Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Berasan Adalah musyawarah kedua belah pihak keluarga besar calon mempelai. Pada pertemuan ini akan diputuskan persyaratan pernikahan baik secara adat maupun secara agama, serta tahap prosesi adat selanjutnya. Syarat pernikahan secara agama adalah penentuan mahar atau mas kawin. Sementara persyaratan pernikahan secara adat dilaksanakan sesuai kesepakatan. Apakah Adat Berangkat Tigo Turun, Adat Berangkat Duo Penyeneng, Adat Berangkat Adat Mudo, Adat Tebas, atau Adat Buntel Kadut. Masing-masing memiliki persyaratan yang berbeda. - Adat Berangkat Tigo Turun , misalnya, pada seturun pertama berisi selendang songket lepus, baju kurung songket tabor, kain songket pulir, lalu pada seturun kedua harus ada kain songke...
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Mutuske Kato Sesuai dengan namanya, pada acara ini kedua keluarga membuat keputusan mengenai: Hari Nganterke Belanjo , Hari Pernikahan, Hari Munggah , Hari Nyemputi dan Nganter Pengantin, Ngalie Turon , Pengantin Becacap atau Mandi Simburan , serta Beratib . Pada acara ini pihak keluarga pria membawa tujuh tenong berisi gula pasir, tepung terigu, telur itik, emping, pisang, dan buah-buahan. Perlengkapan lain yang perlu dibawa adalah sebagian dari beberapa perlengkapan yang harus dipenuhi secara adat. Dan menjelang pulang, tenong akan dikembalikan dan diisi dengan aneka jajanan khas Palembang. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-bumi-sriwijaya-palembang
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Nganterke Belanjo Prosesi ini mirip dengan serah-serahan dalam tradisi Jawa. Pelaksanaannya sebulan atau satu setengah bulan menjelang pernikahan. Duit Belanjo (uang belanja) dimasukkan dalam ponjen kuning, dilengkapi 12 nampan pengiring berisi kebutuhan pesta seperti gula pasir, tepung terigu, telur itik, mentega, minyak goreng, susu, buah kalengan, kentang, bawang merah, serta kue-kue. Selain itu, pada acara Nganterke Belanjo ini juga dibawa segala perlengkapan dalam persyaratan adat yang telah diputuskan dalam Mutuske Kato. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-bumi-sriwijaya-palembang
Prosesi pernikahan adat merupakan salah satu tradisi dan budaya yang hingga kini masih dilaksanakan di masing-masing daerah. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan berdasarkan budaya dan aturan yang berlaku di daerah Palembang. Persiapan Menjelang Akad Nikah Ada beberapa ritual yang harus dilakukan oleh calon pengantin yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan pengantin wanita. Ritual tersebut adalah Betangas atau mandi uap, Bebedak , dan Bepacar . Bepacar atau memakaikan inai ke kuku tangan dan kaki, serta telapak tangan dan kaki, merupakan tradisi yang dipercaya memiliki kekuatan magis mengusir makhluk halus dan memberi kesuburan bagi mempelai wanita. Untuk calon pengantin wanita, ritual harus dilakukan di dalam kamar, sementara untuk calon pengantin pria cukup di dalam rumah. Setelah ketiga ritual tadi, dilakukan Mandi Bersih, seperti layaknya Siraman dalam tradisi Jawa, yang berarti menyucikan calon pengantin. sum...
Legenda Asal Mula Pulo Kemaro adalah sebuah legenda yang mengisahkan asal mula terjadinya Pulau Kemaro di daerah Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia. Menurut cerita, pulau tersebut merupakan penjelmaan Siti Fatimah putri Raja Sriwijaya yang menceburkan diri ke Sungai Musi hingga tewas. Peristiwa tewasnya putra Raja Sriwijaya tersebut disebabkan oleh tindakan ceroboh yang dilakukan oleh kekasihnya bernama Tan Bun Ann, putra Raja Negeri Cina. Kecerobohan apa yang telah dilakukan oleh Tan Bun Ann? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Pulo Kemaro berikut ini. Alkisah, di daerah Sumatra Selatan, tersebutlah seorang raja yang bertahta di Kerajaan Sriwijaya. Raja tersebut mempunyai seorang putri yang cantik jelita bernama Siti Fatimah. Selain cantik, ia juga berperangai baik. Sopan-santun dan tutur bahasanya yang lembut mencerminkan sifat seorang putri raja. Kecantikan dan keelokan perangainya mengundang decak kagum para pemuda di Negeri Palembang. N...
Salah satu budaya sumatera selatan yaitu upacara adat Sedekah Rame. Bagi penduduk asli Lahat, Sumatera Selatan, sawah bukan hanya lahan pertanian belaka. Namun, sawah merupakan lahan penghidupan yang harus mendapat penghormatan tinggi. Untuk itu, mereka mengadakan Upacara Sedekah Rame. Sesuai dengan namanya, upacara adat ini dilakukan oleh masyarakat setempat, khususnya yang memiliki lahan persawahan, secara bersama-sama. Dalam Bahasa Indonesia, "sedekah rame" berarti "sedekah bersama-sama". Sedekah Rame dilakukan di tengah areal persawahan. Titik lokasi dilaksanakannya upacara disebut Tanah Badehe Setue, yang berarti tanah kesuburan masa depan. Upacara ini dilakukan para petani sebelum mereka melakukan kegiatan persawahan. Selesai upacara, barulah mereka melaksanakan kegiatan, mulai dari proses pengolahan sawah seperti penyiangan dan pembenihan, hingga proses pemanenan. Upacara ini diselenggarakan sebagai ucapan syukur dan permohonan, kepada Tuhan tentunya, agar memperoleh perlindung...
Di Kabupaten Lahat, Sumatera selatan terdapat suatu tradisi. Tradisi yang di maksud bernama "Bekarang". Bekarang merupakan sebuah tradisi adat yang dilakukan setiap tahun nya dan biasa nya dilaksanakan setelah Idul Fitri, pengertian dari bekarang yaitu menangkap ikan bersama para penduduk desa setempat di sebuah sungai, Perbedaan nya dengan menangkap ikan di sungai dengan tradisi bekarang sangatlah berbeda dikarenakan ikan di sungai tempat diadakan nya "Bekarang" yaitu sebuah lubuk larangan dimana warga atau siapapun tidak boleh menangkap ikan di sungai di area tersebut selama jangka waktu satu tahun lama nya dan di buka nya lubuk larangan saat tradisi akan dilakukan, maka dari itu ikan di lubuk larangan sangatlah besar dan banyak sekali. Apabila ada warga atau seseorang yang mengambil ikan di lubuk Larangan akan di kenakan denda dan sanksi oleh warga dan pejabat desa, walaupun sanksi tersebut tidak tertulis akan tetapi peraturan tersebut sudah di yakini dan di taati oleh warga....
Dikir (Arak-arakan) adalah salah satu budaya daerah semende yang masih terjaga sampai saat ini. Budaya dikir merupakan budaya yang umumnya diadopsi dari budaya Islam yang bertujuan "pengumuman". Tujuan dari dikir itu untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa ada hajatan yang sedang terselenggara, seperti pernikahan dan keberangkatan haji. Prosesi pelaksanaan arak-arakan ini biasanya diikuti oleh tabuhan rebana.
Secara ilmiah, cerita rakyat peninggalan Si Pahit Lidah sebenarnya hanya imbuhan, karena para pakar arkeologi sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini masih terkagum-kagum dan takjub dengan peninggalan budaya masa lampau, yang konon ditaksir sudah ada sejak beratus-ratus tahun silam itu. Tapi cerita masyarakat Sumsel, arca batu yang bertahtahkan torehan bentuk manusia, bahkan kapal batu di laut, dan sebuah goa merupakan bukti kutukan yang pernah dilakukan Si Pahit Lidah pada zamannya. Batu macan adalah salah satu mitos peninggalan kutukan si pahit lidah. Patung Batu Macan terdapat di Kecamatan Pulau Pinang, Kota Lahat, sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14. Batu macan ini merupakan simbol sebagai penjaga (terhadap perzinahan dan pertumpahan darah) dari 4 daerah, yaitu: Pagar Gunung, Gumai Ulu, Gumai Lembah dan Gumai Talang. Menurut Wikipedia berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penjaga situs setempat, kisah batu macan terkait dengan legenda...