Pada waktu lalu di Kalbano, suatu tempat yang terletak di pantai selatan pulau Timor, berdiam seorang petani, Taus Taopan namanya. Selain bertani ia pun sewaktu-waktu pergi mengail ikan. Pada suatu hari ia pergi mengail ikan dipantai laut Kalbano. Kail yang sedang diturunkan ke dalam air, tidak berapa lama terasa umpannya dimakan ikan. Tali kail segera ditarik tetapi sayang sekali kail tersebut putus sehingga mata kailnya tertinggal di dalam air. Ia berpikir bahwa pasti ia akan yang memakan umpannya itu adalah ikan yang besar. Setelah diselidiki maka ternyata yang sedang menelan kailnya itu adalah seekor buaya besar yang bernama Besimasi. Ia sangat susah karena kailnya hanya sebuah itu saja. Ia mencari cara-cara apa yang harus dilakukan nanti agar mata kailnya itu ditemukan kembali. Keesokan harinya ia kembali ke pantai, kalau-kalau ikan yang menelan kailnya itu naik kedarat. Di pantai, didapatinya seorang perempuan itu katanya: "Hai perempuan, apa yang sedang kau kerjakan?" Jawab p...
Pada suatu hari berangkatlah 7 (tujuh) orang wanita bersaudara ke laut untuk mencari ikan. Tiap-tiap orang membawa nere yaitu alat untuk menangkap ikan. Setibanya di laut Feto Ulun (anak perempuan sulung) dapat menangkap seekor belut besar dengan nere tetapi kemudian dilepaskannya kembali. Namun belut itu kemudian tertangkap kembali oleh Feto Ikun (anak perempuang yang bungsu) dan dimasukkan ke dalam keranjang kecil yang digantung di punggungnya. Keenam saudaranya sangat marah, karena Feto Ikun mengambil belut tersebut. Akan tetapi Feto Ikun tidak menghiraukannya. Belut itu dibawa ke rumah, dan diletakkan di dalam sebuah piring lalu ditutup. Piring itu disimpan di atas loteng rumah bagian depan. Keesokan harinya mereka pergi ke pesta yang diadakan oleh Liurai ( raja) di Taberek, kecuali Feto Ikun. Disana mereka menari tarian Likuran ( tarian rakyat Belu) sampai petang baru mereka berenam kembali ke istananya. Terlintas dalam pikiran Feto Ikun bahwa sekali kelak belut...
Pada jaman dahulu kala ada seorang nenek tua yang sangat terkenal akan kejahatannya. Tinggalnya terpencil jauh dari kampung. Ia sangat dibenci oleh masyarakat sekampungnya. Namanya Balla Dili, Dinamakan demikian karena telinganya sangat lebar, hampir selebar daun keladi. Pekerjaannya sehari-hari ialah mencuri dan sekali-sekali bila perlu ia menyihir orang lain. Sering kali juga ia mengambil atau mencuri hewan dan anak-anak kecil. Karena sebab diatas itulah,maka ia diusir oleh orang-orangnya sekampung. Pada suatu hari nenek Balla Dilu pergi mengambil air minum. Mata air itu berada sedikit jauh dari rumahnya. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia bertemu dengan 2(dua)orang anak kecil sedang menggembalakan kambing-kambingnya di tengah-tengah padang rumput. Kedua anak itu bernama Lobo Kepalu dan Medho Kepalu. Kebetulan pula udara mendung hari itu, dan tampaknya segera akan turun hujan. Lobo Kepalu dan Medho Kepalu bergegas=gegas membawa kambing-kambingnya ke rumah karena takut...
Babba adalah nama yang diberikan kepada seorang anak oleh masyarakat sekelilingnya atau oleh orang-orang yang sudah mengenalnya. Demikian juga ayah dan ibunya biasanya dipanggil Ina Babba dan Ama Babba. Umur Babba ketika itu baru saja mencapai 12 tahun. Setiap hari ia mengembalakan kambingnya di lereng bukit yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Nama keluarga Babba yang sebenarnya adalah Ama Aji dan Ina Aji. Nama Babba diberikan kepada keluarganya itu karena perilaku dan budi bahasa mereka yang tidak pada tempatnya. Oleh sebab itu tetangga-tetangganya, handai taulannya menyebut mereka dengan nama Babba. Nama Babba berasal dari kata Babe, yakni suatu negeri di dalam sebuah dongeng di pulau Sabu yang mengingatkan orang pada keadaan masa silam dalam negeri itu ketika berkecamuk suatu peperangan dimana orang Babe yang dilanda perang itu berbicara tak tentu arah dan tujuannya antara satu sama lainnya., apabila mereka bertemu. Suatu keadaan yang kacau balau yang menyebabkan banyak t...
Leu adalah nama seorang pemuda yang miskin. Ibu dan bapaknya meninggal selagi ia masih kecil. Tinggalnya disebuah desa yang terpencil, jauh dari masyarakat ramai. Sejak ditinggalkan orang tuanya ia hidup sebatang kara. Untuk menyambung hidupnya sehari-hari sebagian besar tergantung dari penghasilan orag-orang disekitarnya, caranya ialah dengan meminta bantuan Leu seperti menjaga anak-anak, membersihkan kebun dan lain-lain pekerjaan sesuai dengan kemampuan Leu sendiri. Sebagai imbalannya ia diberi sekedar makanan dan minuman untuk hari itu dan sedikit beras atau jagung. Apabila tidak ada orang yang meminta bantuan tenaganya maka ia pergi ke sungai untuk menangkap udang. Ini juga untung-untungan ada kalanya ia tidak memperoleh seekorpun.Ia pulang dengan tangan hampa. Ada kalanya ia memperoleh langkah kanan. Kini sudah sebulan penuh Leu tidak lagi mendapat panggilan dari orang-orang sekampungnya yang selama itu sering meminta bantuannya. Jadi selama itu pula pekerjaan sehari-hariny...
Pada jaman dahulu kala di Rote hiduplah sepasang suami-isteri dari hasil perkawinan mereka lahirlah 2 (dua) orang anak laki-laki. Kedua anak tadi sangat dikasihi oleh orang tuanya. Keduanya dijaga dan diasuh sebaik-baiknya, agr kelak di kemudian hari dapat membantu mereka, di dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Pada waktu itu kelimpahan makanan terdapat dimana-mana. Walupun demikian, kedua suami-isteri tidak berdiam diri begitu saja. Tiap-tiap hari terutama hari Metin (ketika air surut) keduanya pergi kelaut mencari ikan, kerang-kerang, dan sayur-sayur laut untuk dimakan. Pekerjaan ini dilakukan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan. Karena kebiasaan yang sudah membudaya ini, maka untuk mudahnya mereka memilih tempat tinggal dipantai. Mereka mendirikan sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu, mopuk (batang lontar yang tua), serta atapnya dari daun lontar yang kering.Kebiasaan pergi kelaut bersama-sama mulai berubah setelah lahirnya kedua anak tersebut diatas. Apalagi sa...
Pada jaman dahulu di suatu tempat di pulau Timor berdiam dua orang suami isteri yang sudah tua. Mereka mempunyai dua orang anak, yang kakak bernama Ton dan yang adik bernama Funan. Mereka sangat miskin namun orang tua itu dapat memelihara kedua anak tersebut dengan baik. Setelah keduanya menjadi dewasa maka mereka pun ikut membantu oarang tuanya dalam megerjakan berbagai-bagai pekerjaan. Pada suatu hari raja mereka mengeluarkan pengumuman dari dalam istana yang ditujukan kepada seluruh rakyat. Isi pengumuman tersebut ialah: "Kepada barang siapa yang berhasil menemukan dan mendapatkan kain Cina yang paling indah maka kepadanya akan dikawinkan dengan putri raja. Putri tersebut sangat cantik. Selain itu kepada yang bersangkutan dipercayakan dan kan dinobatkan menjadi raja muda dan memerintah sebagian dari wilayah kerajaannya. Berkenaan dengan pengumuman raja tersebut maka seluruh rakyat kecuali mereka yang tua-tua dan anak-anak, berlomba-lomba mencari kain yang dikehendaki oleh raj...
Pada jaman dahulu kala ada seorang wanita bernama Meni. Ia berasal dari keturunan atau marga Lasa. Ia tingal bersama-sama dengan ayahnya serta saudara-saudaranya. Meskipun ia sudah dewasa tetpi belum juga ada seorang pemuda yang meminangnya. Pada suatu hari ia pergi ke tepi laut. Di dalam hatinya ia bermaksud untuk mandi karena di sana terdapat pula sebuah mata air yang bening dan jernih. Bagi Meni kesempatan tersebut adalah kesempatan yang baik untuk berjalan-jalan karena sudah tidak betah lagi tinggal di rumahnya. Begitulah perasaannya sehingga ketika Meni sampai di sumber air tersebut ia belum langsung mandi tetapi duduk sambil merenungkan nasibnya. Sementara ia merenung tiba-tiba dari jurusan selatan mencullah seorang pemuda. Pandangan Meni terarah kepada pemuda itu. Pemuda itu makin lama makin dekat ke tempat di mana ia berdiri. Pemuda itu adalah seorang yang tampan dan gagah perkasa sehingga ia berpikir bahwa pemuda itu adalah putra dari seorang raja. Ia mengenakan pakaian...
Di sebuah negeri ada seorang raja dengan seorang anak. Tujuh wanita dan seorang pria, dikenal sebagai raja Todo Boli. Kegemaran raja Todo Boli ialah bermain kote (gasing). Kotenya terbuatdari bala (gading) sedang talinya terbuat dari lodang (loyang). Bala dan lodang menurut pandanagn masyarakat setempat sangat tinggi harganya. Gading bisa dipakai sebagai mas kawin, sedangkan lodang biasanya disimpan sebagai barang pusaka. Daya tahan gading tidak seberapa kalau dibandingkan dengan kayu. Oleh karena itu, gasing Raja Todo Boli selalu pecah. Setiap kali pecah maka harus diganti dengan gasing yang terbuat dari bahan yang sama. Ayah Raja Todo Boli memandang Raja Todo Boli terlalu boros karena kegemarannya itu. Oleh karena itu, ayahnya menasihati dia sebagai berikut, "Apabila engkau menghendaki agar gasingmu bersama talinya tetap terbuat dari bahan yang sama maka hendaknya engkau beristerikan Bulu Manda Bulu-bulu Ole Lolon, karena dia adalah seorang wanita yang rajin bekerja teru...