×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Asal Daerah

Nusa Tenggara Timur

Bulu Manda Bulu Bulu Ole Lolon

Tanggal 28 Dec 2018 oleh Admin Budaya .

Di sebuah negeri ada seorang raja dengan seorang anak. Tujuh wanita dan seorang pria, dikenal sebagai raja Todo Boli. Kegemaran raja Todo Boli ialah bermain kote (gasing). Kotenya terbuatdari bala (gading) sedang talinya terbuat dari lodang (loyang).

Bala dan lodang menurut pandanagn masyarakat setempat sangat tinggi harganya. Gading bisa dipakai sebagai mas kawin, sedangkan lodang biasanya disimpan sebagai barang pusaka. Daya tahan gading tidak seberapa kalau dibandingkan dengan kayu. Oleh karena itu, gasing Raja Todo Boli selalu pecah. Setiap kali pecah maka harus diganti dengan gasing yang terbuat dari bahan yang sama. Ayah Raja Todo Boli memandang Raja Todo Boli terlalu boros karena kegemarannya itu. Oleh karena itu, ayahnya menasihati dia sebagai berikut, "Apabila engkau menghendaki agar gasingmu bersama talinya tetap terbuat dari bahan yang sama maka hendaknya engkau beristerikan  Bulu Manda Bulu-bulu Ole Lolon, karena dia adalah seorang wanita yang rajin bekerja terutama menenun selimut dan sarung. Dia adalah putri satu-satunya dari raksasa pemakan manusia. Dengan demikian apabila gasingmu pecah maka dapatlah ia menjual atau menukarkan sarung tenunannya dengan gading."

Anjuran ini ternyata belum disambut baik oleh Raja Todo Boli, sementara peertukaran gasing selalu terjadi, hak mana sangat merugikan sehingga mengakibatkan raja Todo Boli diusir oleh bapaknya. Ia lari dan bersembunyi di korke ( rumah perjamuan). Di dalam korke ia berpikir tentang apa yang harus dikerjakannya nanti sambil berusaha mencari tahu tempat tinggal Bulu Manda Bulu bulu Ole Lolon. Untuk itu ia mulai meninggalkan tempat persembunyiannya dan mulai masuk keluar desa mencari tempat tinggal Bulu Manda Bulu Ole Lolon. Ia memndapat keterangan bahwa tempat yang dicarinya itu masih jauh. Kampung halaman Bulu Manda Bulu yang dicarinya itu bernama Rae Ido Rae Ado, Rae Suki Rae, Wari. Lebih lanjut penduduk desa memberitahukan kepadanya bahwa gadis yang dicarinya itu sangat cantik, pada hal ayahnya adalah seorang raksasa, pemakan manusia. Semua isi negeri sangat  takut kepadanya. Raja Todo Boli ternyata tidak takut sedikit pun juga mendengarkan pemberitahuan tersebut. Ia tetap pada niatnya yaitu hendak mengawini Bulu Manda Bulu, walaupun ayahnya seorang pemakan manusia. Ia telah siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Ia banyak mendapat nasihat agar menghentikan usahanya itu namun ia tetap pada pendiriannya.

Tidak lama kemudian Raja Todo Boli tiba di tempat yang dicarinya itu. Ketika tiba di tempat itu ia melihat Bulu Manda Bulu Bulu Ole Lolon, sedang menenun sarung dibawah sebatang pohon asam. Ia langsung memanjat pohon asam itu, tanpa diketahui oleh Bulu Manda Bulu. Daun-daun asam dipetik dan dihamburkan ke bawah untuk memencing perhatian Bulu Manda Bulu, namun Bulu Manda Bulu tidak menghiraukan godaan tersebut. Tetapi daun-daun asam itu makin banyak yang berhamburan sehingga Bulu Manda Bulu terpaksa menatap ke atas pohon asam itu terlihat olehnya Bulu pun menegur: "Hai siapakah engkau serta apa maksudmu datang kemari. Tidak tahukah engkau bahwa ytempat ini amat berbahaya bagi keselamatan jiwa siapa saja. Semua orang ketakutan bila meng=dengar nama Rae Ido Rae Ido Rae Suki Rae Wari. Ayo!. Segera turun karena sebentar lagi ayahlu akan datang." Mendengar itu raja Todo Boli pun segera turun sambil berkata: "Namaku adalah  Todo Boli, tempat asalku dari negeri seberang. Sudah lama saya mengembara mencarimu untuk memadu cinta, sekali pun ayahmu seorang pemakan manusia." Bulu Manda Bulu menjawab: "Persoalannya sekarang ialah bagaimana caranya saya menyelamatkan engkau. Rambutku hanya 7 helai dan panjangnya pun 7 depa pula. Kadatangan ayahku sudah dekat oleh karena itu masuk dan bersembunyilah engkau dalam ikatan senape (ikatan selimut)."

Tidak lama kemudian muncullah sang ayah dari dalam hutan. Kelihatannya ia sangat lapar sehingga dengan lahapnya ia makan semua makanan yang telah tersedia diatas meja. Tiba-tiba tercium olehnya bau manusia. Karena itu dia bertanya kepada anaknya. Numun Bulu Manda Bulu menjawab bahwa tidak mungkin makhluk lain bisa datang kesini. Ia berusaha mencari kesana kemari tetapi tidak ditemukannya seorang manusia pun juga. Sang ayah berusaha mencari rambut anaknya namun sia-sia juga.

Keesokan harinya sang raksasa berburu ke hutan sementara Bulu Manda Bulu, mempersiapkan makanan seperlunya. Sementara itu Bulu Manda Bulu dan raja Todo Boli bersepakat untuk lari meninggalkan tempat itu ke negeri Raja Todo Boli. Makan di perjalanan dipersiapkan oleh Bulu Manda Bulu berupa wata (jangung) taha (padi),wete ( jewawut), wata  belolo (sorgum),dan uas huan (buah rotan). Setelah selesai semua persiapan maka keduanyapun berkuda menuju negeri raja Todo Boli. Tidak lama kemudian kembalilah raksasa dari hutan. Ia sangat terkejut karena anaknya sudah tidak ada lagi. Ia mulai mengejar anaknya dengan mengikuti jejak tapak kuda yang ada. Sewaktu akan mendekati kuda yang sedang membawa anaknya itu ia pun berlutut dan menghirup bau jejak telapak kuda itu. Serta merta kuda itu pun berhenti. Melihat keadaan demikian Bulu Manda Bulu pun  membuang jagung yang dibawanya itu. Si raksasa pun memilih dan memakan jagung tersebut dengan lahapnya. Dengan demikian kuda itu pun dapat berlari lagi. Si raksasa kembali mengejar kuda tersebut dan setiap kali apabila sudah dekat ia kembali menghirup bau jejak telapak kuda dan kuda pun ikut berhenti. Namun setiap kali raksasa berbuat demikian. Bulu Manda Bulu selalu membuat hal yang sama berbuat demikian, Bulu Manda Bulu selalu membuat hal yang sama yaitu membuang jagung, padi dan terakhir kali jewawut dan sorgum. Ketika akan memasuki negeri Raja Todo Boli, Bulu Manda Manda Bulu mulai membuang uas huan ( buah rotan) dan pada saat itu tumbuhlah rotan-rotan yang membentang luas sehingga Bulu Manda Bulu dan raja Todo Boli tidak terkejar lagi. Si raksasa mulai kecewa karena itu ia berpesan kepada anaknya di seberang hutan rotan  sebagai berikut: "Apabila kemudian hari engkau melihat burung-burung perkutut terbang ke rumahmu,maka ketahuilah bahwa burung-burung itu sedang mengantarkan segala perlengkapan kerajinan tanganmu serta bahan tenunanmu.

Bulu Manda Bulu dan Todo Boli meneruskan perjalanan terus menuju ke rumah Todo Boli. Namun Bulu Manda Bulu tidak langsung dibawa ke rumahnya melainkan ditiupkan diatas sebatang pohon asam. di bawah pohon asam itu terdapat sebuah sumur. Raja Todo Boli melaporkan semua hal itu kepada ayahnya. Kemudian ia perke ke korke sambil menunggu sampai pernikahan mereka dilangsungkan secara adat. Persiapan pernikahan mulai diadakan anatara lain seorang pelayan disuruh mengambil air di sumur untuk mencuci tempat duduk yang terbuat dari bambu yang diperuntukkan bagi Bulu Manda Bulu. Sedang sang pelayan mengisi air terlihat oleh nya bayangan Bulu Manda Bulu di dalam air. Ia menyangka bahwa bayangan itu adlah bayangannya sendiri. Ia merasa kagum karena ternyata ia sangat cantik. Lama kelamaan baru diketahui bahwa bayangan itu bukan bayangannya, sementara periuk tempat mengisi air sudah  dihancurkannya. Sekembalinya ia ke istana dilaporkannya bahwa periuk air yang dibawanya sudah pecah. Mendengar laporan itu maka orang-orang di istana memberikan periuk yang lain lagi kepadanya. Setiap kali ia mengisi air bayangan BUlu Manda Bulu selalu  saja nampak di dalam air sementara ia tetap menyangka bahwa itu adalah bayanagannya sendiri. Oleh karena ia merasa cantik bahkan lebih cantik dari Bulu Manda Bulu sehingga ada tidak pantas jika ia selalu disuruh untuk mengambil. Karena perasaan tersebut maka periuk yang dibawanya selalu di hancurkan. Keadaan ini berlangsung terus sampai semua periuk pengisi air di istana habis dihancurkan semuanya. Sebagai pengganti periuk maka orang-orang di istana menjahit kulit kerbau pengganti periuk  pengisi air. Mereka berpesan kepada pelayan itu agar hati-hati mempergunakannya sehingga tidak akan pecah lagi.

Pelayan tersebut kembali mengambil air seperti sediakala. Selagi ia mengisi air bayangan Bulu Manda Bulu terus saja mengganggunya. Ia penasaran melihat hal ini lalu dipecahkannya lagi tempat pengisi air tersebut. Karena tidak berhasil maka terpaksa ia mengambil batu untuk memukul tempat pengisi air itu dengan segala kekuatannya tanpa disadari ia kentut. Bulu Manda Bulu sejak tadi memperhatikan tingkahnya itu ikut mendengar sana pelayan itu kentut. Ia merasa geli lalu tertawa. Hal ini terdengar oleh pelayan tadi. Ia pun menoleh ke atas dan dilihatnya Bulu Manda Bulu duduk di atas pohon sambil memtertawainya. Ia bertambah marah dan segera memerintahkan Bulu Manda Bulu turun. Teriakannya: "Ayoh segera turun! kalau tidak engkau turun akan kubunuh." Karena takut akan ancaman itu maka Bulu Manda Bulu pun turunlah. Lalu ia menyuruh Bulu Manda Bulu menanggalkan pakaian dan semua perhiasannya. Pakaian dan perhiasannya tersebut kemudian dipakainya.Kemudian ia menolak Bulu Manda Bulu sehingga terjatuh ke dalam sumru. Ia lalu memanjat pohon asam itu dan duduk di tempat yang tadinya diduduki oleh Bula Manda Bulu. Sementara itu Bulu Manda Bulu lalu berubah menjadi buah jeruak.

Tidak berapa lama kemudian datanglah seorang nenek mengambil air. Buah jeruk itu tertimba oleh nenek tersebut. Jeruk tersebut di ambil oleh nenek tadi. Selesai mengisi air sinenek pun kembali kerumahnya. Sesudah berhenti mengambil air nenek itu pun bermaksud hendak memakan buah jeruk tadi. Ketika hendak dimakan tiba-tiba terlihat olehnya seorang gadis cantik berada di sampingnya. Gadis tersebut kemudian berkata: "Nenek aku sudah  berubah bentuk. Jeruk yang nenek bawa tadi adalah saya sendiri. Nama saya Bulu Manda Bulu Ole Lolon. Tempat kediamanku Rae Ido Rae Ado, Rae Suki Rae Wari di seberang sana. Raja Todo Boli telah membawaku datang kemari karena ia menjadikan saya sebagai isterinya. Akan tetapi untuk sementara waktu saya dititipkan saja diatas pohon asam itu. Kemudian ada seorang pelayan datang mengambil air untuk mencuci tempat duduk yang diperuntukkan bagi saya, sambil menunggu saat yang telah ditetapkan untuk melangsungkan pernikahan kami. Tetapi apa lacur pelayan tadi telah mengkhianati saya karena melihat bayangan saya di dalam sumur lalu disangkanya bayangannya sendiri. Dia kemudian memaksa saya menanggalkan pakaian dan perhiasanku untuk dipakainya dan saya sendiri ditolaknya hingga jatuh ke dalam sumur itu. Kemudian saya berubah menjadi sebuah jeruk sementara pelayan itu telah menduduki tempatku semula di atas pohon asam itu.

Nenek tadi sangat terharu mendengar kisah Bulu Manda Bulu tersebut. Lebih terharu lagi mengingat tempat ginggalnya yang sangat jauh. Ia dengan rela mau datang ke negeri ini demi cinta kepada raja Todo Boli. Sejak saat itu ia tinggal bersama nenek. Oleh karena nenek itu pun juga sendirian.

Sementara itu pelayan istana yang sudah menggantikan tempat Bulu Manda Bulu tadi bersungut-sungut dengan suara yang agak keras agar supaya dapat didengar oleh yang datang mengambil air ketempat itu demikian: "Aku Bulu Manda Bulu. Kampung halamanku jauh diseberang, Rae Ido Rae Adi, Rae Saki Rae Wari.Raja Todo Boli telah membawaku datang kemari. Sudah sekian lama aku ditinggalnya di atas pohon ini. Mengapa kalian sanak saudara raja Todo Boli tidak datang menjemputku?" Beberapa hari lamaanya ia bersungut-sungut demikian sampai-sampai sungutannya itu didengar oleh orang. Hal ini disampaikan kepada ayah serta keluarganya. Melihat hal tersebut raja Todo Boli segera pergi ke istana untuk men yaksikan wanita itu. Ia bimbang sambil mengeluh sendiri dalam hati., wajahnya serta rambutnya tidak seperti Bulu Manda Bulu tetapi pakaian serta perhiasannya seperti kepunyaan Bulu Manda Bulu.

Hal ini tidak diberitahukannya kepada siapapun karena ia masih bimbang dan ragu serta curiga terhadap wanita tersebut. Upacara peresmian perkawinan mereka ditunda dan ia sendiri kembali tinggal di korke.

Sementara itu Bulu Manda Bulu tetap tinggal di rumah neneknya. Pada suatu pagi BUlu Manda Bulu berkata kepada nenek itu: "Nenek dari pada saya duduk-duduk saja lebih baik saya membuat kue untuk dijual." Permintaan itu disetujui oleh nenek. Selesai membuat kue lalu Bulu Manda Bulu pergi menjualnya. Ketika ia sampai di istana ayah raja Todo Boli membelinya. Kue yang dibeli itu dimakannya dn sewaktu ia menelan kue tersebut tersangkut ada kerongkongannya. Diusahakan dengan berbagai cara tetapi tetap sia-sia. Tua - tua adat dipanggil. Mereka berkumpul dan berusaha mencoba  menemukan sebab musababnya. Tetapi sia-sia. Sementaraitu Bulu Manda Bulu mengajak neneknya pergi ke istana. Ke duanyapun pergi ke istana walau hanya untuk duduk-duduk atau dapat membantu menumbuk biji damar untuk dijadikan alat penerangan.

Sesampai di istana dia menumbuk biji damar bersama neneknya. lalu keduanya membersihkan biji damar, tiba-tiba terdengar suara yang keluar dari biji damar: "Hai gadis jelita bakal permaisuri raja muda, jangan menyentuh kami. Pekerjaan ini haram bagimu." Namun dia tidak percaya dan meneruskan pekerjaannya. Kemudiandia mulai menumbuk bija damar. Terdengar lagi suara, katanya: "Hai gadis cantik jelita engkau bakal menjadi permaisuri raja muda, janganlah engkau menyentuh kami sebab pekerjaan ini haram bagimu." Suara yang sama terdengar lagi ketika Bulu Manda Bulu melihat damar pada belahan bambu.

Karena keadaan raja makin parah maka nenek berkata kepadanya: "Anakku, bila engkau merasa ada hal yang mengganggu perasaanmu, maka hendaklah engkau menyampaikan kepada raja agar semua yang hadir ikut mendengarkannya. Siapa tahi mungkin ada hubungannya dengan perasaanmu yang tertekan dengan penderitaan raja. Mungkin dengan begitu raja dapat sembuh."

Ia pun setuju lalu nenek tersebut menyampaikan maksud itu kepada tua-tua adat. lalu Bulu Manda Bulu disuruh berbicara. "Aku Bulu Manda Bulu, Bulu Ole Lolon. Negeriku Rae Ido Rae Ado, Rae Suki Rae Wari berada jauh di seberang. Raja Todo Boli telah membawaku karena ingin memperisteriku. Ia tidak dapat membawaku langsung ke istana tetapi menitipkan saya di atas pohon asam dimana di bawahnya ada sumur. Seorang pelayan istana yang disuruh mengambil air untuk mencuci tempat duduk untukku dalam menyongsong hari perkawinan kami. Ketika ia menimba air ia melihat bayanganku tetapi disangkanya bayangannya sendiri. Ia menjadi marah dan segala periuk mengisi air itu dipecahkannya. Kemudian diganti dengan kulit kerbau sebagai tempat pengisi air. Malang baginya karena tempat tersebut tak dapat dihancurkannya akhirnya ia kentut dn saya ketika itu di atas pohon asam merasa geli dan tertawa.

Ketika ia melihat aku timbullah amarahnya dan diperintahkannya agar aku segera turun. Setelah turun dipaksanya aku menanggalkan pakaian dan perhiasanku. Dipakainya pakaian dan perhiasanku itu. Dan aku ditolaknya ke dalam air sumur. Aku inilah sebenarnya Bulu Manda Bulu, Bulu Ole Lolon. Apa bila anda tidak percaya kumohon raja Todo Boli datang untuk memeriksa rambutku. Karena inilah satu-satunya tanda dari peribadiku."

Setelah berkata demikian raja Todo Boli datang. Tak ajallagi berkatalah ia: "Inilah isteriku Bulu Manda Bulu, Bulu Ole Lolon yang sebenarnya." Maka sejak saat itu pelayan tersebut diperintahkan menanggalkan pakaian dan perhiasan Bulu Manda Bulu, Bulu ole Lolon dan segera ia diusir dari istana. Pesta pernikahan segera dilangsungkan dan berbahagialah keduanya. Seminggu kemudian terbanglah burung-burung perkutut ke istana sesuai pesan ayahnya. Burung-burung itu membawa semua perlengkapan dan bahan -bahan tenunan untuk Bulu Manda Bulu. Nenek juga tinggal bersama  mereka dan berbahagialah mereka sampai nenek tersebut meninggal dunia.

 

 

sumber:

  1. Alkisah Rakyat (http://alkisahrakyat.blogspot.com/2017/06/bulu-manda-bulu-bulu-ole-lolon.html)

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...