|
|
|
|
Tradisi Bodo Kupat di Grobogan Tanggal 02 May 2023 oleh Haha_ellyshofia_21 . Revisi 3 oleh Haha_ellyshofia_21 pada 04 May 2023. |
Perayaan Hari Raya Idul Fitri dilakukan dengan berbagai cara, bahkan berbeda di tiap daerah. Mulai dari bentuk dan cara merayakan hingga makanan yang disajikan berbeda-beda. Di Jawa Tengah sendiri yang kental dengan budaya Jawa memiliki beberapa tradisi di Hari Raya Idul Fitri yang terdapat unsur-unsur budaya Jawa. Salah satu tradisi yang cukup terkenal dan masih dilestarikan hingga kini adalah Bodo Kupat.
Ketupat memang sudah tidak asing pada Hari Raya Idul Fitri. Namun, jika umumnya ketupat disajikan ketika Hari Raya Idul Fitri yakni 1 Syawal, berbeda dengan tradisi di wilayah Grobogan. Grobogan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Terdapat tradisi Bodo Kupat atau juga disebut sebagai Bodo Kecil, yakni tradisi memasak dan menyajikan ketupat pada tanggal 7 Syawal, atau H+7 lebaran. Jadi, kebanyakan masyarakat Grobogan memasak ketupat tidak di hari H lebaran, namun di H+7 lebaran.
Ketupat atau Kupat tidak menjadi satu-satunya hidangan yang dimasak di Bodo Kupat, terdapat juga Lepet yang juga menjadi hidangan wajib di Bodo Kupat. Kupat sendiri merupakan makanan yang berbahan dasar nasi dan dibungkus dengan blarak (daun kelapa tua yang berwarna hijau) yang dianyam. Dalam bahasa Jawa, kupat merupakan singkatan dari ngaku lepat dan laku papat, yang artinya masing-masing mengakui kesalahan dan empat langkah. Ngaku lepat ini menjadi simbol dari sungkeman, yang biasanya menjadi tradisi di lebaran ketika yang muda meminta maaf dan restu dari yang lebih tua (Utami et al 2022).
Sayur opor, gulai dan sambal goreng kentang ataupun sambal goreng ati menjadi pelengkap hidangan ketupat. Namun di Grobogan terdapat pula sayur tahu yang menjadi pelengkap hidangan ketupat. Sayur tahu ini dibuat dengan santan, aneka sayuran, rambak, tempe dan tentunya tahu. Rasanya yang asin, pedas, dan gurih sangat cocok dipadukan dengan ketupat.
Lepet merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan, parutan kelapa, dan terkadang diberi campuran kacang merah yang dibungkus dengan janur (daun kelapa muda yang berwarna kuning) dan diikat dengan tali dari bambu. Lepet berasal dari kata silep kang rapet (tutup rapat), yang artinya menutup dan memaafkan kesalahan di masa lalu yang telah dilakukan oleh saudara ataupun keluarga. Terdapat satu hidangan lagi yang terkadang juga dimasak pada Bodo Kupat, yakni lontong.
Lepet dan kupat menjadi makanan wajib yang akan disajikan di Bodo Kupat, tak heran jika hampir semua orang di Grobogan akan memasak kedua hidangan ini di H+7 lebaran. Hingga saat ini tradisi Bodo Kupat ini masih dilakukan. Biasanya masyarakat Grobogan akan saling berbagi kupat dan lepet yang sudah dibuat, sehingga sekalipun ada yang tidak membuat akan tetap bisa memakan kupat dan lepet. Hal itu juga menjadi simbol kebersamaan dan kepedulian untuk menjaga silaturahmi pada masyarakat Grobogan.
Referensi: Utami et al. (2022). KETUPAT EID TRADITION OF THE NORTH COAST OF JAVA AS AN ALTERNATIVE MATHEMATICS LEARNING MEDIA . Jurnal of Mathematics Education. Volume 11, No.1,: 177-192.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |