Ritual
Ritual
Tradisi Sulawesi Selatan Kabupaten Wajo
6_Mappanetta Bessi Bale
- 17 Mei 2018
KABARWAJO.com – Selain meninggalkan jejak keagungan sejarah di masa lampau, Wajo pun mempunyai banyak tradisi unik yang diwariskan secara turun temurun yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya, tradisi mappanetta bessi bale. Tradisi unik menangkap ikan secara tradisional ini menjadi salah satu warisan budaya bagi warga Desa Tocule, Kecamatan Bola.
 
Dari namanya, mappanetta bessi bale merupakan proses menyambungkan mata tombak ikan dengan gagang dari bambu yang menjadi peralatan menangkap ikan bagi nelayan setempat. Yang unik, bambu yang digunakan merupakan bambu yang memiliki tujuh tulang yang diperuntukkan untuk menyimpan tujuh bahan yang menjadi simbol peruntungan bagi pemilik tombak ikan tersebut.
 
“Bessi bale ini sering digunakan nelayan pada kedalaman air satu sampai lima meter. Masyarakat Tocule meyakini bahwa bessi bale yang dibuat sedemikian rupa dapat meningkatkan nilai keberuntungan serta meningkatkan kualitas tangkapan ikan,” ujar Riswan, warga Tocule, kepada KABARWAJO.com beberapa waktu lalu. Ketujuh bahan tersebut, kata Riswan yang pernah mempresentasikan tradisi ini pada Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional beberapa waktu lalu, antara lain daun kinnyareng-kinnyareng, telur laba-laba, buah pala, kayu kapuk yang ditumbuhi dengan benalu, ekor cicak, alat kelamin kambing jantan, kayu manis serta bola mata ikan.
 
Tujuh bahan itu mempunyai makna dan simbol masing-masing yang menjadi sugesti bagi nelayan dalam menangkap ikan. Daun kinyareng-kinnyareng, kata Riswan, merupakan sejenis tumbuhan langka yang tumbuh di daerah Tocule. Kinyyarang dalam bahasa Bugis berarti kuda yang disamakan dengan nakkinyyarangi yang artinya menunggang kuda. Daun kinyareng-kinnyareng tersebut menjadi simbol tepat sasaran yang dimaknai dengan menyimpan benda itu pada bessi bale (tombak ikan) maka pada saat bessi bale dilemparkan diharapkan selalu tepat sasaran yaitu tepat mengenai punggung ikan.
 
Telur laba-laba diharapkan ikan yang sudah tertancap mata tombak tidak bisa lagi terlepas. Sedangkan buah pala (pala dalam bahasa Bugis berarti memperoleh) diharapkan nelayan bisa memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Sementara untuk kayu kapuk yang ditumbuhi benalu, lanjut Riswan, diharapkan tombak tersebut ringan seperti kayu kapuk sehingga mudah dibawa, serta perlambang dari benalu yang tidak memilih-milih inang, diharapkan menjadikan tombak tersebut lebih mudah digunakan dan tidak memilih-milih jenis ikan.
 
Ekor cicak, yang dalam bahasa Bugis diartikan macciccak (menancap tepat pada sasaran), nelayan berharap tombak yang digunakannya itu menancap tepat pada ikan tangkapan. Sedangkan untuk bahan kayu manis dan bola mata ikan (mata bale), nelayan setempat berharap tombak yang digunakan bisa terasa lezat layaknya kayu manis dan bola mata ikan melambangkan bahwa tombak tersebut memiliki mata yang bisa menebak dengan cepat posisi ikan tangkapan.
 
Sementara untuk alat kelamin kambing jantan, imbuh Riswan, nelayan setempat mengharapkan tombak ikan yang digunakannya tidak kenal lelah mencari ikan, layaknya kambing jantan yang selalu mencari pasangannya. “Untuk alat kelamin kambing jantan ini, masyarakat mengambilnya dari prosesi aqiqah bayi yang dilahirkan tepat pada hari Jumat,” bebernya. Meski demikian, imbuh Abdul Rahim, pengajar di Nur Milad Boarding School ini, prosesi menangkap ikan dengan tradisi mappanetta bessi bale tersebut mulai ditinggalkan warga setempat.
 
Selain proses pencarian bahannya yang susah, warga setempat pun lebih memilih menangkap ikan dengan peralatan tradisional lainnya, seperti lanra (semacam jaring ikan), panambe, foro, jala, passero bunre, salekko, dan bu. “Mappanetta bessi bale merupakan kegiatan yang mudah, akan tetapi yang sulit mencari benda atau bahan-bahan yang digunakan untuk mappanetta bessi bale,” ungkap Muhammad Anas, nelayan setempat.
 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline