Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Tradisi Sekaten Surakarta Jawa Tengah Surakarta
Tradisi Sekaten di Surakarta
- 29 Oktober 2024 - direvisi ke 3 oleh OSKM18_16618257_Shafira Ahmad pada 12 Desember 2024

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga sekarang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya dan mendiami sebagian besar Pulau Jawa (Herusatoto, 1987: 10). Salah satu produk dari masyarakat Jawa yang masih dilestarikan sekarang adalah tradisi Sekaten. Tradisi Sekaten merupakan tradisi tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo,Jawa Tengah selama tujuh hari.

Ketika kembali mengulik sejarah, tradisi sekaten sebenarnya berhubungan erat dengan sejarah penyebaran agama Islam yang ada di Pulau Jawa. Walisongo adalah tokoh utama dibalik lahirnya tradisi sekaten, yang di mana Sekaten digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Saat itu, Walisongo memproyeksikan Sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai media penyiaran Agama Islam. Awal mulanya Sekaten dilakukan pada masa kerajaan Islam pertama di Jawa, yaitu Kerajaan Demak dan turun-menurun sampai pada era kerajaan Surakarta dan Jogjakarta. Saat itu, Raja Demak pertama yakni Raden Patah bermusyawarah dengan Walisongo untuk membahas mengenai cara menyiarkan Islam di Jawa. Pada saat itu Sunan Kalijaga mengusulkan untuk membiarkan agar tradisi masyarakat yang masih beragama Hindu tetap ada, akan tetapi disisipi dan diganti tujuannya sesuai ajaran Islam. Contohnya, acara semedi diganti dengan sholat dan acara sesaji diganti dengan perayaan hari raya Islam.

Pada perayaan Hari Raya Islam yakni dalam rangka memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW terdapat usulan untuk membunyikan gamelan di sekitar masjid, karena saat itu masyarakat Jawa menyukai gamelan. Ketika orang-orang sudah berkumpul, mereka akan diberi pelajaran tentang agama Islam. Usul tersebut disetujui oleh para wali dan langsung dilaksanakan. Dengan demikian setiap hari lahir Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 12 maulud 12 Rabiul Awal Penanggalan Islam di sekitar Masjid ditabuhlah gamelan. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, masyarakat akan diberi pelajaran tentang agama Islam dengan dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Dari kata syahadatain itulah muncul istilah sekaten sebagai akibat perubahan pengucapan. Secara simbolik, dua kalimat syahadat tersebut direpresentasikan dalam dua perangkat gamelan Sekaten, yakni Kanjeng Kyai Guntur Sari dan Kanjeng Kyai Guntur Madu yang di mana dua gamelan tersebut ditabuh secara bergantian.

Hal itu juga berlaku saat kerajaan islam berpindah ke Mataram serta saat kerajaan Islam Mataram terbagi dua menjadi Kasultanan Jogjakarta dan Kasunanan Surakarta, di mana Sekaten tetap dilaksanakan setiap setahun sekali dibulan maulud di pelataran atau alun-alun utara keraton kasunan surakarta. Pelaksanan sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat gamelan sekati (Kyai gunturmadu dan Kyai guntursari) dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari terhitung dari hari keenam sampai kesebelas bulan maulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat gamelan dengan komposisi musik Jawa Rambu dan Rangkur ditabuh untuk menandai bahwa perayaan sekaten dimulai.

Gamelan sekaten adalah benda pusaka keraton yang disebut kanjeng Kyai Sekati dibuat oleh Sunan Giri yang ahli dalam kesenian parawitan (Setyaningrum, 2022). Alat pemukulnya terbuat dari tanduk kerbau dan untuk mendapatkan bunyi pukulan yang nyaring dan bening, alat pemukul harus diangkat setinggi dahi sebelum dipukul pada masing-masing gamelan. Sementara Gending Sekaten adalah rangkaian lagu gending yang terdiri dari Rambu pathet lima, Rangkung pathet lima, Lunggadhung pelog pathet lima, Atur-atur pathet nem, Salatun pathet nem, Ngajatun pathet nem, Batem Tur pathet nem, Supiyatun pathet barang, dan Srundeng gosong pelog pathet barang. Untuk persiapan spiritual, biasanya sebelum Sekaten dilaksanakan para abdi ndalem keraton menyiapkan mental dan batin untuk mengemban tugas sakral tersebut. Selain itu, abdi ndalem yang bertugas memukul gamelan sekaten, juga harus mensucikan diri dengan berpuasa dan siram jamas. Gamelan sekaten dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Pagelaran sekaten di Surakarta sendiri selalu diikuti dengan kegiatan pasar malam selama sebulan penuh. Pagelaran tersebut dimulai dengan ditandai oleh bunyi gamelan yang akan diarak ke masjid. Acara ini akan berlangsung pada tanggal keenam hingga keduabelas Rabiul Awal, yang di mana pada tanggal ini juga gamelan akan ditabuh secara terus menerus. Setelah itu acara akan dilanjutkan dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulud. Tumplak Wajik akan dilaksanakan selama dua hari sebelum Grebeg Maulud diadakan. Upacara Tumplak Wajik ini berupa kotekan atau permainan lagu dengan kentongan. Hal ini dilakukan sebagai tanda bahwa pembuatan gunungan telah dimulai. Lagu-lagu yang dimainkan dalam Tumplak Wajik seperti Lompong Keli, Owal Awil, Tudhung Setan dan lain sebagainya. Pagelaran Sekaten dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Beberapa nilai yang terkadung dalam tradisi Sekaten, di antaranya sebagai berikut :
a. Nilai Agama Pada saat itu masyarakat sangat menyukai gamelan sehingga Walisongo menjadikan gamelan sebagai media penyiaran agama Islam. Saat masyarakat sudah berkumpul Walisongo menuntun mereka untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Dari kata syahadatain itulah muncul istilah sekaten sebagai akibat perubahan pengucapan. Acara sekaten tersendiri juga dilaksanakan sebagai bentuk perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan di dalamnya diadakan penabuhan gamelan. Dengan demikian sekaten dan agama islam saling berkaitan erat karena bertujuan sebagai sarana pernyebaran agama Islam. b. Nilai Pendidikan Tradisi sekaten bisa menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengetahui adat istiadat serta budaya yang ada di Iindonesia terutama di Jawa. c. Nilai Ekonomi Seiring dengan perkembangan zaman, sekaten mulai dimanfaatkan dalam sektor ekonomi, yakni sebaga ladang masyarakat untuk berdagang d. Nilai Sosial Sekaten memiliki beragam fungsi sosial bagi masyarakat, salah satunya sebagai sarana berinteraksi sosial masyarakat satu dengan yang lain. Sekaten dapat dirasakan oleh semua kalangan tanpa memandang status sosial.

Referensi Daniswari, D. (2022). Mengenal Gamelan Sekaten Surakarta, Gamelan yang Dibunyikan Selama 7 HariKompas.https://regional.kompas.com/read/2022/03/10/054500878/mengenal-gamelan-sekaten-surakarta-gamelan-yang-dibunyikan-selama-7-hari?page=al Herusatoto, Budiono. (1987). Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita. Koentjaraningrat. (1996). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Marzuki. “Tradisi Dan Budaya Masyarakat Jawa Dalam Perspektif Islam.” Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta no. (2017): 2. Setyaningrum, P. (2022). Mengenal Gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta, Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo. Kompas. https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/05/182803078/mengenal-gamelan-sekaten-keraton-yogyakarta-kyai-guntur-madu-dan-kyai?page=all Sunati, and Zeniar Nur Aulia. “Sekaten Cultural Tradition At The Kasunanan Surakarta Palace.” The Ushuluddin International Students Conference 1, no. 1 (2023): 516–22. http://proceedings.radenfatah.ac.id/index.php/UInScof2022.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya