yang dahulunya adalah kolam renang dan lapangan tenis keluarga mangkunegaran yang kemudian direvitalisasi menjadi taman disertai dengan resto kuliner tradisional khas mangkunegaran yang dibuka secara umum walaupun jumlahnya masih dibatasi.
Pura mangkunegaran ini tidak hanya sekedar menjadi istana maupun destinasi wisata yang tidak memiliki arti bermakna. Melainkan, memiliki aspek historis dan filosofis yang kuat sehingga tidak hanya dikonsumsi oleh keluarga mangkunegaran saja namun seluruh masyarakat juga dapat menikmati dan mempelajarinya. Dengan ini, mangkunegaran mendapatkan dua manfaat sekaligus baik dalam kebudayaan maupun ekonomi. Dengan dibukanya mangkunegaran secara umum maka dapat membantu untuk melestarikan kebudayaan tradisional agar tidak punah dan juga dapat menaikkan roda perekonomian dari mangkunegaran itu sendiri.
Referensi : Arieza, U. (2022, 21 November). 6 Aktivitas Wisata di Pura Mangkunegaran, Tempat Resepsi Kaesang-Erina. Diakses pada 30 April 2023 dari https://travel.kompas.com/read/2022/12/11/120200627/6-aktivitas-wisata-di-pura-mangkunegaran-tempat-resepsi-kaesang-erina?page=all
Purwadi. (2021). Babad Mangkunegaran. Yogyakarta: Bangun Bangsa.
Puromangkunegaran.com. (2017. 5 April). Arsitektur Puro Mangkunegaran. Diakses pada 30 April 2023 dari https://puromangkunegaran.com/arsitektur/
Sunarman, Y. B. (2010). Bentuk rupa dan makna simbolis ragam hias di Pura Mangkunegaran Surakarta (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...