Ritual
Ritual
Tradisi Sumatera Selatan Musi Banyuasin
Tradisi Mandi Bongen
- 8 Agustus 2018

Tidak selalu musim kemarau menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Musim yang dikenal dengan keadaan gersang dan bersuhu panas ini dapat membuat sebuah daerah menjadi kekeringan. Tetapi hal ini berbeda yang dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) khususnya Kecamatan Lawang Wetan, Sekayu dan Lais malahan sebaliknya menerima dengan suka cita. Karena musim kemarau memberikan tradisi yang menghangatkan.

Pada musim kemarau, masyarakat di sekitar tersebut berbondong-bondong untuk melaksanakan ritual untuk bersosialisasi. Tradisi yang hanya bisa dijumpai satu kali dalam satu tahun ini memang berbeda dengan kebanyakan tradisi yang ada. Mandi bongen berarti mandi dengan pasir, kedua kata tersebut berasal dari bahasa Sekayu, yaitu Mani atau Mandi yang berarti Mandi, sedangkan Bongen artinya Pasir. Maka kebudayaan Mandi bongen adalah kebudayaan mandi dengan pasir masyarakat pesisir Sungai Musi Kota Sekayu di waktu Sungai Musi dangkal.

Kejadian ini terjadi dikarenakan mengeringnya air Sungai Musi, biasanya kita dapat melihat pemandangan tersebut di belakang rumah-rumah masyarakat Sekayu. Karena melihat  keadaan tersebut, biasanya masyarakat tidak menyia-siakan untuk berekreasi dengan mandi di sungai Musi yang penuh dengan pasir atau bongen, banyak kalangan yang melakukan mandi bongen mulai dari anak-anak, orang tua, remaja, bahkan sesekali ada wisatawan yang berkesempatan untuk ikut merasakan mandi bongen ini. Kebudayaan mandi bongen ini juga tidak hanya dilakukan masyarakat golongan tertentu saja, akan tetapi semua lapisan atau golongan masyarakat berpartisipasi untuk ikut memeriahkan tradisi mandi bongen tersebut.

Budaya Mandi bongen salah satu tradisi yang banyak menimbulkan opini-opini berkaitan dengan tradisi mitos, alam, serta sejarahnya yang sangat kompleks sekali. Mandi bongendi kalangan masyarakat Sekayu, Musi Banyuasin tidak hanya sekadar menjadi tradisi saja tetapi banyak sekali nilai-nilai budaya yang bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Mempererat Tali Persaudaraan

Pada saat bongen luas, banyak masyarakat yang mandi di atas pasir karena airnya terasa lebih segar. Bahkan, bongen ini akan dipenuhi masyarakat berbagai usia dari pagi hingga sore hari. Tidak hanya aktivitas mandi di atas pasirnya saja yang membuat tradisi ini berbeda dengan tradisi lainnya. Mitos masyarakat juga berkembang seiring dengan berjalannya tradisi ini setiap tahunnya. Sehingga sering kali banyak persepsi mengenai mandi bongen ini, ada yang mengatakan bahwa jika orang jauh atau bukan orang daerah tersebut maka harus hati-hati karena bisa saja orang asing tersebut tenggelam, atau bahkan digigit buaya.

Selain itu juga masyarakat masih mempercayai jika ada korban yang tenggelam ke dasar sungai disebabkan oleh adanya inung ruguk, atau sejenis makhluk halus yang diyakini masyarakat penghuni sungai Musi. Fenomena masyarakat yang tertarik ke dalam permukaan pasir sungai juga diyakini oleh masyarakat sebagai korban dari antu ayo(Hantu Sungai Musi). Adanya hal tersebut menyebabkan masyarakat waspada dalam berekreasi dan berusaha menghormati penunggu sungai Musi. Sampai sekarangpun masyarakat masih melakukan tradisi mandi bongen ini sebagai tradisi tahunan masyarakat kabupaten Musi Banyuasin walaupun mereka tetap meyakini mitos-mitos tersebut.

Uniknya kegiatan yang ada dalam tradisi ini dan juga kentalnya kepercayaan masyarakat terhadap mitos hantu penunggu Sungai Musi yang ada di setiap tradisi ini dilakukan tidak membuat tradisi ini mati begitu saja. Kentalnya nilai persaudaraan di antara masyarakat Sekayu, Musi Banyuasin membuat tradisi ini semakin hidup sepanjang tahunnya. Karena mereka menyadari bahwa tradisi mandi bongen bukanlah tradisi yang membuat kerusakan pada desa. Malahan semakin membuat masyarakat erat.

Apalagi menurut kepercayaan masyarakat Sekayu tradisi ini akan terasa lebih meriah jika dilakukan bersama-sama keluarga terdekat dan juga masyarakat sekitar lainnya. Tidak ada perasaan kesal yang menyelimuti wajah masyarakat selama tradisi ini berlangsung, hanya ada keceriaan dan kentalnya nuansa persahabatan diantara masyarakat Sekayu. Selain itu masyarakat juga dituntut untuk lebih sportif saat bermain sepak bola dan bola voli yang merupakan bagian dari acara tradisi tahunan mandi bongen ini. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam tradisi ini memang terkesan biasa saja namun nilai persatuan dan kesatuan di antara para masyarakat inilah yang tidak bisa dibeli dengan apapun, tradisi mandi bongen ini merupakan salah satu cerminan budaya masyarakat Musi Banyuasian yang berusaha untuk mempersatukan seluruh lapisan masyarakat.

Dengan adanya persatuan di antara masyarakat maka setiap lapisan masyarakat akan berusaha untuk menjaga tali persabahatan yang sudah terjalin selama ini. Masyarakat Musi Banyuasin melalui tradisi mandi bongen ini berusaha meunjukkan kepada kita, bagaimana sebuah persahabatan, persatuan dan kesatuan itu tetap ada walaupun dari kalangan yang berbeda. Hal ini sangat jarang berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat perkotaan yang hidup dengan sendiri-sendiri dan jarang mengenal orang-orang sekitarnya.

Sumber : https://www.gentaandalas.com/tradisi-mandi-bongen-di-sekayu/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya