Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM05 FIQIH LKK_CIAMIS2013_MLM05 Bhs. Arab Aks. Arab Prosa FQ 216 hal /15 baris 17.x 11 cm Kertas Eropa Dalam naskah ini tidak dijumpai judul buku, baik pada kulit depan maupun dalam teks. Penetapan judul Fiqih berdasarkan kajian isi naskah yang membahas masalah ilmu fiqih tentang taharah dan ibadah. Nama penulis juga tidak dijumpai dalam naskah ini, baik pada kaver maupun dalam teks naskah. Nama yang ada adalah nama pemilik naskah bernama Ondi M, alamat Kwali, Ciamis Jawa Barat, yang ditulis pada lembar kedua kaver, ditulis dengan tinta biru huruf latin. Naskah ilmu fiqih ini ditulis dalam bentuk nazom atau syair, dimaksudkan untuk memudahkan santri menghafalnya. Adapun bahasa yang dipakai dua bahasa, yaitu bahasa Arab dipakai ketika menjelaskan qaidah-qaidah ilmu fiqih atau kaitan dengan nukilan dari Al Qur’an dan Hadist. Naskah ini ditulis tangan dengan tinta hitam, yang seluruhnya ditu...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM07 DOA ARWAH LKK_CIAMIS2013_MLM07 Bhs. Arab Aks. Jawi Prosa DO 56 hal /10 baris 17.x 11 cm Kertas Eropa Naskah ini diberi judul “Doa Arwah”. Pemberian judul ini berdasarkan dari isi naskah itu sendiri, karena judul aslinya tidak dijumpai baik pada kaper maupun teks naskah itu sendiri. Demikian juga nama penulis naskah maupun nama pemilik naskah tidak diketahui, baik pada kaper maupun dalam teks naskah. Adapun bahasa yang dipakai dalam tulisan naskah ini adalah bahasa Arab, sedangkan untuk penjelasannya mengunakan bahasa Jawa. Naskah ini ditulis yang biasa dipakai oleh anak-anak sekolah, jenis HVS bergaris, ketebalan 56 halaman, setiap halaman terdiri dari 10 baris, tanpa mencantumkan nomor halaman. Kondisi naskah tidak utuh lagi, ada beberapa lembar yang hilang, demikian juga jenis tulisannya tidak teratur, sebagian ditulis dengan tinta hitam dan sebagian lagi ditulis dengan tinta bir...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM10 TASAWUF LKK_CIAMIS2013_MLM10 Bhs. Arab Aks. Arab Prosa TS 44 hal/19 baris 17.x 11 cm Kertas Eropa Judul naskah dijumpai pada kaver depan Kitab Tasawuf, ditulis oleh Sayyid Abdul Wahab al-Arif Billah, ditulis pada Hari Sabtu 3 Rabiul Awal 1302 Hijrah, Dicetak dan diterbitkan oleh Almiriyah al Kainah di Makkah pada tahun 1301 Hijrah. Kitab ini milik Muhammad Afiyah. Naskah tasawuf ini ditulis dalam bahasa Arab. Ketebalan 40 halaman, setiap halaman 19 baris, tanpa mencantumkan nomor halaman, diganti dengan tanda penghubung ke halaman berikutnya. Naskah ditulis di atas kertas Eropa dengan tulisan tangan tinta hitam, dijilid dengan benang. Kondisi kertas sedikit agak usang, pada sisi kertas sudah agak mengeriting, namun tulisan masih jelas dibaca. Naskah ini diawali dengan: ” Alḥamdulillāh al Raḥmān Al Raḥīm, Alḥamdu lillāh al-Raḥmān al-Raḥīm. Alḥamdulillāh faraḍa al-taubata, wa ḥarrama...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM14 SILSILAH BUPATI GALUH LKK_CIAMIS2013_MLM14 Bhs. Sunda Aks. Latin Prosa SJ 20 hal/26 baris 17.x 11 cm Kertas Eropa Naskah ini berjudul “Asal-usul Bupati Galuh”. Judul tersebut terdapat pada halaman lembar pertama, ditulis tangan dalam huruf latin tinta biru. Naskah ini ditulis pada kertas bergaris, yaitu sebuah buku tulis dengan sampul warna biru tua, tanpa menyebutkan penulisnya. Kondisi kertas sudah agak usang, sudut dan pinggiran kertas agak kriting, tulisan sebagian sudah sulit dibaca. Teks naskah seluruhnya mengunakan bahasa Sunda wiwitan, dengan ketebalan naskah 20 halaman, setiap halaman terdiri dari 26 baris, tanpa mencantumkan nomor halaman. Naskah dijilid dengan benang kawat yang kondisinya sudah karatan. Pada lembaran pertama tertulis: “Kenging nurun tina buku tjarita Dipati Padakarta, kadjadian dina taun Walanda 1625, dikaluarkeun ku Chapur’s Bibliotheer ,Singaparna... Tas...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM16 DOA SAEFI LKK_CIAMIS2013_MLM16 Bhs. Arab Aks. Arab Prosa DO 8 hal/11 baris 17.x 11 cm Kertas Eropa Naskah ini berjudul “Asal-usul Bupati Galuh”. Judul tersebut terdapat pada halaman lembar pertama, ditulis tangan dalam huruf latin tinta biru. Naskah ini ditulis paa kertas bergaris, yaiu sebuah buku tulis dengan sampul warna biru tua, tanpa menyebutkn penulisnya. Kondisi kertas sudah agak usang, sudut dan pinggiran kertas agak kriting, tulisan sebagian sudah sulit dibaca. Teks naskah seluruhnya mengunakan bahasa Sunda wiwitan, dengan ketebalan naskah 20 halaman, setiap halaman terdiri dari 26 baris, tanpa mencantumkan nomor halaman. Naskah dijilid dengan benang kawat yang kondisinya sudah karatan. Pada lembaran pertama tertulis: “Kenging nurun tina buku tjarita Dipati Padakarta, kadjadian dina taun Walanda 1625, dikaluarkeun ku Chapur’s Bibliotheer ,Singaparna... Tasikmalaya. Kening [...
Pada jaman dahulu hidup seseorang bernama Sunan Ibu di sebuah taman indah bernama Taman Sorga Loka. Saat itu Sunan Ibu tengah menunggu kedatangan Dewi Sri Pohaci Long Kancana. Setelah tiba, Dewi Sri Pohaci menceritakan kepada Sunan Ibu bahwa ada suatu tempat di bumi yang belum memiliki cihaya atau sesuatu kebutuhan hidup umat manusia. Tempat itu bernama Buana Panca Tengah. Setelah mendengar penuturan Dewi Sri Pohaci, Sunan Ibu lantas memberi perintah kepada Dewi Sri agar ia pergi ke negeri Buana Panca Tengah. Dewi Sri Pohaci menyanggupi tugas yang diberikan oleh Sunan Ibu, namun ia meminta agar kepergiannya ditemani oleh Eyang Prabu Guruminda. Sunan Ibu mengabulkan permintaan Dewi Sri Pohaci. Sunan Ibu kemudian memanggil Eyang Prabu Guruminda dan memerintahkannya agar menemani Dewi Sri Pohaci ke negeri Buana Panca Tengah. Sebelum pergi meninggalkan Taman Sorga Loka, Eyang Prabu Guruminda meminta waktu untuk duduk bersemedi dalam rangka memohon petunjuk Hiang Dewa...
Dahulu kala, ketika Indramayu ( Jawa Barat ) masih berupa hutan lebat dan dihuni oleh binatang-binatang buas juga para mahluk halus, datanglah ke lembah sungai Cimanuk, seorang kesatria dari desa Banyu Urip (Purworejo-Jawa Tengah sekarang). Ia bernama Raden Wiralodra. Tugasnya adalah membuka hutan untuk dijadikan pemukiman penduduk atau pedukuhan. Dalam menjalankan tugasnya, Raden Wiralodra ditemani oleh seorang pembantu setia dan sakti mandraguna, bernama Ki Tinggil. Selama tiga tahun lebih, keduanya berjalan hendak menuju ke lembah sungai Cimanuk. Karena tidak tahu jalan, keduanya justru tersesat di sebuah hutan di lembah sungai Citarum. Disini keduanya bertemu dengan seseorang yang mengasingkan diri dari keramaian dunia. Ki Sidum namanya. Karena tidak tahu jalan menuju ke lembah sungai Cimanuk, Ki Sidum meminta keduanya untuk tinggal beristirahat satu malam. Ki Sidum juga memberikan kepada Raden Wiralodra seekor Kijang Kencana yang akan menjadi penunjuk ja...
Hadro adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Desa Bojong Kecamatan Bungbulang, merupakan perpadua antara budaya Parsi (Timur Tengah) dengan budaya Priangan. Kesenian ini diiringi oleh tabuhan rebana, tilingtik, kempring, kompeang, bangsing, terompet dan bajidor (beduk kecil). Sementara lagu-lagunya merupakan gubahan dari karya Syeh Jafar Albarjanji, yang lebih dikenal dengan Kitab Barjanji. Selain tabuhan dan lagu, Hadro juga dibarengi dengan tarian yang gerakannya sangat didominasi oleh gerakan pencak silat (penca). Para penari yang jumlahnya sekitar 40 orang itu berpakaian kampret putih dan bercelana hitam, serta menggunakan totopong (ikat kepala), layaknya pemain silat. Yang membedakannya, para penari Hadro selalu menggunakan selendang berwarna merah. enurut catatan para penggerak kesenian Hadro, kesenian ini diciptakan sekitar tahun 1917 oleh K.H. Ahmad Sayuti, K.H. Sura, dan Pak Sastra, yang berasal dari Tanjung Singuru, Samarang Garut, untuk tu...
Ilmu Antropologi mengenal teori sistem simbol yang diperkenalkan oleh Clifford Geertz, seorang Antropolog Amerika. Dalam bukunya yang berjudul Tafsir Kebudayaan (1992), Geertz menjelaskan makna dibalik sistem simbol yang ada pada suatu kebudayaan. Geertz menyatakan bahwa sistem simbol yang merefleksikan suatu kebudayaan, dapat diinterpretasikan dengan menggunakan sistem makna (System of Meaning). Jadi bila ingin menginterpretasi sebuah kebudayaan dapat dilakukan dengan menafsirkan sistem simbolnya. Demikian juga dengan kesenian sisingaan dari Subang yang tak bisa dipisahkan dari simbol boneka singa yang biasanya ditunggangi anak-anak dalam pertunjukannya. Dalam sejarahnya, sisingaan merupakan simbol kebencian warga Subang terhadap kapitalis perkebunan dari Belanda dan Inggris yang mendapat proteksi pihak pemerintah kolonial (Kurnia,2003). Ketika itu, kaum kapitalis dari Inggris mendirikan sebuah perusahaan perkebunan swasta bernama P & T Lands (Pamanoekan en Tjiasemlanden). Per...