Bingung mau nongkrong malam di mana kalau lagi di Purwokerto? Mungkin, Menara Pandang Teratai bisa jadi solusinya! Menjadi ikon terbaru bagi kota Purwokerto, Menara Pandang Teratai terletak di Jalan Bung Karno, Kedungwuluh, Purwokerto Barat. Dengan ketinggian mencapai 117 meter, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan malam Kota Purwokerto yang menakjubkan. Selain itu, kamu juga bisa menikmati warna-warni lampu LED yang menghias tubuh menara dan puncak teratainya. Eits , tapi buat kamu yang mau berkunjung saat siang hari juga nggak perlu khawatir, kamu justru akan disuguhi hamparan sawah yang membentang. Nah , Menara Pandang Teratai sendiri sudah diresmikan sejak satu tahun yang lalu, tepatnya 27 April 2022, oleh Bupati Kabupaten Banyumas, Ir. Achmad Husein. Jadi, ikon ini masih terbilang baru dan cocok buat dikunjungi bagi kamu yang mau datang ke Purwokerto. Nggak perlu ketar-ketir, tiket masuk menara juga terbilang cukup terjangkau loh . Kamu cukup membayarkan Rp20.000...
Orang Jawa memiliki prinsip hidup yaitu prasaja yang berarti hidup yang sederhana, jujur, terus terang, dan apa adanya. Prinsipnya adalah kehidupan harus dijalani secara pas atau dapat berarti bahwa tidak berlebihan maupun berkekurangan. Hidup prasaja ini dilihat dari perilaku, sikap, dan cara bertutur kata. Kuliner juga termasuk dalam prinsip tersebut, salah satunya yaitu kuliner cabuk rambak yang dapat ditemui di Kota Solo. Cabuk rambak ini menggunakan bahan-bahan dan penyajian yang begitu sederhana sesuai dengan konsep hidup prasaja tersebut. Cabuk rambak adalah salah satu makanan tradisional khas Solo. Cabuk rambak terdiri dari kata cabuk dan rambak. Cabuk adalah saus yang dibuat dari wijen putih dan parutan kelapa yang disangrai sampai kering sehingga menghasilkan cita rasa yang tidak terlalu pedas dan sedikit gurih. Bumbu kering ini dapat bertahan lama dan ketika akan dihidangkan hanya perlu ditambahkan air sampai kental. Rambak adalah kerupuk kulit kerbau atau sapi....
Apa yang teman-teman biasanya lakukan setelah shalat Idul Fitri? Biasanya, di Klaten terdapat tradisi ujung yang dilakukan setelah pulang dari sholat Idul Fitri. Tradisi ujung ini biasanya di daerah lain direpresentasikan sebagai sungkeman antara yang muda kepada yang tua. Tradisi ujung ini sebagai salah satu ajang silaturahmi dan saling mengunjungi di hari Idul Fitri. Orang yang dikunjungi adalah orang tua, kerabat, teman, dan orang-orang yang dihormati seperti kyai dan guru. Makna dari tradisi ujung adalah sebagai wujud penyesalan dan permintaan maaf atas segala perbuatan maupun perkataan buruk oleh yang muda kepada yang tua begitu pula sebaliknya. Biasanya, selain bermaaf-maafan, si tuan rumah juga akan memberikan fitrah atau THR, memberikan wejangan atau sekadar bercerita soal kehidupan, dan menyuguhkan makanan ringan maupun berat seperti ketupat, opor, sate, sambel goreng ati, sop serta lontong sayur. Tradisi ujung ini ternyata berawal dari tradisi sungkeman yang dilakukan s...
Kupatan yaitu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Jawa yang dilakukan pada saat lebaran hari ketujuh atau hari terakhir lebaran. Kupatan berasal dari kupat yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) mengakui kesalahan dan saling berminta maaf. Kupatan yang dilakukan di dusun bakalan kabupaten Boyolali yang dilakukan pada saat lebaran hari ketujuh dilaksanakan di halaman masjid mubarokah dusun bakalan pada saat hari Sabtu 29 April 2023 diikuti oleh seluruh warga dusun bakalan. Tradisi ini dilakukan dengan membawa makanan kupat, opor,sambel goreng , telur dan lainnya. Bersama warga masyarakat bersama sama membawa makanan ke halaman Masjid. Setelah semua warga berkumpul maka dilakukan doa bersama,setelah selesai doa masyarakat saling membuka makanan dan makan bersama di halaman Masjid. Setelah selesai makan masyarakat saling bersalaman meminta maaf dan setelah bersama sama pulang kerumahnya masing masing. Tradisi kupatan yang dilakukan pada Hari Syawal atau hari ketujuh...
Tradisi nyadran yang masih lestari dan eksis dimasyarakat Jawa khususnya. Nyadran berasal dari bahasa sansekerta Sraddha yang artinya keyakinan. Dalam arti yang lain nyadran yaitu ruwah Syakban merujuk pada pelaksanaan yaitu ruwah (kalender Jawa) atau bulan Syakban (kalender hijriah) bulan sebelum bulan ramadhan. Tradisi nyadran ini juga dilakukan oleh masyarakat dusun bakalan yang terletak di Boyolali Jawa tengah. Tradisi ini dilakukan pada bulan ruwah atau Syakban ke 15 tepat 2 Minggu sebelum masuk bulan ramadhan. Acara nyadran diawali dengan datang kekuburan dusun bakalan dengan membawa makanan seperti nasi ,ayam Ingkung, sambel goreng ,kerupuk dan lainnya. Masyarakat berkumpul dengan membawa makanan ke kuburan. Berkumpul di halaman atau parkiran kuburan setelah berkumpul bersama maka akan dilakukan doa bersama , setelah doa masyarakat saling berbagi dan makan bersama disitu. Setelah selesai makan masyarakat akan pulang kerumahnya masing masing dan membuka rumah bagi siapa saja...
Makanan tradisional di setiap daerah cukup beragam. Kendati bahan dasar dan proses pembuatannya hampir sama, namun penyebutannya bisa saja berbeda. Salah satu makanan tradisional yang cukup banyak ditemukan di daerah-daerah khususnya di Pulau Jawa adalah getuk. Getuk merupakan makanan ringan yang umumnya terbuat dari singkong atau ketela pohon (Andryan 2012). Cara pembuatan getuk ini biasanya cukup sederhana. Getuk dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional. Di Grobogan terdapat salah satu jenis getuk yang dinamakan getuk alus, beberapa orang juga menyebutnya sebagai getuk sapah. Getuk alus ini berbahan dasar singkong yang ditaburi dengan kelapa. Bahan baku singkong cukup mudah didapatkan di area Grobogan, karena banyak petani di Grobogan yang menanam singkong, entah itu menanami seluruh ladang dengan singkong ataupun hanya di pinggiran tanaman lainnya. Singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat, tak heran jika pada zaman dahulu singkong dijadikan makanan utam...
Perayaan Hari Raya Idul Fitri dilakukan dengan berbagai cara, bahkan berbeda di tiap daerah. Mulai dari bentuk dan cara merayakan hingga makanan yang disajikan berbeda-beda. Di Jawa Tengah sendiri yang kental dengan budaya Jawa memiliki beberapa tradisi di Hari Raya Idul Fitri yang terdapat unsur-unsur budaya Jawa. Salah satu tradisi yang cukup terkenal dan masih dilestarikan hingga kini adalah Bodo Kupat. Ketupat memang sudah tidak asing pada Hari Raya Idul Fitri. Namun, jika umumnya ketupat disajikan ketika Hari Raya Idul Fitri yakni 1 Syawal, berbeda dengan tradisi di wilayah Grobogan. Grobogan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Terdapat tradisi Bodo Kupat atau juga disebut sebagai Bodo Kecil, yakni tradisi memasak dan menyajikan ketupat pada tanggal 7 Syawal, atau H+7 lebaran. Jadi, kebanyakan masyarakat Grobogan memasak ketupat tidak di hari H lebaran, namun di H+7 lebaran. Ketupat atau Kupat tidak menjadi satu-satunya hidangan yang dimasak di Bodo Kupat,...
Kalau Solo sering identik sebagai salah satu kota yang menghasilkan batik tentu terdapat wilayah sebagai pusat pengembangan produk tersebut. Salah satu kampung penghasil kerajinan batik yaitu bernama Kampung Batik Laweyan. Bagi orang awam kampung ini merupakan surganya kerajinan batik Indonesia karena sebagian besar warganya merupakan pengrajin batik. Selain bisa menemukan batik kita juga bisa mengetahui tentang bahan dan jenis dari batik. Lokasi Kampung Batik Laweyan sendiri berada di Jalan Dr. Rajiman No.521, Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota sehingga dapat diakses dengan kendaraan umum. Kampung Batik Laweyan menjadi pusat batik selain Kampung Batik Kauman. Sejarah berdirinya Kampung Batik Laweyan sendiri dimulai sebelum adanya Kerajaan Pajang. Tokoh yang berperan penting dalam perjalanan Kampung Batik Laweyan adalah Kyai Ageng Hanis atau dikenal sebagai Kyai Ageng Laweyan. Pada awalnya Kampung Batik ini merupakan sebuah pasar yang bern...
Nasi Gandul merupakan salah satu makanan khas yang ada di Indonesia. Makanan ini memiliki cita rasa yang berempah, gurih, pedas, dan sedikit manis. Makanan ini disajikan dipiring yang beralaskan daun pisang. Biasanya nasi gandul disajikan dengan lauk tambahan seperti irisan usus, paru, daging sapi dan telur yang dimasak bacem, kemudian juga ada perkedel dan tempe yang diiris tebal namun digoreng hingga garing. Makanan ini banyak dijual di pinggiran jalan sepanjang jalan raya di pati. Banyak orang bertanya mengapa makanan ini dinamakan nasi gandul. Menurut Pak Gito salah satu pedagang di Pati, makanan ini dinamakan demikian karena zaman dahulu penjualnya menggunakan pikulan. Sehingga saat mereka berjalan menjajakan jualannya pikulan tersebut bergondal-gandul. Kemudian dinamakanlah sebagai nasi gandul. Nasi Gandul dipercaya sudah ada di Kota Pati sejak tahun 1955. Karena rasanya yang sesuai dengan lidah orang Pati makanan ini masih terus bertahan. Bahkan hingga saat ini penjual nasi...