Muba (Musi Banyuasin) merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Selatan. Layaknya daerah-daerah lain yang memiliki tradisi khusus, Muba juga memiliki tradisi unik tersendiri yang dapat dijumpai dan ditampilkan pada acara-acara adat maupun seremonial pemerintahan di Musi Banyuasin yang menjadi cerminan atau upaya membangun identitas kabupaten Musi Banyuasin.
Senjang, namanya. Apa sih senjang itu? Senjang merupakan salah satu bentuk dari seni budaya khas Muba yang menghubungkan antara orang tua dengan generasi muda atau dapat juga antara masyarakat dengan Pemerintah dalam penyampaian aspirasi yang dapat berupa nasihat, kritik, saran, dan lainnya. Dalam penampilan senjang, syair dan musik tidak pernah bertemu. Syair yang mewakili aspirasi ataupun perasaan ini selalu dilagukan ketika musik berhenti, dan ketika musik kembali dimainkan, orang yang bersenjang akan diam menunggu sampai musik kembali berhenti sehingga keduanya tidak pernah bertemu. Karena itulah, penampilan seni tersebut dikenal dengan sebutan "senjang".
Seni senjang pertama kali dipopulerkan oleh masyarakat kecamatan Sungai Keruh, Musi Banyuasin, yang kemudian berkembang ke Desa Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Desa Ngunang, Desa Nganti, Kecamatan Sanga, hingga terus ke Sekayu.
Irama Senjang dari tiap-tiap Kecamatan tersebut tidaklah sama. Meski media penyampaian yang digunakan dalam tradisi itu adalah bahasa Musi, irama senjang tidak sama dan turut bergantung pada logat daerahnya masing-masing.
Senjang memiliki banyak fungsi, selain dapat menjadi media untuk menyampaikan nasihat dengan cara yang unik dan menghibur, Senjang juga dapat dijadikan wadah sebagai alat kontrol sosial maupun politik. Uniknya, penampilan senjang selalu diawali dengan permohonan izin dan maaf dan diakhiri pula dengan permohonan pamit dan maaf oleh pesenjang.
Sumber : https://srivijaya.id/2018/02/11/mengenal-senjang-seni-sastra-daerah-muba
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang