Buroq
Buroq adalah suatu jenis kesenian yang berasal dari daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, khususnya pada pesisir utara seperti Cirebon, Losari, Indramayu, hingga Brebes. Buroq sendiri berupa patung/boneka berbentuk kuda dan berkepala wanita. Buroq biasanya ditampilkan pada acara-acara seperti pernikahan, khitanan, khataman Al-Qur'an, dan penyambutan bulan suci Ramadhan.
Pertunjukkan Buroq biasanya diiringi musik berupa dogdog, genjreng, simbal, organ, gitar, kromong, suling, dan kecrek. Sambil dimainkan lagu dan diiringi nyanyian, Buroq biasanya akan diarak keliling desa/kampung. Pada acara khitanan, anak yang telah dikhitan akan dinaikkan keatas Buroq dan diarak diatasnya. Sambil diarak, biasanya masyarakat yang menonton akan ikut menari dan bernyanyi seiring dengan nyanyian dan ikut memeriahkan acara.
Buroq sendiri konon berasal dari tahun 1934. Saat itu, seseorang bernama Abah Kalil, seorang penduduk desa Kalimaro, Kecamatan Babakan, membuat sebuah kreasi baru dari seni Badawang (boneka-boneka/patung besar). Saat itu, konon ia mengambil inspirasi dari peristiwa Isra' dan Mi'raj nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam dari Masjidil Haram ke Masjidil 'Aqsha dan dari Masjidil 'Aqsha ke Sidratul Muntaha. Ketika itu, Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasalam menaiki seekor makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bernama Buroq, berupa kuda terbang yang bersayap. Maka, Abah Kalil menjadikan makhluk Buroq ini sebagai sebuah seni baru dengan sedikit perubahan, yaitu kepala/wajah seorang wanita.
Dahulu kala, tradisi Buroq ini hampir selalu dapat dilihat jika kita berkunjung ke daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, terutama Losari dan Indramayu. Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini semakin dilupakan keberadaannya dan hanya dapat kita temukan pada kampung-kampung/desa-desa yang letaknya jauh dari jalan utama pantai utara. Namun, pudarnya kesenian ini seharusnya menjadi pemicu kita untuk selalu menjaga kebudayaan yang belum maupun sudah terancam punah.
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang