Tarian
Tarian
Seni Tari Banyumasan Jawa Tengah Banyumas
Seni Tari di Cilacap: Sejarah, Proses, dan Pelestarian Budaya Lokal
- 22 Oktober 2024

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang berkembang di wilayah ini bukan hanya sekadar bentuk ekspresi artistik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis yang mendalam. Sebagai bagian dari pelestarian budaya, Kelompok 47 KKN UNS 2024 wilayah Gumilir melakukan wawancara dan digitalisasi budaya lokal, termasuk seni tari yang dipraktikkan oleh Bu Ambar Sulistyowati, seorang pelaku seni tari di Cilacap.

Sejarah dan Perkembangan Seni Tari di Cilacap

Seni tari di Cilacap telah berkembang sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Tarian seringkali ditampilkan dalam berbagai acara adat, seperti upacara pernikahan, penyambutan tamu penting, hingga perayaan tradisional seperti berkah laut. Beberapa jenis tari yang berkembang di wilayah ini mencerminkan perpaduan antara kebudayaan lokal dan pengaruh dari daerah sekitarnya.

Tari Jalungmas, misalnya, merupakan salah satu tarian khas Cilacap yang menggabungkan unsur-unsur Jaipong dari Jawa Barat dengan Calung Banyumasan. Tarian ini memiliki gerakan yang dinamis dan energik, mencerminkan semangat masyarakat pesisir yang kuat. Selain tari Jalungmas, tarian klasik juga banyak dipelajari dan dipraktikkan di Cilacap. Tarian klasik ini bersifat pakem (gerakannya tidak boleh diubah) dan biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat yang lebih formal.

Seiring dengan perkembangan zaman, seni tari di Cilacap tidak hanya terbatas pada bentuk tradisional, tetapi juga mulai mengalami modifikasi. Beberapa tarian kreasi baru muncul dengan menggabungkan gerakan dari berbagai daerah, menciptakan kombinasi yang lebih segar dan modern. Kreasi-kreasi ini muncul sebagai bentuk adaptasi seni tari terhadap perubahan zaman dan selera generasi muda.

Proses Pelaksanaan dan Persiapan dalam Seni Tari

Pelaksanaan tari tradisional di Cilacap melibatkan proses yang cukup panjang, terutama dalam hal persiapan. Sebelum pertunjukan tari dilakukan, para penari biasanya melalui tahap latihan intensif untuk menguasai gerakan-gerakan yang akan ditampilkan. Selain itu, kostum dan riasan juga menjadi elemen penting dalam setiap pertunjukan tari. Kostum yang dikenakan biasanya disesuaikan dengan tema tarian, baik itu tarian klasik, tarian daerah, maupun tarian kreasi baru.

Properti yang digunakan selama pertunjukan juga bervariasi, tergantung dari tema dan jenis tarian yang dibawakan. Properti yang sering digunakan dalam tarian di Cilacap antara lain selendang, pedang atau keris, caping (topi tradisional dari bambu), tampah (nampan besar), dan berbagai properti lainnya. Properti ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pendukung estetika, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut.

Dalam hal persiapan, para penari tidak hanya fokus pada aspek teknis seperti gerakan dan kostum, tetapi juga diberikan semangat dan motivasi untuk tampil dengan percaya diri di depan publik. Pementasan tari di Cilacap sering kali melibatkan anak-anak dan generasi muda sebagai bentuk regenerasi pelaku seni budaya.

Makna Filosofis dalam Seni Tari Cilacap

Setiap gerakan dalam seni tari di Cilacap memiliki makna yang mendalam, terutama dalam tarian klasik dan tarian daerah. Tarian bukan hanya sekadar gerakan indah, tetapi juga merupakan sarana untuk menyampaikan pesan moral, nilai-nilai kehidupan, dan simbolisme yang berkaitan dengan kebudayaan lokal.

Sebagai contoh, gerakan dalam Tari Jalungmas menggambarkan kerja keras dan ketangguhan masyarakat pesisir Cilacap. Tarian ini sering kali diiringi dengan musik tradisional yang menggunakan alat-alat seperti gamelan, angklung, dan calung, yang menambah kekhidmatan dalam setiap pementasan. Selain itu, penggunaan properti seperti pedang atau keris dalam beberapa tarian klasik melambangkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Makna-makna filosofis ini tidak hanya penting bagi para penari, tetapi juga bagi masyarakat yang menyaksikan tarian tersebut. Seni tari menjadi salah satu media yang efektif dalam mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda, sehingga mereka tetap mengenal dan memahami warisan leluhur yang kaya ini.

Tantangan dan Perubahan dalam Pelestarian Seni Tari

Seiring dengan perkembangan zaman, seni tari di Cilacap menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pelestariannya. Modernisasi dan globalisasi memberikan pengaruh besar terhadap preferensi budaya masyarakat, terutama generasi muda yang lebih tertarik pada budaya populer dan teknologi modern. Meskipun demikian, seni tari tradisional di Cilacap masih bertahan dan bahkan mengalami perkembangan, terutama dengan munculnya tarian kreasi baru yang menggabungkan unsur tradisional dengan sentuhan modern.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara mempertahankan keaslian tarian klasik dengan kebutuhan untuk berinovasi. Tarian kreasi baru di Cilacap mulai muncul sebagai bentuk adaptasi seni tari terhadap selera generasi muda, yang cenderung menyukai gerakan yang lebih dinamis dan tidak terikat pada pakem tradisional. Inovasi ini menjadi solusi untuk menjaga agar seni tari tetap relevan dan diminati oleh generasi masa kini.

Harapan untuk Masa Depan Seni Tari

Dalam wawancara dengan Kelompok 47 KKN UNS 2024, Bu Ambar menyampaikan harapannya agar seni tari tradisional di Cilacap dapat terus dilestarikan dan dicintai oleh masyarakat, terutama generasi muda. "Semoga budaya seni tari ini dapat semakin dicintai dan dilestarikan oleh masyarakat, serta terus dikembangkan tanpa kehilangan identitas aslinya," ungkap beliau. Bu Ambar berharap bahwa upaya-upaya pelestarian yang dilakukan, baik oleh sanggar tari maupun komunitas seni lainnya, dapat terus mendapatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, sehingga seni tari ini tidak akan hilang ditelan perkembangan zaman.

Selain itu, Bu Ambar juga berharap agar generasi muda terus terlibat aktif dalam pelestarian budaya ini. Dengan meningkatnya minat generasi muda terhadap seni tari, baik melalui kegiatan sekolah maupun sanggar tari, masa depan seni tari di Cilacap terlihat lebih cerah. Beliau juga menekankan pentingnya regenerasi dalam seni tari, di mana anak-anak muda diberikan ruang untuk belajar, berlatih, dan tampil dalam berbagai pertunjukan.

Kesimpulan

Seni tari di Cilacap merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya lokal yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan simbolisme. Meskipun menghadapi tantangan di era modern, seni tari ini terus berkembang melalui tarian kreasi baru dan dukungan masyarakat. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh komunitas seni dan inisiatif digitalisasi oleh Kelompok 47 KKN UNS 2024 menjadi langkah penting untuk menjaga agar seni tari ini tetap hidup dan relevan di masa mendatang. Dengan dukungan yang terus menerus, seni tari di Cilacap diharapkan dapat terus menjadi kebanggaan budaya lokal dan nasional.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline