Gayo lues adalah salah satu daerah yang memiliki budaya, adat-istiadat atau tradisi yang beranekaragam salah satunya adalah tradisi sinte mate. Tradisi sinte mate (kenduri meninggal) merupakan acara yang dilakukan terhadap orang yang telah meninggal dunia. Adapun penyelenggaran sinte mate di Gayo Lues terhadap orang yang telah meninggal dunia agak dibedakan antara anak-anak dan orang dewasa/orang tua. Untuk anak-anak di bawah umur sepuluh tahun sinte mate (kenduri meninggal) diadakan pada malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan pada malam ke empat puluh empat, sedangkan untuk orang dewasa/orang tua diadakan mulai malam pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan pada malam ke empat puluh empat hari. Di Gayo Lues, biasanya jika seseorang telah meninggal dunia maka pihak keluarga akan mengabarkan atau mendatangi imam mesjid atau meunasah untuk mengabarkan berita duka tersebut ke masyarakat setempat. Dan biasanya ketika masyarakat tela...
Kreativitas tidak akan pernah berhenti. Meski usia TA Malik Budiman tidak bisa dibilang muda, ia tetap berusaha melahirkan karya-karya baru di bidang seni. Salah satu karyanya adalah Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. Tarian ini berkembang di Kabupaten Bireuen dan ikut dipentaskan dalam Festival Seni Budaya Tradisi Bireuen yang diselenggarakan Dewan Kesenian Bireuen awal November 2018. Adalah TA Malik Budiman, lahir 1 Maret 1943, menemukan ide penciptaan tari tersebut berdasarkan tradisi persiapan pesta perkawinan. Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. (SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA) "Menjelang pesta kawin, para perempuan Bireuen menyiapkan segala sesuatunya dengan bergotong royong, seperti memarut kelapa, menyiapkan bumbu masakan dan sebagainya. "Aktivitas itulah yang saya angkat dalam bentuk tarian," kata TA Malil Budiman dalam percakapan dengan Serambinews.com, di Bireuen beberapa waktu lalu. Disebut...
Permainan ini dapat dijumpai di Aceh, terutama pada kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame yang berlokasi dibagian Kabupaten Aceh Selatan. Jadi, lokasi/tempat permainan ini dijumpai selain di bagian pesisir Aceh (pesisir Utara dan pesisir Timur) juga di pesisir bagian Barat (termasuk Kabupaten Aceh Selatan sekarang), yang masing-masing didiami sebagian kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame. Dilihat dari segi nama, permainan ini menunjukkan keanehannya Kapai-kapai Inggreh dalam Bahasa Indonesia artinya Kapal-kapal Inggris. Adegan yang dimaksud adalah seperangkat tanya jawab antara para pemain. Adapun pertanyaan dan jawaban yang harus dilontarkan dalam permainan tersebut adalah sebagai berikut : Tanya: Peu kapai nyo? (Kapal apa ini?) Jawab: Kapai Inggreh. (Kapal Inggris) Tanya: Pei ji peuding? (Apa muatannya?) Jawab: Ate tapeh. (Hati Sabut Kelapa.) Sejarah Latar Belakang Sejarah Perkembangan Permainan. Seperti te...
Pepilo adalah bahasa daerah Gayo yang berarti baling-baling dalam bahasa Indonesia. Baling-baling dibuat dari batang kayu dadap yang sudah kering atau dari bambu kering, atau dapat juga kulit buah dadap yang sudah kering. Yang dibuat dari batang dadap untuk anak-anak yang sudah besar, yang dari bambu untuk anak sedang, dan yang dari kulit buah dadap untuk anak kecil. Pepilo model pertama, panjang baling-balingnya kira-kira sedepa, lebarnya 5 jari; model kedua sedikit lebih pendek dari yang pertama, dan yang ketiga sepanjang buah itu sendiri (kira-kira sejengkal). Pembuatan pepilo dari kayu dadap harus orang yang benar-benar ahli, tidak seperti yang dibuat dari bambu; sedangkan yang dari kulit buah tidak begitu sukar. Bila angin kencang, beberapa anak kita lihat memegang pepilo masing-masing, serta berlarian ke arah datangnya angin. Arena tempat diadakannya permainan ini riuh rendah dengan sorakan anak-anak karena pepilonya berputar dengan kuat. Sejarah Menurut penutura...
Kekuriken adalah bahasa daerah Gayo yang asal katanya kurik, artinya ayam. Kekuriken berarti beradu seperti ayam. Permainan ini mempergunakan bola yang terbuat dari tanah liat. Bola tadi dinamai “kurik” karena akan diadu dengan kurik lainnya di arena peraduan yang dibuat sedemikian rupa sehingga bola digulirkan maka dengan sendirinya akan bertemu dengan bola lainnya, sehingga berbenturan keras. Bola yang pecah atau kurik yang kalah harus menanggung resiko, yaitu si pemiliknya harus menjalankan sanksinya yang telah disepakati bersama sebelumnya. Sejarah Menurut orang-orang tua, permainan ini asli berasal dari daerah Gayo ini karena menurut mereka ketika masih kanak-kanak mereka mlaksanakan permainan ini diajarkan orang-orang yang lebih tua, juga keadaan tanah persawahan di daerah ini memungkinkan melaksanakan permainan tersebut. Tanah persawahan yang sempit yang dikerjakan secara terus menerus menyebabkan tanah tersebut tandus dan akhirnya menjadi tanah liat. Bo...
Permainan ini disebut kis-kisen, dalam bahasa Aceh Tenggara yang berarti adu menyelam di dalam air. Kis artinya tahan lama di dalam air atau tidak bernafas, dan kisen artinya diadu untuk tidak bernafas selama mungkin di dalam air. Peserta permainan menyelam di dalam air dengan disaksikan oleh para penonton. Salah seorang dari penonton menghitung berapa saat yang dapat diperoleh setiap peserta. Peserta yang terlama di dalam air dinyatakan memenangkan permainan ini. Sejarah Permainan ini sudah agak jarang dilaksanakan anak-anak. Permainan ini terdapat di kampung-kampung di luar kota bahkan jauh dari keramaian kota. Permainan ini pada mulanya hanya sebagai bunga dalam permandian, tetapi lama kelamaan dipertandingkan karena ada manfaatnya setelali anak itu besar. Karena Aceh Tenggara adalah daerah aliran sungai Simpang Kiri, salah satu sungai yang terbesar di Aceh, dan hasil ikannya cukup banyak. Untuk menangkap ikan kadang-kadang harus menyelam, misalnya bila jalanya ters...
Jangut ngkurik adalah bahasa daerah Gayo yang terdiri atas 3 kata, yaitu jangut berarti bulu, ng berarti nya, dan kurik berarti ayam. Jadi, jangut ngkruik berarti bulunya ayam atau tepatnya bulu ayam. Permainan ini dinamakan demikian karena bahan baku utamanya adalah bulu ayam. Bulu-bulu ayam dimasukkan ke dalam bambu kecil, sehingga bila bambu tersebut dipukul pada bukunya, jangut ngkurik yang ada di dalamnya melayang ke udara. Para pemain berdiri melingkar pada suatu lapangan, dan di tengah-tengah berdiri seorang sebagai pembagi bola jangut ngkurik yang di dalam bahasa daerah ini disingkat dengan bal. Pembagi tersebut tugasnya membagi bal kepada setiap pemain. Pemain yang gagal mengembalikan balnya kepada pembagi harus menerima hukuman dan bertindak sebagai pembagi bal yang berdiri di tengah lingkaran. Sejarah Permainan ini dari dahulu sampai sekarang keadaannya tidak berubah, baik mengenai aturan maupun penyempurnaan bal. Kedudukannya sudah terdesak permainan bulu t...
Asal nama permainan ini informan tidak dapat menjelaskan secara konkrit karena permainan ini memang sudah berkembang sejak lama dan generasi sebelum mereka tak pernah menceritakan tentang asal nama permainan tersebut. Ghieng-ghieng asee demikian nama permainan ini, merupakan permainan anak-anak yang tidak menggunakan alat-alat musik dan bersifat per seorangan. Ghieng-ghieng asee berkembang di seluruh Daerah Istimewa Aceh (sekarang, Aceh), walaupun dengan nama yang berbeda, secara jelas akan diuraikan pada bagian lain dalam penulisan ini. Permainan ini dapat digolongkan ke dalam salah satu cabang olah raga. Sejarah Dari hasil wawancara, permainan ini sudah lama sekali berkembang di dalam masyarakat. Sejak kapan permainan ini mulai berkembang dan dari mana asalnya tidak diketahui. Yang jelas permainan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang. Waktu Pelaksanaan Permainan ini tidak ditetapkan apakah pagi, tengah hari, atau sore har...
Meu creek adalah suatu permainan yang sering dimainkan anak-anak, terutama anak perempuan. Perkataan meu creek terdiri atas dua kata, yaitu meu dan creek. Meu singkatan dari kata meuen yang berarti permainan, sedangkan creek berasal dari bunyi yang ditimbulkan pada waktu memainkan permainan ini. Meu creek berarti permainan yang pada saat melakukan permainan ini menimbulkan bunyi creek-creek sewaktu lidi-lidi yang dipergunakan dilambung ke atas. Permainan meu creek ialah sejenis permainan yang mempergunakan lidi-lidi dari daun kelapa atau lidi-lidi yang dibuat khusus dari kulit bambu yang diraut kecil-kecil. Mereka yang sering melakukan permainan ini pada dasarnya telah menyediakan lidi yang tahan lama. yaitu yang dibuat dari bambu, sedangkan mereka yang melakukan permainan ini sebentar saja, mereka akan mempergunakan lidi yang mudah diperoleh yaitu dari lidi daun kelapa. Dari bunyi yang ditimbulkan oleh lidi-lidi inilah dasarnya dari pemberian nama untuk permainani ini. Sej...