MENGANGKAT TULANG-TULANG, CARA ORANG KARO MENGHORMATI LELUHURNYA Orang Karo sangat beradat dan menghargai leluhur sehingga secara khusus memilki kebudayaan mengumpulkan kembali tulang-tulang leluhur yang telah lama meninggal dunia. Cara ini dikenal dengan Nampeken TULAN-TULAN (Nampeken = mengambil dalam arti mengumpulkan kembali , Tulan-tulan = Tulang/ skeletons). Dalam bahasa sederhananya dikatakan MUAT TULAN-TULAN (MUAT= MENGUMPULKAN). Muat tulan-tulan merupakan satu dari sekian banyak upacara adat karo,sebagai wujud penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Biasanya acara seperti ini dilakukan di JAMBUR. Jambur adalah Rumah tempat penyelengaraan kegiatan adat suku Karo yang lebih besar dari sebuah pesta perkawinan. Bayangkan saja sejumlah anak beranak empat hingga lima keturunan berkumpul bersama untuk acara ini. Yang bertugas mengali kuburan adalah anakberu,semua tulang-tulang yang di ambil lalu di cuci bersih,lalu di mandikan denga...
Mite salah satu makanan pokok ini berasal dari suka duka keluarga yang rela berkorban di sebuah perkampungan hulu Sungai Silau, Kabupaten Asahan. Konon, perkampungan itu dihuni oleh keturunan Si Boru Deak Parujar dari salah satu kelompok marga Sumba, tepatnya rumpun marga Narasaon. Semula orang uluan ini menganut kepercayaan pelbegu. Setelah masuk agama Islam, mereka meninggalkan tradisi pelbegu dan hidup dalam tradisi budaya Melayu. Hatta, di kampung uluan itulah mite ini bermula. Pada sebuah keluarga bahagia, sepasang suami istri dengan dua orang putrinya yang cantik, Rumbia yang sulung dan Enau yang bungsu. Setiap ada kegiatan semacam pesta adat, kedua putri ini hadir bersama orang-orang kampung dengan ditemani Serindan, putra raja kampung itu. Pesta adat yang dilaksanakan penduduk kampung, ternyata semakin mempererat hubungan Rumbia dengan Serindan yang tampak seperti lepat dengan daun. Orang...
Rentak Sembilan adalah sembilan tarian wajib Melayu yang biasa dibawakan saat kenduri, malam bainai, atau acara-acara adat lainnya. Rentak Sembilan memiliki gerakan baku yang tak boleh dirubah. Sebenarnya, rentak sendiri artinya adalah tari. Tapi karena banyak yang tak tahu maka disebut Tari Rentak Sembilan. Kesembilan tari tersebut ialah Tari Mak Inang, Tari Tanjung Katung, Tari Piring, Tari Anak Kala, Tari Sri Langkat, Tari Kuala Deli, Tari Panjang Jermal, Tari Japin Melayu, dan Tari Serampang XII. Keseluruhannya punya musik dan gerak wajib masing-masing yang akan berbeda makna jika tak sama. Misalnya Tari Serampang XII yang memang harus diiringi lagu Pulau Sari. ASAL-USUL RENTAK SEMBILAN Rentak Sembilan dipercaya berasal dari budaya Ronggeng Melayu. Sebuah budaya yang semata-mata berfungsi sebagai hiburan rakyat saat ada kenduri. Ronggeng Melayu merupakan serangkaian acara balas pantun yang disambut tetarian dan nyayian. Biasanya dulu tariannya asal saja. Proses ronggen...
Tradisi gotong royong telah lama hidup dalam masyarakat Indonesia. Tradisi ini dapat terlihat dari kebiasaan masyarakat kita yang saling membantu dalam melakukan setiap kegiatan, misalnya dalam prosesi pernikahan, kematian, serta menjaga lingkungan dan bercocok tanam. Namun beberapa tahun terakhir, tradisi gotong royong tanpa disadari mulai terkikis keberadaannya, terutama pada masyarakat perkotaan yang cenderung lebih individualis. Sekarang tradisi gotong royong mulai digalakkan kembali oleh pemerintah, masyarakat pun juga mulai menyadari betapa pentingnya gotong royong yang merupakan budaya tradisi bangsa Indonesia. Salah satu suku yang masih mempertahankan budaya tradisi yang mengandung nilai tolong-menolong adalah masyarakat Mandailing di Sumatera Utara. Dulu Mandailing merupakan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, kemudian daerah tersebut mengalami pemekaran ke dalam empat kabupaten dan satu kota yang disebut Tapanuli Bagian Selatan (T...
Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi membuat kain tenun. Tanimbar, Timor, Sumbawa, Lombok, Bali, Jepara, Lampung dan lain-lain adalah daerah penghasil tenun yang baik dan terkenal. Hasil tenun di Tapanuli dalam bentuk kain atau selendang lengan berbagai motif, ukuran maupun fungsi itu disebut dalam bahasa daerah setempat ulos. Bagi masyarakat Tapanuli ulos bukan sekedar kain atau selendang hasil kerajinan kaum wanita untuk penutup badan, alat penggendong, hiasan atau berfungsi sehari-hari semacam itu saja melainkan juga mempunyai makna yang khusus dalam hidup bermasyarakat. Jadi ulos adalah sejenis kain adat hasil kerajinan tradisional masyarakat Batak terutama yang mendiami daerah Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Simalungun dan Tanah Karo. Beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai sakral. Proses Pembuatan Ulos Dahulu sebelum ada perusahaan tenun, hampir setiap keluarga menenun ulos untuk keperluan mereka. Dengan bahan benan...
Di dalam kultur Batak kematian seseorang yang sudah bercucu, tapi anaknya belum semuanya menikah (sari matua) dan yang anaknya sudah semuanya menikah serta punya cicit (saur matua) dianggap sebagai suatu peristiwa besar yang sudah sepatutnya disyukuri (tidak banyak lagi kesedihan disana). Karena bagi orang Batak, kekayaan tak melulu dilihat dari harta melimpah. Namun memiliki keturunan banyak merupakan kekayaan dan kebanggaan yang tak ternilai. Kelak ketika mereka meninggal, kebanggan ini akan disimbolkan dalam mahkota dedaunan (sanggul marata/sijagaron/onda-onda). *** Sanggul marata diletak di halang hulu atau arah atas kepala. Sanggul marata terdiri dari macam-macam tumbuhan yang dirangkai sedemikian rupa. Ada lima macam daun yang digunakan, yaitu hariara (pohon ara), daun baringin (beringin), ompu-ompu (bunga bakung), sanggar (ilalang yang beruas), dan sangge-sangge (serai). Kelima daun ini ditanam dengan menggunakan padi dalam ampang (bakul) bersegi empat yang terbuat dari anyama...
Ciri khas dari bangunan istana raja Simalungun di Pematang Purba adalah lantai rumah yang tinggi serta tanduk kerbau bertengger di atas bubungan atap. Bentuk bangunan demikian itu telah berlangsung turun temurun seperti yang pernah dibuat oleh nenek moyang jaman dahulu. Setiap bagian dari struktur bangunan mengandung makna simbolis yang bertolak dari kepercayaan dan adat istiadat. Bentuk bangunan yang unik, ragam hias yang mempesona dan peninggalan sejarah lainnya, membuat istana raja Simalungun menarik untuk dikunjungi. Memasuki kompleks istana raja Simalungun yang luas akan dijumpai berbagai bentuk banunan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Melawati pintu masuk dapat dijumpai Balai Butu yang berfungsi sebagai rumah penjagaan, Rumah Bolon yang berfungsi sebagai tempat tinggal raja, Balai Bolon, jambur¸ dua buah Pattangan, losung dan Rumah Jungga. Balai Buttu yang terletak di pintu masuk selain berfungsi sebagai rumah jaga juga dimanfaatkan sebagai tempat tidur anak-a...
Pulau Nias di tepian Samudera Hindia dan berhadapan dengan pantai Sibolga itu bersama dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya (± 130 pulau) merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Luas 5.625 km2 dan berpenduduk sekitar setengah juta jiwa. Tanahnya terdiri dari dataran rendah dan bukit-bukit dengan suhu udara tropis yang cukup nyaman (antara 17° -30° C). Tanah yang subur dengan hutan dan nyiur melambai sepanjang pantai mengandung pesona alami yang memikat hati. Memang letaknya terpencil, tetapi justru masih aman dari kebisingan deru mesin, asap pabrik dan limbah industri. Kehidupan masyarakat dan budayanya pun belum banyak tercampur oleh pengaruh asing yang negatif. Budayanya yang asli, yang tradisional, masih banyak bertahan hingga sekarang. Tradisi megalitik dari masa prasejarah pun masih mewarnai kehidupan sehari-hari, demikian pula seni patungnya. Seni patung Nias sebenarnya sulit dipisahkan dari seni patung Batak...
Sarune merupakan salah satu alat musik tradisional khas suku Batak Karo dan Toba di Sumatera Utara . Alat musik tiup ini adalah melodi dalam ensambel dari Gendang Lima Sidalanen. Sarune sendiri tergolong pada aerophone (alat musik tiup/alat musik yang menghasilkan bunyi akibat getaran udara). Masyarakat adat Batak Karo dan Toba menggunakan Sarune dalam acara-acara khusus, seperti upacara adat, pernikahan, kemalangan (kematian), dll. Sarune Batak Karo Pada masyarakat Karo, pemain musik tradisionalnya diberi nama Sierjabatan (Pengual) yang berfungsi sebagai pengiring musik upacara adat Suku Karo, baik itu pernikahan, pesta panen, kemalangan atau lainnya. Sierjabatan memiliki keahlian dalam bemain berbagai macam alat musik Tradisional Karo yang terdiri atas Serune, Gendang, Singanaki, Gendang Singindungi, Gendang penganak, dan gung. Setiap pemain alat musik mempunyai nama masing-masing sesuai alat musik yang mereka mainkan. Pemain Sarune sendiri disebut dengan...