Adat Suku Bangsa Dayak ini telah ada sejak waktu yg telah lama, menurut penuturan secara turun temurun. Nama asal Pulau Kalimantan adalah Pulau “ SELUNG “ yang berarti dibuat secara khusus.
Pada jaman penjajahan Belanda dan di utara oleh Orang Inggris disebut BORNEO / Brunei dan
setelah Indonesia merdeka di bagian Indonesia diberi nama Pulau KALIMANTAN
adalah nama menurut Indonesia. Menurut penuturan para leluhur pada waktu awal mula pertama yg ditutur dalam Legend Tatum Tambun Bungai bahwa asalnya si pulau Selung ini ada empat tempat seperti berikut :
1. Ditantan Sama Tuan ( Bukit Keminting ) atau Pegunungan Schwanhner dan Muller yg diturunkan
Ranying Hatalla dengan PALANGKA BULAU di sana HAWUN DAN BALUN. Hawun dan balun memperanakan Ranying Uhing, Ranying Uhing beranakan Sabira Nangui Garantung, Sabira Nangui Garantung memperanakan Sabira Nangui Pahawang, Sabira Nangui Pahawang memperanakan Raja Mangku Langit, Raja Mangku Langit memperanakan Antang Bajela Bulau, Antang Bajela Bulau memperanakan Raja Burung bua, Raja Burung Bua memperanakan Raja Rambung dan Andin atau keturunan yang kesembilan.
2. Di Liang Mengan
Raja Dari Dara dengan keturunan nya. Raja Dari Dara memperanakan Raja Mungkar Bunu, Raja Mungkar Bunu memperanakan Haramaung Menteng, Raja Haramaung Menteng memperanakan Raja Marangkesau Langit, Raja Marangkesau Langit beranakan Raja Tampung Lamiang, Raja Tampung Lamiang memperanakan Pimping Menteng, Raja Pimping Menteng memperanakan Raja Kangkaklingen Andau, Raja Kangkalingen Andau Pangeran Kalangkang ambun Penyang atau keturunan yg ketujuh setelah diturunkan.
3. Di Datah Kasiang
Raja Ujan Bulou dengan keturunannya. Raja Ujan Bulou memperanakan Raja Bagetas Tengap, Raja Bagetas Tengap memperanakan Raja Manjak Bunu, Raja Manjak Bunu memperanakan Raja Tunggal Sangkalemu, Raja Tunggal Sangkalemu Raja Bahing Penyang Menteng, Raja Bahing Penyang Menteng memperanakan Raja Bahing Penyang Sangkalemu, Raja Bahing Penyang Sangkalemu memperanakan Raja Garing Hatampung, Raja Garing Hatampung beranakan Andin, Kameloh Ujan Bulan, Kameloh Taran Bulan dan Kameloh Kangkalingen Ondou atau keturunan yg ketujuh setelah diturunkan.
4. Di Batu Ajou
Sirou Batu Ajou dengan isterinya Nyai Sumping Bulou dengan Keturunannya.
Yang menurunkan
1. Rajan Punan
2. Rajan Bantian
3. Rajan Paneheng
4. Rajan Pari / Kareho
5. Rajan Kanyawung
6. Rajan Kenyah
7. Rajan Bahau
Dan yg lain nya.
Selanjutnya Raja Rambung kawin dengan Kameloh Kangkalingei Ondou beranakan SEMPUNG
Dan dari isteri yang kedua, Raja rambung beranakkan Bungkai ini adalah keturunan yg kedelapan.
SEMPUNG kawin dengan Kameloh Mandalan Bulan anak Pangeran Kalangkang Ambun Penyang
Saudara sepupunya.
SEMPUNG dan Kameloh Mandalan Bulan memperanakan anak pertama seorang Perempuan bernama
Tabura dan anaknya yang kedua di beri nama BUNGAI atau keturunan yg ke sembilan.
BUNGKAI kawin dengan Kameloh Untai Bulan anak ANDIN saudara sepupunya dan memperanakan
yang pertama perempuan diberi nama Rumpung dan anaknya yg kedua diberi nama TAMBUN, atau
keturunan yg kesembilan sesudah diturunkan.
TAMBUN & BUNGAI nenek leluhur suku Dayak dan menjadikan keturunan bagi Orang Dayak yang mendiami Pulau SELUNG / SELONG atau pulau Kalimantan sekarang.
Telah diceritakan oleh paman kami Dmang, Bp Tt dari Kalteng.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.