tahun baru
369 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Batu Belah Batu Bertangkup
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Dewasa ini, cerita rakyat menjadi salah satu ‘artifak’ kebudayaan yang banyak ditinggalkan oleh generasi muda. Era globalisasi telah mencetak diri kita sedemikian rupa sehingga kita lupa akan identitas kita yang sebenarnya – Indonesia adalah SATU! Padahal melalui cerita rakyat, banyak pesan moral yang bisa kita ambil dan tentu dapat menyandang signifkansi yang tajam di zaman ini. Berikut ini saya lampirkan cerita rakyat berjudul “Batu Belah Batu Tertangkup”; dari Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam.   Batu Belah Batu Tertangkup Pada jaman dahulu di tanah Gayo, Aceh – hiduplah sebuah keluarga petani yang sangat miskin. Ladang yang mereka punyai pun hanya sepetak kecil saja sehingga hasil ladang mereka tidak mampu untuk menyambung hidup selama semusim, sedangkan ternak mereka pun hanya dua ekor kambing yang kurus dan sakit-sakitan. Oleh karena itu, untuk menyambung hidup keluarganya, petani itu menjala ikan di sungai Kru...

avatar
OSKM18_16618041_David Alexander
Gambar Entri
Tari Saman
Tarian Tarian
Aceh

Sejarah Serta Asal Usul Tari Saman Tari Saman merupakan salah satu tari asal Suku Gayo, Aceh, Indonesia yang biasanya diperankan oleh laki-laki. Di mana tari ini mulai dikembangkan sejak abad ke-14 oleh seorang ulama besar Aceh yang bernama Syekh Saman. Pada awalnya, tari Saman hanyalah semua permainan rakyat yang disebut dengan Pok Ane . Akan tetapi setelah kebudayaan Islam masuk ke daerah Aceh, khususnya Suku Gayo, permainan rakyat ini kemudian berakulturasi . Sehingga nyanyian pengiring permainan rakyat Pok Ane yang mulanya bersifat pelengkap, berubah menjadi sebuah nyanyian penuh makna serta pujian kepada Allah. Tak hanya itu, kebudayaan Islam juga mampu mengubah beberapa gerakan dasar pada tarian ini, mulai dari tepukan tangan hingga perubahan pada tempat duduk para penarinya.   Penggunaan Tari Saman dan Pengakuan dari Dunia Di masa kesultanan Aceh, tarian ini hanya ditampilkan saat acara atau perayaan Maulid Nabi Muhammad. P...

avatar
Oskm18_16718244_johannes_samuel
Gambar Entri
Ritual Peusijuek (Tepung Tawar)
Ritual Ritual
Aceh

                Tradisi Peusijue k, atau di daerah Melayu disebut Tepung Tawar, adalah sebuah ritual atau prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh yang dilakukan pada hampir untuk semua kegiatan di dalam kehidupan. Secara etimologi, ritual Peusijuek diartikan sebagai ritual untuk mendoakan agar diberi ketentraman dan diberi keberkahan oleh Tuhan dalam hidup ( Peusijuek = Membuat sesuatu menjadi dingin). Tradisi Peusijuek ini masih dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Aceh. Ritual ini dilakukan ketika ada kegiatan penyambutan rumah baru, memulai sebuah usaha, terlepas atau selesai dari bencana, terlepas atau selesai dari sengketa, merayakan kelulusan, memberangkatkan orang pergi haji atau penyambutan sepulang dari haji, sunatan, kembalinya keluarga dari perantauan, dan masih banyak lagi.                  Pada masyarakat perdesaan, ritual ini sudah biasa dilakukan bahkan dilakukan un...

avatar
OSKM18_16418285_FASHHAN Hanif Al Mutahajjid
Gambar Entri
Sate Matang Khas Bireuen, Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Sate Matang umumnya cukup mudah ditemui di tengah-tengah komunitas warga Aceh di berbagai kota di Tanah Air. Dimanapun ada komunitas warga Aceh yang menetap, sangat besar kemungkinan kita akan mudah menemui hidangan ini disajikan. Ciri khasnya, gerobak bertuliskan 'Sate Matang' yang menjajakan sate yang disajikan ditemani dengan semangkuk kuah soto. Mencicipi kuah soto yang segar dan harumnya sate yang baru dibakar tentu bisa menggugah selera makan kita. Mungkin ketika pertama kali mendengar namanya kita akan salah mengira kata 'Matang' dalam 'Sate Matang' berarti 'telah masak', kebalikan dari mentah. Tapi ternyata, dugaan itu salah. Matang merupakan nama daerah asal dari masakan ini, yang secara lengkap bernama Matang Geulumpang Dua di perbatasan antara Bireun dan Aceh Utara. Bisa dikatakan memang hampir semua penjual Sate Matang berasal dari daerah ini. Lalu apa sebenarnya yang membuat sate yang satu ini berbeda dari sate lainnya? per...

avatar
OSKM18_16718428_MUHARAM Muharam Alfaridzi
Gambar Entri
Asam Sunti
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Asam sunti merupakan bumbu dapur khas aceh yang sejatinya adalah belimbing wuluh yang dikeringkan. Asam sunti ditambah dalam masakan karena rasa asamnya yang khas, dan memberikan wana kecoklatan serta sebagai pengental. Tidak heran apabila asam sunti sering digunakan dalam bebagai masakan khas aceh, seperti Keumamah, asam keueng, dll. Membuat asam sunti sebenarnya tidaklah susah, berikut langkah langkah pembuatan asam sunti:   1. Sediakan buah belimbing wuluh yang masih hijau dalam jumlah banyak, karena akan menghasilkan asam sunti yg jauh lebih sedikit 2. Cuci belimbing wuluh hingga bersih lalu biarkan terendam semalam 3. Tiriskan, dan tata belimbing diatas loyang 4. Tambahkan garam secukupnya. Garam ini bertujuan untuk mempermudah proses penguapan air yang terkandung dalam belimbing wuluh. 5. Tutupi dengan plastik agar debu tidak dapat masuk dan jemurlah dibawah sinar matahari yang panas. 6. Lama-lama air dari belimbing akan keluar. Namun a...

avatar
OSKM18_19818093_Adila Adila Zahira Hasan
Gambar Entri
Ventilasi Binteih Rumoh Aceh
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Aceh

Ventilasi Binteih Rumoh Aceh Dinding, yang disebut ‘binteih’ di Aceh merupakan suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area. Binteih di Aceh ini memiliki lubang-lubang ventilasi dengan ukiran indah, dikarenakan iklim di sana panas dan jalur angin yang dapat memasuki bangunan tentunya menolong kenyamanan penumpang bangunan itu. Hal ini merupakan sesuatu yang umum dan hampir di setiap bangunan ada. Binteih biasanya dibuat dari kayu angsana. Kuat dan tahan lama, serta tahan cuaca, kayu ini dapat digunakan dalam konstruksi ringan maupun berat. Kayu narra angsana termasuk kayu keras hingga keras-sedang, berat-sedang, liat dan lenting. Berat jenisnya sekitar 0.55-0.94 pada kadar air 15%.  Awet termasuk dalam penggunaan yang berhubungan dengan tanah, dan tahan terhadap serangan rayap; namun sukar dimasuki bahan pengawet. Iklim Banda Aceh diklasifikasikan sebagai tropis. Banda Aceh memiliki sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun....

avatar
Oskm18_16818214_nuradinda karima
Gambar Entri
Pekan Kebudayaan Aceh
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Aceh

Rakyat Aceh sejak dahulu telah mengetahui dan menyadari akan betapa kayanya budaya-budaya yang ada di Tanah Rencong ini. Pada daerah ini terdapat berbagai macam bahasa dan ciri khas masing-masing yang merupakan titipan dari leluhur sejak berabad-abad. Melihat hal ini sebagai sebuah identitas dan kekayaan tak ternilai, masyarakat Aceh merasa perlu diadakan tindakan-tindakan untuk melestarikan dan memperkenalkan hal ini kepada kaum banyak. Oleh sebab itu, diselenggarakanlah suatu acara bernama Pekan Kebudayaan Aceh. Yaitu sebuah acara dimana kontingen dari berbagai daerah di Aceh datang ke ibu kota Banda Aceh dan mendirikan stan-stan untuk dinikmati bersama oleh masyarakat. Pada acara ini juga diadakan pameran dan eksibisi serta berbagai festival seni dari 23 kabupaten dan kota di Aceh. Acara ini telah dilaksanakan sejak tahun 1958 dan terus menjadi kegiatan rutin wajib yang ditunggu-tunggu oleh rakyat. Acara ini dilangsungkan tidak setiap tahun, melainkan 5 tahun sekali. Turis...

avatar
Oskm2018_16618289_aliva
Gambar Entri
Festival Budaya Saman 2018
Tarian Tarian
Aceh

Pada tanggal2 Oktober 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues menyelenggarakan acara ‘Seminar dan Festival Budaya Saman 2018’. Bertemakan "Saman dalam Spektrum Pengetahuan” dengan pembicara Dr. Sal Mugiyanto ( Pakar Petunjukan Program Pasca Sarjana ISI Yogyakarta), H. Ali Husin. SH ( Ketua DPRK Gayo Lues), Dr.Nyak Ina Raseuki (Etnomusikologi, Program Pasca Sarjana IKJ), Aminnulah, M.Ak ( Pengajar Saman, Duta Saman Institue Jakarta), Dr. Rajab Bahry ( Pakar Saman, Prodi bahasa Indonesia, FKIP Unsiyah, Aceh, Dr. Lono Simatupang ( Antropolog, pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Budaya, UGM Yogyakarta), H. Muhammad Amru, MSP ( Bupati Gayo Lues) dan Mukhsin Putra Hafid, M.A ( Peneliti Saman, Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, FKIP Unisyah, Aceh. Seminar kali ini ditujukan untuk melestarikan tari Saman yang berasal dari Kabupaten Gayo dan ternyata saya baru tahu kalau tari Saman itu hanya di tarikan...

avatar
Puken
Gambar Entri
Kisah Legenda Jugi Tapa, Si Murid Durhaka Dari Sawang Aceh Utara
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah perguruan yang terletak di Desa Lhok Drien, Sawang, Aceh Utara, tinggallah seorang pemuda gagah nan pandai. Saking pandainya, semua ilmu yang diajarkan oleh gurunya, Teungku Di Lhok Drien dapat dikuasai olehnya dalam sekejap. Bersebab itulah, kemudian ia dijuluki Malem Muda yang bermakna “orang yang berilmu di usia muda/belia”. Hal ini membuat Malem Muda diangkat menjadi tangan kanan gurunya, Teungku Di Lhok Drien. Suatu hari, Malem Muda dipanggil oleh gurunya untuk menghadap. Maka datanglah Malem Muda ke hadapan gurunya sambil bertanya,” Ada apa gerangan Teungku memanggil saya?” “Wahai Malem Muda, aku hendak memberimu suatu tugas. Akan tetapi, sebelumnya engkau harus berjanji dulu kepadaku bahwa engkau akan mematuhi segala yang kukatakan,” titah Tgk. Di Lhok Drien sembari mengelus jenggotnya. “Siap Teungku,” sahut Malem Muda. “Pasti ini tugas istimewa,” batinnya. Kem...

avatar
Aze