Anda boleh percaya atau tidak mengenai kepercayaan ini! yaitu pantangan ketika anda sedang berada di hutan, untuk tidak membakar ikan saluang atau terasi terutama setelah magrib atau senja. Karena ketika anda membakar ikan saluang atau terasi ini, maka konon penghuni ghaib di hutan ini akan marah dan menyerang. Ikan Saluang Ikan Saluang ini yang sangat pantang untuk dibakar. Ada tiga jenis ikan saluang yang umum dikenal: 1. Ikan Saluang yang agak besar putih sisiknya 2. Ikan Saluang yang warnanya merah sirip dan buntut nya dan gak kecil ukurannya 3. Ikan saluang yang sisiknya rada hitam dan sirip ekornya, ukurannya agak besar dari yg merah Konon yang paling fatal akibatnya jika membakar Ikan Saluang yang warnanya merah. Selain ikan saluang ada jenis ikan lain yang juga pantang yaitu ikan Tangket (semacam Ikan sepat) & Ikan dodok (semacam ikan gabus). Beberapa pengalaman yang dialami teman-teman ketika membakar ikan Saluan ini, diantaranya...
Saya sempat bingung dengan makna Tato itu sendiri, antara versi wab/tulisan dan panuturan/lisan yang saya dengar dari orang tua berbagai belahan kampung (hulu Kahayan, Rungan, Manuhing, Katingan), karena terdapat jelas perbedaan makna Tato yang umum di kenal Bangsa Dayak dengan Dayak Ngaju itu sendiri. Tapi sekarang saya coba mengupas dan merangkum makna Tato Dayak Ngaju itu sendiri dalam penaturan lisan yang saya dengar, renungi, dan dalami, tampa mencontek pengertian Tato dari Wab/tulisan karangan orang lain. Tato atau Rajah adalah bentuk suatu Tulisan/gambar bermakna yang mengandung Perjanjian dengan Sang Pencipta. Tato tidak boleh asal buat, dan yang membuatnya pun tidak boleh sembarangan orang. Tato hanya dapat di miliki apabila orang tersebut: 1. memiliki nazar/janji kepada Tuhan yang tujuan dan keinginannya sudah tercapai untuk menjadi pengingat dan bukti kebesaran Tuhan. 2. Mendalami ilmu kebatinan. Adapun Tato Gambar yang di-hindari oleh Penaturan/lisan orang...
Selama ini yang kita ketahui tempat pemakaman akhir suku Dayak adalah SANDUNG – sebuah bangunan berbentuk rumah kecil untuk menaruh tulang belulang setelah melewati prosesi penyucian yang disebut TIWAH. Tetapi di Desa Tewang Rangkang, Kabupaten Katingan atau sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Palangkaraya, terdapat cara penguburan yang unik dan berbeda dengan Suku Dayak yang ada disepanjang aliran Sungai Kahayan, penguburan ini hanya dikenal oleh Suku Dayak Katingan – Sub Suku Dayak Ngaju. Penguburan ini dikenal dengan nama PAMBAK berupa bangunan dimana didalamnya terdapat peti mati yang tidak ditimbun tanah dan disertakan barang-barang orang yang sudah meninggal ini. Desa ini bisa dikembangkan menjadi desa Wisata alam dan Wisata Mistis jika pemerintah Daerah dengan serius ingin mengembangkannya. Berikut ini foto Pambak yang didokumentasikan salah satu anggota Folks Of Dayak (Depi Natalia):
Masyarakat Dayak Ngaju meyakini bahwa masa kehamilan memerlukan upcara khusus. Ritual tersebut dilakukan ketika seorang ibu positif hamil dan ketika usia kandungan tiga bulan, tujuh bulan dan sembilan bulan. Ritual untuk usia kandungan tiga bulan disebut PALETENG KALANGKANG SAWANG, ritual ini bertujuan agar ibu yang hamil tidak diganggu oleh roh jahat dari dalam air. Ritual usia kandungan tujuh bulan disebut NYAKI EHET atau NYAKI DIRIT, yang hakikatnya untuk memilih leluhur mana yang akan menyertai dan melindungi ibu dan anakn dikandungannya. Kemudia ritual pada usia kandungan sembilan bulan disebut MANGKANG KAHANG BADAK, bertujuan agar bayinya tidak lahir prematur. Sebagai tanda permohonan agar persalinan berjalan normal, dipasanglah lilitan seperti stagen dari kuningan berisi manik-manik dan dilingkarkan di pinggang ibu. Syarat-syarat ritual untuk semua usia kandungan adalah hewan kurba (ayam dan babi), manik-manik untuk eh...
Bahan: Ikan bandeng yang agar besar, diptongo jadi 2 babian Sereh 10 batang Cabai rawit merah 10 buah Bawang merah 15 siung Bawang putih 7 siung Terasi 1 potong Garam sejumput Cara Membuat: Taburi sejumput garam di bandeng, goreng sampai matang Sangrai cabe rawit, bawang merah, dan bawang putih sampai layu Iris sereh, kemudian ulek bawang putih dan cabai, masukkan garam lalu masukkan bawang merah, setelah itu tekan pelan-pelan bawang merah dengan ulekan Masukkan bandeng, tekan-tekan bandeng dengan ulekan supaya menyatu dengan bumbu Hidangan siap disantap
Tarian Mandau Talabang Tarian Mandau Talabang adalah tradisi Dayak dari Kalimantan Tengah. Mandau adalah senjata tradisi orang Dayak dan Talabang adalah perisai atau tameng. Panjang talabang sekitar 1-2 meter dengan lebar maksimal 50 centimeter. Terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Mandau Talabang biasa dibawakan untuk acara penyambutan tamu atau sebagainya, bukan hanya tarian peperangan saja. Tarian ini bisa dibawakan oleh perempuan dan laki-laki biasanya 1-6 orang. Ada pekikan-pekikan menyeramkan diselimuti perasaan mistis menggambarkan kesakralan mandau atau talabang tersebut. Dua orang laki-laki memegang Mandau dan talabangnya sembari berpura-pura berkelahi dan ada empat perempuannya yang mengiringi lalu mengelilingi. Kemudian perempuan-perempuan tersebut menggerakkan tubuhnya dengan lembut membentuk formasi wajik. Kemudian mereka menggerakkan tangan secara lembut untuk gerakan tasai. Setelah itu bergerak sedikit agak keras untuk menunjukkan mereka perempua...
Tambun berburu burung enggang berbulu emas pada ekornya dalam bahasa Sangennya disebut Badandang Bulau Hamata Hintan di sebatang pohon beringin yg bernama Beringin Borang ( Lunuk Borang ) di Hulu Sungai Pajangei. Tambun mengintai burung enggang itu sudah tujuh tahun lamanya berada diatas cabang pohon beringin itu, sehingga tubuhnya dililit akar beringin itu dan dikepalanya tumbuh picisan ( pahakung ). Dukuh Tumbang Pajangei, apapun peristiwa yg terjadi di pedukuhan itu tidak diketahui nya dan burung enggang itu pun Belum berhasil disumpitnya. Selama sepeninggal Tambun berburu, Damang Ringkai saudara misan/sepupu Bungai meninggal dunia setelah menderita sakit . Beberapa hari selama tujuh hari – tujuh malam jenasah disemayamkan dirumah dan pada hari yang kedelapan di kebumikan. Menurut adat mereka pada waktu itu, setiap janda/duda disaat berkabung memakai pakaian putih bila keluar rumah, tetapi didalam rumah bisa saja memakai pakaian yg lain. Pakaian putih ( pakaia...
Suku Dayak dikenal dengan ilmu magisnya, ilmu magis ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu : Mangaji (berguru), Balampah (bertapa), Katuahan (Keberuntungan), Nupi (Mimpi), Minyak dan ada yang memang ilmu magis sejak lahir. MANGAJI / BASURAH Mangaji / Basurah adalah salah satu cara untuk mendapatkan ilmu magis Dayak dari seorang guru dengan membayar sayarat yang disebut SARAT PANDUDUK, bentuk pembayaran syarat ini tentu mengikuti cara tertentu, intinya pembayarannya tidak boleh lebih mahal atau lebih murah dari jumlah pembayaran pada saat sang guru mengaji dengan gurunya. Jika terjadi penyimpangan oleh sang guru baik tentang jumlah pembayaran maupun pemberian ilmu magis kepada muridnya hal ini akan mengakibatkan kematian. Sang guru akan mengajarkan ilmu kepada muridnya sesuai jenis ilmu magis yang diinginkan dan sesuai pula dengan tingkat pembayaran. BALAMPAH Suku Dayak percaya dengan balampah dapat bertemu dengan Dewa, Sengiang ataupun arwah orang-orang y...
Adat Suku Bangsa Dayak ini telah ada sejak waktu yg telah lama, menurut penuturan secara turun temurun. Nama asal Pulau Kalimantan adalah Pulau “ SELUNG “ yang berarti dibuat secara khusus. Pada jaman penjajahan Belanda dan di utara oleh Orang Inggris disebut BORNEO / Brunei dan setelah Indonesia merdeka di bagian Indonesia diberi nama Pulau KALIMANTAN adalah nama menurut Indonesia. Menurut penuturan para leluhur pada waktu awal mula pertama yg ditutur dalam Legend Tatum Tambun Bungai bahwa asalnya si pulau Selung ini ada empat tempat seperti berikut : 1. Ditantan Sama Tuan ( Bukit Keminting ) atau Pegunungan Schwanhner dan Muller yg diturunkan Ranying Hatalla dengan PALANGKA BULAU di sana HAWUN DAN BALUN. Hawun dan balun memperanakan Ranying Uhing, Ranying Uhing beranakan Sabira Nangui Garantung, Sabira Nangui Garantung memperanakan Sabira Nangui Pahawang, Sabira Nangui Pahawang memperanakan Raja Mangku Langit, Raja Mangku Langit me...