Lapa lapa yaitu makanan khas sulawesi tenggara, lapa lapa memiliki rasa yang gurih dan nikmat di lidah, terlebih dimakan dengan ikan asin semakin menambah selera makan anda. ni bila di jawa kemungkinan lebih dikenal dengan Kuliner lepet/lepat, namun cara memasak lapa-lapa tidak sama dengan epet/lepat lantaran bila lapa lapa berasnya dimasak bersama sama santan, hingga setengah masak lalu diangkat. Kemudian didinginkan Serta setelah itu dibungkus dengan janur Kemudian di rebus kembali hingga masak. Agar terasa lebih gurih, lapa-lapanya dikukus agak lama. Proses pembuatan lapa-lapa membutuhkan waktu kurang dari 2 jam dengan dua langkah penyajian yaitu dengan terlebih dahulu dinanak dan kemudian direbus. Cara Membuat Lapa-Lapa Khas Sulawesi Tenggara Enak Proses menanak nasi pada pembuatan lapa-lapa dilakukan hingga beras berubah menjadi nasi aron atau belum terlalu matang sehingga masih berasa sedikit ada rasa berasnya meskipun sudah agak lunak. Nasi aron ini kemudian dibungkus...
Bahan-bahan 2 porsi 1 ekor kakap merah (beratnya kurang lebih 500 gram) 750 ml air 3 buah belimbing wuluh 1 buah tomat 7 buah cabai rawit merah 2 buah cabai merah keriting 3 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 buah jeruk nipis 1 batang serai 3 cm jahe 3 cm lengkuas 2 sdm air asam jawa 1/4 sdt kunyit bubuk 1/4 sdt ketumbar bubuk 1/4 sdt merica bubuk 1 sdt garam 1 1/2 sdt gula pasir sedikit penyedap (bila suka) 2 sdm minyak untuk menumis Langkah 45 menit Pertama siapkan bahan. Bersihkan kakap dari sisik, sirip dan jeroannya. Cuci bersih lalu lumuri air jeruk nipis, sisihkan. Larutkan asam jawa dengan air, iris bawang, cabai merah keriting, tomat dan belimbing. Geprek jahe, lengkuas dan serai. Tumis bawang, serai, lengkuas, jahe dan cabai sampai harum. Tambahkan air, tunggu sampai panas lalu masukkan kunyit dan air asam ja...
hidangan ini merupakan makanan khas suku butn disajikan ketika maulid nabi yang biasa disebut Haroa Maludhu -- Buah kundur sering kita kenal dengan nama buah beligo atau baligo merupakan sejenis buah yang pohonnya tumbuh merambat. Kundur termasuk dalam genus benincasa dan keluarga cucurbitaceae. Oleh masyarakat, ia biasanya digunakan sebagai sayur. Buah dengan nama latin benincasa hispida ini memiliki nama yang berbeda-beda dimasyarakat Indonesia, di Aceh dikenal dengan kundo, di Batak dikenal dengan gundur, di Minangkabau kundus, di lampung dikenal dengan nama serdak, di masyarakat jawa disebut beligo, di Madura dikenal dengan nama kondur, di NTT disebut Lela, sementara di pulau Timor dikenal dengan komelingan. -- Sumber: https://manfaat.co.id/15-manfaat-buah-kundur-untuk-kesehatan-dan-efek-sampingnya https://niningsyafitri.wordpress.com/2011/02/20/haroa-maludhu-menjalin-keakraban-keluarga/
WAKATOBI adalah salahsatu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Wakatobi merupakan gugusan dari nama Pulau_pulau besar penyusunnya, yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Selain keindahan lautnya yang bisa dinikmati, Wakatobi juga memiliki beragam jenis kekayaan lainnya mulai dari kebiasaan adat, tarian adat, dan masih banyak lainnya termasuk dengan makanan khasnya yang salah satunya ada yang disebut dengan TOMBOLE. Salah satu gugusan penyusun nama kabupaten Wakatobi yaitu Binongko, juga termasuk daerah yang masyarakatnya sangat lihai membuat TOMBOLE sebagai salah satu makanan khasnya ini. Di Binongko, bertani ubi kayu dan singkong sudah merupakan sumber utama penghidupan dan juga sebagai makanan pokok. Pada dasarnya kondisi alam di sini tidak memungkiknan unutk bercocok tanam seperti padi, dll. Hanya jagung namun tergantung pada musim penghujan. Sehingga cukup beragam kreativitas masyarakat dahulu di pu...
Bahan-bahan 300 gram ikan asin tuna (ikan asin berdaging tebal) 6 siung bawang putih, iris tipis 10 siung bawang merah, iris tipis 1 genggam cabe rawit (boleh di potong jika suka ekstra pedas) 5 buah cabe merah keriting / 3 cabe merah besar, iris serong 3 buah tomat segar, potong potong 1 sdt asam jawa (boleh nanti ditambahkan lagi) 1 sdm gula merah (boleh nanti ditambahkan lagi) 150 ml air atau setengah gelas air, boleh ditambah 50 ml minyak goreng 1/2 sdt merica bubuk...
Ritual Kaago-Ago merupakan ritual yang dilakukan ketika akan memasuki musim tanam. Para petani yang akan mengolah lahannya terlebih dahulu melakukan berbagai persiapan sebelum dilakukan ritual Kaago-Ago. Pelaksanaan ritual Kaago-Ago yang akan dilakukan terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan melengkapi keperluan ritual dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Sedangkan tahap pelaksaan merupakan tahap dilakukannya ritual Kaago-Ago tersebut. Ritual Kaago-Ago adalah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim, dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya, dari musim barat ke musim timur, untuk mencegah penyakit pada manusia, dalam wujud melakukan hubungan pertalian dengan kekuatan tertentu yang bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar mereka tidak mengganggu manusia. Ritual Kaago-Ago atau ritual pencegahan penyakit dilakukan karena pada saat pergantian musim, umat manusia merasa tidak nyaman, tertekan, panik, dan lain sebagainya. Rit...
Suku Moronene adalah salah satu dari empat suku besar (suku Tolaki, Buton, Muna) di Sulawesi Tenggara. Menurut antropolog Universitas Haluoleo, Kendari, Sarlan Adi Jaya, Moronene adalah suku asli pertama yang mendiami wilayah itu. Namun, pamornya kalah dibanding suku Tolaki karena pada abad ke-18 kerajaan suku Moronene-luas wilayahnya hampir 3.400 kilometer persegi-kalah dari kerajaan suku Tolaki. Kata "moro" dalam bahasa setempat berarti serupa, sedangkan "nene" artinya pohon resam, sejenis paku yang biasanya hidup mengelompok. Kulit batangnya bisa dijadikan tali, sedangkan daunnya adalah pembungkus kue lemper. Resam hidup subur di daerah lembah atau pinggiran sungai yang mengandung banyak air. Sebagai petani, peramu, dan pemburu, suku Moronene memang hidup di kawasan sumber air. Mereka tergolong suku bangsa dari rumpun Melayu Tua yang datang dari Hindia Belakang pada zaman prasejarah atau zaman batu muda, kira-kira 2.000...
Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan ritual kaago-ago dan fungsinya bagi masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara. Ritual kaago-ago adalah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim, dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya. Ritual ini dilakukan dalam wujud melakukan hubungan pertalian dengan agen-agen tertentu yang bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar mereka tidak mengganggu manusia, atau memunculkan penyakit pada manusia. Ritual kaago-ago atau ritual pencegahan penyakit dilakukan karena pada saat pergantian musim, umat manusia merasa tidak nyaman, tertekan, panik, dan lain sebagainya. Untuk itu, mereka melakukan suatu strategi dengan cara menyiasati keadaan, sehingga dapat mengatasi suatu kondisi yang labil. Penelitian ini dilakukan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Secara spesifik, kajian ini akan terfokus pada fungsi ritual kaago-ago dalam kehidupan orang Muna masa kini. Untuk mengungkap hal itu, d...
Dahulu, di sebuah kampung di Sulawesi Tenggara, hiduplah sepasang suami istri. Saat itu, sang istri sedang hamil tua. Semakin mendekati masa kelahiran, ia sering mengalami kesakitan seperti ada benda tajam yang menusuk-nusuk perutnya dari dalam. Melihat keadaan tersebut, sang suami pun hanya bisa pasrah dan berdoa semoga istri yang amat dicintainya itu dapat melahirkan dengan selamat. Akhirnya, sang istri pun melahirkan anak lelaki kembar. Ajaibnya, kedua anak itu lahir bersama dengan sebuah keris pusaka di tangan kanan masing-masing. Pasangan suami istri pun baru menyadari bahwa ternyata kedua keris itulah yang kerap menusuk-nusuk perut sang istri. Mereka kemudian memberi nama kedua anak kembarnya itu Indara Pitaraa dan Siraapare dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Sepuluh tahun kemudian, Indara Pitaraa dan Siraapare telah tumbuh menjadi remaja. Namun sayangnya, mereka menjadi anak yang nakal. Keris pusaka itu menjadi sumber kenakalan mereka. Mereka kerap menggunakan...