Suku Dayak dikenal dengan ilmu magisnya, ilmu magis ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu : Mangaji (berguru), Balampah (bertapa), Katuahan (Keberuntungan), Nupi (Mimpi), Minyak dan ada yang memang ilmu magis sejak lahir.
MANGAJI / BASURAH
Mangaji / Basurah adalah salah satu cara untuk mendapatkan ilmu magis Dayak dari seorang guru dengan membayar sayarat yang disebut SARAT PANDUDUK, bentuk pembayaran syarat ini tentu mengikuti cara tertentu, intinya pembayarannya tidak boleh lebih mahal atau lebih murah dari jumlah pembayaran pada saat sang guru mengaji dengan gurunya. Jika terjadi penyimpangan oleh sang guru baik tentang jumlah pembayaran maupun pemberian ilmu magis kepada muridnya hal ini akan mengakibatkan kematian. Sang guru akan mengajarkan ilmu kepada muridnya sesuai jenis ilmu magis yang diinginkan dan sesuai pula dengan tingkat pembayaran.
BALAMPAH
Suku Dayak percaya dengan balampah dapat bertemu dengan Dewa, Sengiang ataupun arwah orang-orang yang sudah meninggal. Biasanya suku Dayak belampah dengan tujuan untuk pergi berperang, mengaji atau akan pergi merantau. Tempat yang dipilih biasanya; tempat yang dianggap keramat seperti kuburuan keramat, hutan angker, pahewan, pangantuha, kuburan orang mati saat melahirkan, kuburan bayi yang mati ketika baru lahir, air terjun, pohon beringin, gua batu dsb.
Balampah atau bertapa dilakukan dengan dua cara yaitu; atasa dasar mangaji atau atas dasar keinginan sendiri. Belampah atas dasar mengaji biasanya dilakukan oleh murid bersama gurunya. Sang guru akan menentukan tempat dan watu yang tepat. Belampah dengan cara ini jauh lebih mudah dibandingkan belampah atas dasar keinginan sendiri, karena disini sang murid hanya duduk bersemedi mengikuti petunjuk gurunya. Sang guru akan memanggil roh-roh yang diperlukan , setelah roh-roh ini datang maka sang guru akan menjadi saksi antara muridnya dengan roh tersebut, jika sang murid beruntung maka roh-roh itu akan memberikan ilmu magisnya secara langsung sesuai permintaan.
Balampah atas keinginan sendiri, biasanya harus mencari tahu syarat-syarat apa saja yang diperlukan pada daerah tertentu itu dari seorang juru kunci atau tokoh adat disekitar tempat keramat tersebut. Untuk waktu belampah akan ditentukan oleh orang tersebut sendiri. Orang yang belampah ini akan pergi secar diam-diam tanpa diketahui oleh seorangpun sambil membawa persembahannya yang akan dberikan kepada Dewa, Sengiang biasanya pada sekitar jam 8 malam menuju tempat yang telah ditentukannya. Disaat menjalani tapa biasanya ia akan mendapat banyak godaan dari roh-roh gaib disekitar. Roh-roh tersebut akan datang dalam wujud binatang seperti ular, ulat bulu, lipan, kalajengking, suara-suara yang tidak diketahui asalnya. Jika orang tersebut berhasil melewati godaan tahap pertama maka roh-roh ini selanjutnya akan muncul dalam rupa binatang-binatang buas seperti harimau, macan dll. Bila orang ini mampu bertahan makan akan muncul sosok seperti manusia yang tinggi besar, kadang hanya mendengar suara yang tidak kelihatan orang nya dan kadang juga datang dalam bentuk nenek moyang yang telah meninggal. Bila balampah sudah selesai maka pulangnya akan diantarkan oleh Dewa, Sengiang ataupun arwah leluhur.
Di Kalimantan Tengah tempat yang terkenal untuk balampah adalah Bukit Batu dan juga Bukit Bondang di Puruk Cahu. Kono jika bakhkan jika ingin balampah di puruk bondang harus membawa hati manusia yang baik. Ingin mengetahui lebih banyak tentang bukit batu silahkan baca artikel berikut: TEMPAT PERTAPAAN BUKIT BATU.
KATUAHAN/KANUAHAN
Imu yang diperoleh secara kebetulan disebut Katuahan atau keberuntungan. Peristiwa ini tergolong langka, misal seseorang mendapatkan kumala lipan, mendapat pelanduk bertanduk, kijang putih, ular berkepala dua dan benda-benda aneh lainnya yang dipercaya dapat memberikan kekuatan magis.
NUPI
Orang Dayak sangat percaya bahwa nupi atau mimpi mempunyai arti khusu atau dapat juga dikatakan sebagai pertanda yang diberikan Ranying, Dewa, Malaikat, Sengianga kepada manusia. Suku Dayak juga meyakini bahwa dengan mimpi mereka dapat bertemu dengan roh nenek moyang. Biasanya mimpi yang memiliki arti akan berupa sebuah teka-teki. Orang yang mendapatkan ilmu melalui mimpi, ia akan didatangi didalam mimpinya oleh roh dan memberikan petunjuk di suatu tempat terdapat benda magis yang memiliki kemampuan khusus. Atas petunjuk yang cukup jelas yang diterima melalui mimpi tersebut, orang yang bermimpi hanya tinggal mengambil benda pemberian itu untuk dimanfaatkan.
MINYAK & KAYU
Ilmu Dayak juga dapat diperoleh melalui macam-macam minyak, ada yang dikenal dengan MINYAK BINTANG, ada juga minyak besi yang memberikan kekebalan, minyak main dan minyak garak digunakan oleh orang yang sudah lulus kuntau atau dikenal dengan istilah batamat (lebih lengkap silahkan baca artikel KUNTAU BANGKUI) ada sangat banyak jenis minyak yang digunakan oleh Suku Dayak. Minyak-minyak ini ada yang ditelan ada juga yang digantung di mandau atau diikat dipinggang sebagai Penyang. Selain minyak ada juga jenis kayu-kayuan yang digunakan sebagai ajian, misal Kayu Kepot Sala, Kayu Manang, dll.
ILMU MAGIS SEJAK LAHIR
Ilmu magis sejak lahir adalah ilmu yang dibawa seseoranh sejak lahirnya, ini sesuatu yang jarang terjadi. Bagi kalangan Dayak Benuaq & Tunjung salah satu yang diyakini adalah apabila anak lahir bungkus atau terbungkus dengan selaput dalam bahasa Dayak Ngaju disebut Kalubut atau Suut dalam bahasa Benuaqnya, maka konon ia memiliki kembaran seekor buaya. Untuk membuka selaputnya harus dengan hati-hati menggunakan padi atau ilalang dan tata cara tertentu, jika bungkus ini dibuka dengan benda lain maka ilmu yang seharusnya didapat oleh bayi tersebut menjadi tidak berfungsi atau gagal. Konon orang yang memiliki ilmu yang dibawa sejak lahir ini maka tidak ada ilmu magis yang mampu menyamai atau menandinginya. Menurut penelitian peristiwa langka ini banyak terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur, biasanya terjadi di antara 1 banding 80.000 bayi.
Lahir Bungkus
Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/23/cara-mendapatkan-ilmu-magis-dayak/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja