Kalau Solo sering identik sebagai salah satu kota yang menghasilkan batik tentu terdapat wilayah sebagai pusat pengembangan produk tersebut. Salah satu kampung penghasil kerajinan batik yaitu bernama Kampung Batik Laweyan. Bagi orang awam kampung ini merupakan surganya kerajinan batik Indonesia karena sebagian besar warganya merupakan pengrajin batik. Selain bisa menemukan batik kita juga bisa mengetahui tentang bahan dan jenis dari batik.
Lokasi Kampung Batik Laweyan sendiri berada di Jalan Dr. Rajiman No.521, Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota sehingga dapat diakses dengan kendaraan umum. Kampung Batik Laweyan menjadi pusat batik selain Kampung Batik Kauman.
Sejarah berdirinya Kampung Batik Laweyan sendiri dimulai sebelum adanya Kerajaan Pajang. Tokoh yang berperan penting dalam perjalanan Kampung Batik Laweyan adalah Kyai Ageng Hanis atau dikenal sebagai Kyai Ageng Laweyan. Pada awalnya Kampung Batik ini merupakan sebuah pasar yang bernama Pasar Lawe yang menjual yang merupakan pusat bahan baku tenun.
Kampung Batik Laweyan sendiri secara resmi disahkan pada tanggal 25 September 2004 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Adanya pengesahan ini membuat para pengrajin batik yang pada awalnya mati kembali hidup. Hal ini membuat Kampung Batik Laweyan sebagai Kampung Batik tertua di Indonesia yang terus berkembang. Didalamnya tidak hanya bisa menemukan batik Laweyan yang memiliki ciri khas tetapi juga menemukan makanan khas Kota Solo.
Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu tempat yang berisikan potensi budaya dan kaya akan sejarah oleh karena itu menjadi salah satu tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi. Selain menyajikan produk berupa batik Kampung Batik Laweyan juga merupakan tempat wisata edukasi seputar batik. Dimana kita sebagai wisatawan bisa mengetahui proses pembuatan batik secara singkat. Selain itu menjadi pusat berbelanja batik karena memiliki beragam motif batik dari seluruh Indonesia.
Terdapat sekitar 30-40 pengrajin batik yang masih bertahan dan terus berkembang menciptakan inovasi baru. Salah satu inovasinya adalah membuat Kampung Batik Laweyan sebagai pusat batik yang ramah lingkungan. Inovasi ini diharapkan semakin memikat kunjungan para wisatawan yang ingin mengenal budaya Kota Solo.
REFERENSI:
Hariyani, S., Antariksa, A., & Pratomo, A. S. (2006). Pelestarian Kawasan Kampung Batik Laweyan Kota Surakarta. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 34(2), 93-105.
Solopos.com ( 2023,Februari 02). Kampung Batik Laweyan Menuju Pusat Batik Ramah Lingkungan. Diakses pada 2 mei 2023, dari https://www.solopos.com/kampung-batik-laweyan-menuju-pusat-batik-ramah-lingkungan-1540790
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.