Tari pakarena merupakan salah satu dari lima tari klasik Sulawesi Selatan yang paling terkenal. Tari tradisional nusantara yang lahir dan berkembang dalam kultur dan tradisi di daerah Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bulukumba, ini memiliki sejarah yang unik. Gerakan tari pakarena tercipta dari gerakan-gerakan puteri khayangan yang turun ke bumi. Penduduk asli Gowa percaya dahulu ada sekelompok puteri khayangan yang turun ke bumi dengan misi mengajarkan perempuan bumi pelajaran kewanitaan, seperti berhias dan menenun. Kedua pelajaran tersebut, misalnya, nampak jelas dalam gerakan tari pakarena yang disebut dengan sanrobeja dan angani . Tari pakarena dipentaskan oleh perempuan yang terdiri dari dua baris. Tiap baris terdiri dari tiga sampai lima orang. Berdasarkan perkembangannya, hal tersebut tidak lagi menjadi pakem dalam tari pakarena . Dalam panggung kontemporer, misalnya, jumlah penari&nbs...
SEPAK RAGA, RIWAJATMOE KINI Permainan sepak raga adalah cikal-bakal lahirnya cabang olahraga sepak takraw. Setidaknya, kalimat awal pada tulisan ini memantik pemikiran masyarakat (pembaca) yang memang pada umumnya menganggap sepak takraw itu sama dengan sepak raga. Tapi sejarah mencatat, permainan sepak raga lebih “berumur” dibanding sepak takraw. Permainan sepak raga merupakan budaya tradisional khas Sulawesi Selatan. M. Dahlan Dg. Gassing, tokoh masyarakat Marosyang mengembangkan sepak raga bertutur, permainan ini muncul dari desa Kaemba, dusun Patte’ne, Maros, Sulawesi Selatan. Dari sebuah kampung yang dahulu disebut Ujung Bulo yang dijuluki sebagai kampung Pa’raga di Kabupaten Maros. Berdasarkan cerita turun-temurun di desa Kaemba, pada awalnya masyarakat disana menyebut permainan ini dengan nama ma’raga yang berarti gerakan aktivitas tubuh (raga), dengan menggunakan bola yang terbuat dari rotan. Sepak raga pada dasarnya men...
Mappalili adalah sebuah acara adat yang di lakukan di beberapa kecamatan atau akkarungeng di Kabupaten Pangkep sebagai ritual sebelum para petani turun kesawah untuk menanam padi. Mappalili berasal dari kata palili yang mengandung makna menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya (hama ataupun bencana besar). Jadi secara etimologi sudah sangat jelas bahwa mappalili adalah sebuah ritual adat yang merupakan wujud pengharapan, doa dari para petani kepada dewata agar padi ( ase ) yang di tanam dapat tumbuh dengan baik agar menghasilkan panen yang melimpah. Mappalili dipimpin oleh kaum pendeta bugis (Bissu) yang merupakan pemuka adat dan pemimpin upacara dalam segala macam kebiasaan atturiolong . Mappalili memiliki beberapa perbedaan di tiap akkarungeng di Pangkep. Hal ini di karenakan perbedaan arajang (benda pusaka) dan kebiasaan di setiap akkarungeng . Di akkarungeng segeri, mappalili diawali dengan ritual matteddu arajang (membangunk...
Manre-Anre di Tanah Jatie Pangkajene dan Kepulauan atau dikenal dengan Pangkep, merupakan miniatur Negara Indonesia menurut kacamata Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo. Mengapa demikian ? karena kondisi geografis wilayahnya yang terdiri atas wilayah pegunungan, daratan dan lautan (kepulauan). Pangkep juga adalah kabupaten yang berhasil merukunkan dua suku dari dua kerajaan besar, Bugis (Bone) dan Makassar (Gowa). Jika diperhatikan dari segi tradisi dan budaya, maka kondisinya sama dengan yang berlaku di dua suku itu. Baik itu pada tradisi perkawinan, hukum, adat istiadat dan lain sebagainya. Hingga kini, Pangkep mencatatkan diri masih menjalankan tradisi utama dalam menjalani kehidupan sosial budayanya. Salah satunya “Mappalili” atau acara turun sawah. Namun, di daerah ini terdapat dua versi yang berbeda dalam pelaksanaannya. Pertama, Labakkang. Di mana suku dan tradisi yang berlaku di sini adalah suku Makassar. Dalam pelaksanaan mappalili ini...
Kapurung (Pugalu) Kapurung adalah salah satu makanan olahan khas dari Sulawesi Selatan yang terbuat dari sagu. Makanan yang mirip cendol dengan ukuran yang lebih besar, berkuah sayur dan campuran ikan ini merupakan kuliner khas dari daerah Palopo (dan pemekarannya; Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara). Di daerah asalnya kapurung disebut juga Pugalu . Kapurung sangat nikmat disantap selagi panas dan hangat sebab bila telah dingin sagunya akan mengeras. Proses pembuatan kapurung cukup mudah yakni sagu ditaruh dalam sebuah baskom kemudian ditambahkan air panas sembari mengaduk-aduknya hingga seluruh adonan sagu bercampur air. Sagu yang awalnya masih berbentuk tepung akan berubah menjadi kental layaknya lem. Warnanya pun akan berubah tergantung pada jenis sagunya. Adonannya terus diaduk hingga tidak ada lagi sagu yang masih berupa tepung. Adonan kapurung dibentuk bulat (tidak utuh) sebesar kepala sendok makan dengan cara kedua sumpit bambu ( pidui’ ) mengambil beberapa bag...
TARI SERE API DAN IRINGAN PADENDANG Sere Api atau Massere Api berasal dari bahasa bugis yang berarti bergerak/menari di dalam kobaran api. Keberadaan Sere Api diketahui sejak tahun 1920 tepatnya di Desa Gattareng, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru. Sere Api berkembang dan muncul pertama kali di Dusun Lempang, Desa Gattareng. Keberadaan Sere Api sampai sekarang belum diketahui siapa penciptanya karena menurut masyarakat diwilayah tersebut, Sere Api lahir secara spontanitas sejak nenek moyang hingga sekarang. Tari Sere Api ini adalah ritual tahunan masyarakat Desa Gattareng yang berfungsi sebagai alat atau sarana komunikasi kepada dewi padi “ Sang Hyang Sri ” dan sebagai perayaan rasa syukur atas hasil cocok tanam yang akan segera dipanen. Selain sebagai media hiburan, Sere Api juga mempunyai fungsi sosial, sebab Sere Api dapat mempererat hubungan silaturahmi dan hubungan emosional antar warga setempat. Lebih lanj...
Asal-usul kampungku…. Batutanengnge. Batutanengnge… Mungkin ada yang bertanya apa sih itu Batutanngnge? Dalam bahasa Bugis Batutanengnge sendiri artinya adalah batu yang di tanam, tapi saya tidak akan membahas batu yang di tanam sehingga menjadi rindang dan kemudian menghasilkan buah atau bunga, tapi asal usul kenapa ada sesuatu yang disebut Batutanengnge. Batutanengnge sendiri adalah nama tempat disebuah daerah di kec. Kahu, kab. Bone, sul-sel. Daerah pedesaan indah nan asri yang kata orang mirip ubud bali. Menurut eyang-eyang yang saat ini kebetulan Alhamdulillah masih hidup, dahulu Batutanengnge bernama Latepo, tapi alkisah dalam legenda pada saat jaman penjajahan entah itu jaman penjajahan Jepang atau Belanda saya juga tidak tahu yang jelasnya mereka menyebutnya jaman gerillia, di Latepo tersimpan sebuah harta karun berupa bongkahan emas yang yang di anggap suci ole...
BONE DAN RAJA PERTAMANYA (Sejarah Kerajaan Bone) Indonesia merupakan negara kepulauan atau negara maritim yang masyarakatnya bersifat majemuk, seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia masih harus belajar banyak dari sejarah perjalanannya sendiri tentang bagaimana mengelola kemajemukan tersebut agar menjadi modal sosial pembangunan bangsa. Masyarakat majemuk yang tersusun oleh keragaman kelompok etnik atau suku bangsa beserta tradisi-budayanya itu, tidak hanya berpeluang menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat di masa mendatang, tetapi juga berpotensi mendorong timbulnya konflik sosial yang dapat mengancam sendi-sendi integrasi negara-bangsa ( nation-state ), jika dinamika kemajemukan sosial-budaya itu tidak dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini, kita harus menyadari bahwa indonesia memiliki banyak suku bangsa atau kelompok etnik yang berbeda dan itu harus dilestarikan serta di jaga dengan baik. Kita patut bersyuku...
Ada Acara ‘Minta Hujan’ dan Kebal Senjata Tajam di Segeri Segeri merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang terletak sekitar 75 kilometer di sebelah utara Kota Makassar. Diantara berbagai kecamatan di Kab. Pangkep, Kecamatan Segeri tergolong unik karena penamaan nama kampung dan desanya menggunakan bahasa Bugis dan bahasa Makassar. Namun mayoritas masyarakat di kecamatan Segeri merupakan Suku Bugis. Setiap tahunnya saat mengawali musim tanam padi di sawah, sekitar bulan November dan Desember yakni di penghujung musim kemarau, di Segeri selalu melakukan ritual ‘meminta hujan’ yang disebut Mappalili . Ritual ini dijalankan oleh pendeta Bugis Kuno yang disebut kaum Bissu . Komunitas Bissu sendiri juga dijumpai di Bone, Soppeng dan Wajo. Ritual ini dipimpin langsung oleh Puang Matoa Saidi. Puang Matoa Saidi tinggal di rumah arajang, tem...