|
|
|
|
sejarah dan asal-usul kampungku Tanggal 14 Aug 2015 oleh Ayuni . |
Asal-usul kampungku….
Batutanengnge.
Batutanengnge…
Mungkin ada yang bertanya apa sih itu Batutanngnge? Dalam bahasa Bugis Batutanengnge sendiri artinya adalah batu yang di tanam, tapi saya tidak akan membahas batu yang di tanam sehingga menjadi rindang dan kemudian menghasilkan buah atau bunga, tapi asal usul kenapa ada sesuatu yang disebut Batutanengnge. Batutanengnge sendiri adalah nama tempat disebuah daerah di kec. Kahu, kab. Bone, sul-sel. Daerah pedesaan indah nan asri yang kata orang mirip ubud bali.
Menurut eyang-eyang yang saat ini kebetulan Alhamdulillah masih hidup, dahulu Batutanengnge bernama Latepo, tapi alkisah dalam legenda pada saat jaman penjajahan entah itu jaman penjajahan Jepang atau Belanda saya juga tidak tahu yang jelasnya mereka menyebutnya jaman gerillia, di Latepo tersimpan sebuah harta karun berupa bongkahan emas yang yang di anggap suci oleh penduduk desa, jika bongkahan itu sampai pecah atau keluar dari Latepo maka akan ada bencana besar yang akan terjadi (padahal menurut saya penjajahan sudah termasuk bencana luar biasa, gak pecah juga sudah dapat bencana) dan jika kaum gerillia mengetahui ada harta karun yang terpendam di Latepo maka mereka pasti akan merampasnya seperti hasil alam yang lain.
Pada suatu malam para tetuah berkumpul di rumah kepala adat untuk melakukan upacara pembersihan bongkahan emas itu kegiatan mereka di ketahui oleh para gerilliawan sehingga dirampaslah harta karun itu, dan apalah daya mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Pertemuan demi pertemuan dilaksanakan untuk menyusun rencana agar emas itu dapat mereka rebut kembali dan tidak meninggalkan desa agar bencana besar tidak terjadi. Sampai akhirnya seorang pemuda yang bernama Syakaring mengajukan ide, biarlah dia yang mengorbankan nyawa untuk masuk menyelinap ke markas gerillia untuk mencuri bongkahan emas itu kembali (mulia sekali hati si Syakaring ini) dan para tetuah pun setuju.
Kemudian pada suatu malam Syakaring pun melaksanakan aksi heroiknya, dia menyelinap masuk ke markas gerillia untuk mengambil emas itu dan tentu saja di bantu oleh para tetuah yang saat itu masih percaya akan baca-baca(mantra), para tetuah memantrai para gerilliawan agar mereka tidak menyadari kedatangan syakaring dan benar saja syakaring berhasil mengambil bongkahan itu kembali.
Pada saat bongkahan emas itu berhasil dia bawa pulang ketempat para tetuah mereka pun memikirkan rencana agar emas itu tidak di temukan lagi oleh para gerillia, setelah diskusi yang panjang akhirnya mereka memutuskan untuk menguburnya di bawah sebuah batu besar yang dimantrai agar tidak seorangpun dapat mengangkat batu itu dan tidak di temukan kembali oleh para gerilliawan. Semenjak saat itulah latepo di ubah namanya menjadi batutanengnge tapi sayangnya kita tidak dapat melihat batu itu lagi karena saat ini sebuah rumah telah dibangun tepat diatasnya.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |