Ritual
Ritual
Benda Sumatera Utara Masyarakat Toba dari daerah Ajibata hingga Dolok Sanggul dan sebagian wilayah Silindung.
Sanggul Marata
- 8 September 2014

Di dalam kultur Batak kematian seseorang yang sudah bercucu, tapi anaknya belum semuanya menikah (sari matua) dan yang anaknya sudah semuanya menikah serta punya cicit (saur matua) dianggap sebagai suatu peristiwa besar yang sudah sepatutnya disyukuri (tidak banyak lagi kesedihan disana). Karena bagi orang Batak, kekayaan tak melulu dilihat dari harta melimpah. Namun memiliki keturunan banyak merupakan kekayaan dan kebanggaan yang tak ternilai. Kelak ketika mereka meninggal, kebanggan ini akan disimbolkan dalam mahkota dedaunan (sanggul marata/sijagaron/onda-onda). *** Sanggul marata diletak di halang hulu atau arah atas kepala. Sanggul marata terdiri dari macam-macam tumbuhan yang dirangkai sedemikian rupa. Ada lima macam daun yang digunakan, yaitu hariara (pohon ara), daun baringin (beringin), ompu-ompu (bunga bakung), sanggar (ilalang yang beruas), dan sangge-sangge (serai). Kelima daun ini ditanam dengan menggunakan padi dalam ampang (bakul) bersegi empat yang terbuat dari anyaman bambu. Mangkok berisi beras, kemiri dan telur ayam kampung diletak di atas padi. Semua tumbuhan diartikan sebagai simbol-simbol keberhasilan yang dicapai dan diwariskan kepada keturunannya. *** Segala unsur dalam sanggul marata punya arti tersendiri. Sejak dulu, hariara dikenal sebagai pohon yang tumbuh di halaman perkampungan Batak dan dijadikan tempat berkumpul. Sehingga hariara bermakna simbol perlindungan. Baringin dikenal sebagai tumbuhan yang kokoh, memiliki banyak cabang serta rimbun sehingga diartikan simbol kekokohan dan keberhasilan. Sanggar merupakan tumbuhan yang jika diterpa angin akan mengayun naik turun sehingga bermakna bahwa kehidupan mempunyai grafik yang turun naik atas terpaan yang datang. Ompu-ompu diartikan bahwa yang meninggal sudah mempunyai anak cucu dan apa yang sudah diperoleh baik diteruskan anak cucunya. Terakhir sangge-sangge artinya yang meninggal mampu menjaga kesehatan dirinya dan keturunannya. Ampang atau bakul yang memiliki empat sisi juga punya arti. Selama hidup, kita akan ditopang oleh empat unsur yaitu partubu (orang tua), boru (perempuan), hula-hula (paman), dan pariban (saudara). Padi dalam ampang bermakna sebagai berkat yang diberikan Tuhan pada seluruh keluarga. Semakin banyak keturunan maka tingkatan ampang akan dibedakan. Kalau cuma punya cucu maka bakulnya hanya satu tingkat, anaknya sudah punya cucu (marnini-marnono) maka ampang-nya dua tingkat, sementara jika cicitnya sudah punya anak (marondohondoh) ampang-nya tiga tingkat. Hanya dengan melihat sanggul marata, pelayat sudah tahu sampai di mana keturunan yang ia miliki *** Sanggul marata boleh didirikan minimal jika yang meninggal sudah memiliki cucu. Orang yang meninggal dianggap berhasil jika ia memiliki anak laki-laki dan perempuan serta sudah dikaruniai cucu. Ia dianggap sudah memenuhi hamoraon (kekayaan), hagabeon (kebesaran) dan hasangapon (kedudukan) yang merupakan cita-cita umum masyarakat Batak semasa hidup. *** Malam sebelum tubuh jenazah dimasukkan ke dalam peti, atau orang Batak bilang mompo, para kelurga dan handai taulan akan datang melayat. Nyayian rohani bertema kematian akan mengiringi acara sepanjang malam. Di bagian kepala diletakkan sanggul marata. Keesokan harinya, sebelum penguburan, dilakukan acara maralaman, peti dibawa ke halaman rumah. Sanggul marata dijunjung menantu perempuan, diikuti semua keturunan yang kemudian dibawa mengelilingi jenazah sambil manortor (menari). Setelah acara penguburan selesai, tanaman tersebut ikut ditanam di kuburan. Di beberapa wilayah, sanggul dibiarkan mengering di rumah. Untuk padi dan beras dimasak oleh keluarga dan dimakan bersama-sama sebagai wujud syukur atas berjalannya acara. *** Tak ada yang tahu sejak kapan budaya ini dimulai dalam masyarakat Batak, karena tak pernah ditemukan tulisan soal sanggul marata. Hanya diyakini budaya ini sudah tumbuh dan berkembang sangat lama. Para perangkai sanggul marata tak pernah belajar merangkai secara khusus lewat tulisan. Kebudayaan dipertahankan dan diturunkan lewat ingatan orang tua yang diwariskan kepada anak cucunya. Karena tak ada pendokumentasian, maka tak ada acuan yang menjadi dasar pelaksanaan adat. Hal ini menyebabkan terdapatnya perbedaan di beberapa daerah dari segi penataan daun. Di Balige, misalnya, apabila yang meninggal hanya mempunyai cucu dari pihak perempuan saja, maka daun hariara tidak diikutkan. Sementara jika cucu hanya dari pihak laki-laki tidak dibuat daun baringin. *** Saat ini, masyarakat Batak, khususnya yang tinggal di kota, sudah mulai meninggalkan budaya sanggul marata. Selain karena tak ada tradisi maralaman di kota, juga karena budaya sanggul marata ini dianggap memiliki unsur animisme yang bertentangan terhadap kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa. ***

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa