bali
324 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kisah Datung Ayuh dan Bambang Siwara
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Menurut versi cerita rakyat, bahwa terbentuknya sub-suku Banjar Pahuluan dan Banjar Kuala dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di kalangan masyarakat Kalimantan yang dikenal dengan kisah Datung Ayuh dan Bambang Siwara . Cerita rakyat ini mengisahkan tentang perbedaan pandangan antara dua orang bersaudara yang bernama Ayuh dan Bambang Siwara. Kedua orang bersaudara ini diturunkan oleh Ning Bahatara dari alam Patilarahan ke alam dunia. Konon, daerah Batu Bintihan yang terdapat di bagian sebelah Barat Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan diyakini sebagai tempat pendaratannya. Keyakinan ini diperkuat dengan sebuah batu sebesar truk gajah yang melintang di tengah Sungai Amandit yang di bagian atasnya terdapat puluhan pasang bekas telapak kaki yang masih tergurat. Di dunia, kedua orang bersaudara tersebut menjalani hidup mereka sebagai manusia di hutan belantara Kalimantan. Sebagai bekal, keduanya diberi buku yang berisi sejumlah ilmu. Lalu...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Pulau Pandan
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Kalimantan Selatan

Pulau pandan nang jauh ditangah 2X Dibalik pulau 2X Angsanya dua… Hancur badan dikandung tanah 2X Budi nang baik 2X Dikanang jua… Musik panting nang ditinggali 2X Seni hiburan 2X urang bahari… Panting dikatik dimalam hari 2X Manghibur hati 2X dikala sunyi… Kalulah ada jarum nang patah 2X Jangan disimpan 2X didalam pati… Kalulah ada kata nang salah 2X Jangan disimpan 2X didalam hati… Kalulah ada sumur diladang 2X Boleh kita 2X manumpang mandi… Kalulah ada umur nang panjang 2X Mudahan kita 2X bertemu lagi…   Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/ampar-ampar-pisang-banjar-kalimantan-selatan.html

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Tari Bagandang
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Kalimantan Selatan

Tanamlah kancur kaka’ai salilit gunung 2x Tanamlah sarai kaka’ai di balah dua 2x Bumilah hancur kaka’ai langit tagulung 2x Jangan bacarai kaka’ai kita badua 2x Hujan di padang kaka’ai hujan garimis 2x Naik padati kaka’ai mambali kain 2x Makin kupandang kaka’ai batambah manis 2x Mambuat hati kaka’ai kada kalain 2x Lamun mandulang kaka’ai ka jingah habang 2x Bakulih intan kaka’ai sapiat haja 2x Kamana hilang kaka’ai nang baju habang 2x Bagian mata kaka’ai malihat haja 2x Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/ampar-ampar-pisang-banjar-kalimantan-selatan.html

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_ Tikus yang Malang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Alkisah di dalam hutan yang berada di pinggiran hamparan sawah terdapat seekor tikus besar yang memiliki banyak simpanan padi. Setiap masa panen tikus itu mencuri padi-padi milik petani. Bulir demi bulir padi dikumpulkan di dalam rumahnya untuk berjaga menghadapi tibanya musim paceklik. Sebab di musim itu sawah petani akan mongering dan makanan sulit didapat. Ketika tikus sedang menghitung jumlah bulir-bulir padinya seekor burung tekukur mengintipnya dari lubang rumahnya. “Satu…dua…tiga…!” Tikus menghitung jumlah padinya. Tikus kemudian menghentikan hitungannya melihat bayangan burung tekukur yang menimpa padi-padinya. “Hai, kenapa mengintip di situ?” Tanya tikus kemudian. “Padimu banyak sekali, kawan!” sapa burung tekukur kemudian. “Ya, susah-susah aku mengumpulkannya. Untuk persediaan musim paceklik mendatang!” jawab tikus singkat. “Kawanku tikus, bisakah aku minta tolong padamu? Pinjamilah aku...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Musang dan Ayam
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Musang dan Ayam (Cerita Rakyat Banjar) Di siang hari yang terik, seekor musang dengan langkah lesu menyusuri jalan-jalan setapak di tengah rimba. Matanya yang tajam terlempar ke sana-sini. Telinganya dipasang lebar-lebar. Musang itu mencari-cari binatang yang bisa dimangsa untuk makan siang. Perutnya melilit-lilit karena sangat laparnya. Tiba-tiba dari balik semak-semak musang mendengar suara anak-anak ayam yang mengeriyap-ngeriyap. Suaranya ramai dan gaduh. Musang memasang telinganya, meyakinkan bahwa yang didengar adalah suara anak-anak ayam. “Kedengarannya benar! Pasti anak ayam!” gumamnya. Musang tergerak untuk melihatnya. Musang berjalan mengendap-endap lalu menyibak semak-semak di hadapannya. Musang mengintai. Betapa girang hatinya ketika yang dilihatnya sekawanan anak ayam yang sedang lahap menyantap rayap-rayap kayu. “Hei, benar. Anak-anak ayam! Usai sudah penderitaanku!” Gumam musang sambil menepuk perutnya yang kosong. Ke...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Kisah Bulu Landak
Alat Musik Alat Musik
Kalimantan Selatan

Kisah ini terjadi pada zaman dahulu kala, ketika hutan-hutan belantara masih penuh dengan beraneka ragam binatang. Dari besar hingga kecil, dari yang berjalan di darat maupun terbang ke udara. Binatang-binatang itu hidup bebas di pedalaman rimba Kalimantan. Meski begitu, pedalaman rimba Kalimantan berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat maka dialah yang berkuasa. Binatang kecil-kecil yang lemah sering dijadikan santapan binatang yang lebih besar atau pun binatang yang lebih tajam taringnya. Setelah diadakan pertarungan sengit antara binatang-binatang yang besar, pada waktu itu beruanglah yang menjadi binatang terkuat. Bukan saja tubuhnya yang kuat, tetapi ukuran tubuhnya pun besar dan tinggi melebihi binatang yang lain. Setelah itu para binatang segera mengangkat beruang menjadi raja. Beruang mulai berkuasa di pedalaman rimba Kalimantan. Binatang-binatang yang lain bergotong royong membangun sebuah istana di tepi sebuah telaga. Bangunannya terbuat dari kayu-kayu hutan yang disusun...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Kera yang Sombong
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

  Di tengah hamparan rimba belantara terdapat sebuah telaga kecil yang berair jernih. Mata air berasal dari sebuah ceruk di balik sebuah batu besar yang dicengkeram akar-akar sebuah pohon kesturi yang sangat besar. Permukaan telaga terdiri dari kerikil-kerikil berwana hitam, merah, putih berwarna-warni. Pohon-pohon rindang berdiri berjajar mengelilingi telaga. Siang itu, hanya bagian tengah telaga saja yang terkena sinar matahari. Sedangkan pinggiran telaga diteduhi dengan dedaunan yang tumbuh lebat. Semak-semak perdu mengelilingi telaga itu. Serta bunga-bunga kecil berwarna-warni tumbuh di sela-selanya. Siang itu, matahari sedang terik-teriknya. Ada seekor itik berjalan. Tanpa sengaja dia melihat telaga itu. Itik menyibak semak-semak itu. Dilihatnya sebuah telaga kecil yang menyilaukan mata. “Ada telaga indah sekali! Bukankah pandangan mataku tidak salah? Bukan mimpikah ini?” Dengan langkah perlahan-lahan Itik segera mencebur ke dalam telaga. Kaki dan say...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Jinglur, si Kura-kura Cerdik
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Pada zaman dahulu kala, di tengah belantara rimba tinggallah bersama binatang aneka ragam. Diantaranya seekor kura-kura kerdil berwarna hitam bernama Jinglur. Jinglur memiliki teman yaitu Si Kera. Setiap hari mereka bermain bersama. Bahkan sering tinggal bersama di sebuah ceruk gua yang berada di tengah hutan itu. Suatu siang, Si Kera sedang bermain-main dengan Jinglur. Si Kera duduk di atas batu berlumut yang berada di bawah sebuah pohon rindang. Tak jauh dari situ Jinglur sedang menyantap rerumputan untuk makan siang. “Jinglur, bagaimana kalau kita bertanding menanam pisang?” Tantang Si Kera tiba-tiba, “Siapa yang kelak berhasil sampai panen tiba maka dialah yang menang!” Sambung Si Kera. “Menanam pisang?” Sahut Jinglur sambil menghentikan makannya. Menatap Si Kera dengan tatapan tidak percaya. Jinglur sering mendengar Kera suka mencuri pisang milik ladang Pak Beruang. “Mungkin sahabatku itu telah bertobat,” pikir Jinglur. Ma...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
5_Cerita Raden Carang Lalean
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Selatan

Alkisah Rakyat ~ Atas perintah Lembu Mangkurat maka dibangunlah sebuah mahligai dan padudusan. dengan disertai menembak meriam dan menabuh gamelan. Raden Carang Lalean dan Puteri Kalungsu dimandikan dengan segala upacara. Dan kemudian Raja baru itu pun meletakkan mahkota diatas kepalanya. Di dalam peraturan negara tidak ada perubahan yang diadakan. Tiap-tiap hari Sabtu tetap diadakan kesempatan untuk menghadap.   Tak lama kemudian permaisuri melahirkan seorang putera yang dinamai SEKAR SUNGSANG. Ketika putera  raja ini baru berumur 6 tahun, raja menerangkan akan "kembali ke asal". Dan menyerahkan pemerintahan kepada Lembu Mangkurat, sementara Raja Putera belum dewasa. Kemudian raja pun melenyap dari pemandangan mata yang menimbulkan kesedihan dari seluruh rakyat dan keluarga istana. Tidak sesudah itu, suatu waktu puteri Kalungsu membikin kue juadah. Sekar Sungsang yang masih muda belia itu kadang-kadang datang mendekati ibunya untu...

avatar
Sobat Budaya