×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Barat

Kesenian Sisingaan Khas Subang

Tanggal 01 Mar 2021 oleh Berkah tian .

Ilmu Antropologi mengenal teori sistem simbol yang diperkenalkan oleh Clifford Geertz, seorang Antropolog Amerika. Dalam bukunya yang berjudul Tafsir Kebudayaan (1992), Geertz menjelaskan makna dibalik sistem simbol yang ada pada suatu kebudayaan. Geertz menyatakan bahwa sistem simbol yang merefleksikan suatu kebudayaan, dapat diinterpretasikan dengan menggunakan sistem makna (System of Meaning). Jadi bila ingin menginterpretasi sebuah kebudayaan dapat dilakukan dengan menafsirkan sistem simbolnya.

Demikian juga dengan kesenian sisingaan dari Subang yang tak bisa dipisahkan dari simbol boneka singa yang biasanya ditunggangi anak-anak dalam pertunjukannya. Dalam sejarahnya, sisingaan merupakan simbol kebencian warga Subang terhadap kapitalis perkebunan dari Belanda dan Inggris yang mendapat proteksi pihak pemerintah kolonial (Kurnia,2003). Ketika itu, kaum kapitalis dari Inggris mendirikan sebuah perusahaan perkebunan swasta bernama P & T Lands (Pamanoekan en Tjiasemlanden). Perusahaan inilah yang memegang hak eksploitasi perkebunan di wilayah Subang. Jadi dapat disimpulkan, pada masa itu Kabupaten Subang secara politik berada di bawah otoritas pemerintah kolonial Belanda, namun secara ekonomi berada di bawah kuasa korporasi asal Inggris. Situasi ini merupakan konsekuensi dari kebijakan liberalisasi ekonomi yang dijalankan pemerintah Belanda pasca 1870, yang sejatinya masih berlanjut hingga Indonesia merdeka kini.

Kesenian sisingaan diciptakan sekitar tahun 1840 oleh para seniman yang berasal dari daerah Ciherang, yang berjarak sekitar 5 km dari pusat kota Subang. Seni sisingaan ini dapat dikategorikan sebagai sebuah perlawanan simbolik rakyat Subang terhadap penjajah. Singa, adalah simbol dari Negara Belanda dan Inggris, dua negara yang dipandang sebagai penjajah oleh rakyat Subang pada pertengahan abad 19. Dalam pertunjukan sisingaan, ada dua boneka singa (simbol dari dua negara Eropa tersebut) yang ditunggangi dan dikendalikan oleh anak kecil (simbol rakyat Subang) yang berada di atasnya. Hal ini bermakna ejekan dan pelecehan terhadap lambang kebanggan kaum kolonialis tersebut. Demikianlah makna tersebut masih menjadi interpretasi simbol sisingaan di kalangan warga Subang hingga kini. Simbol boneka singa yang diduduki anak kecil dapat ditafsirkan sebagai cerminan budaya anti kolonialisme dalam masyarakat Subang.

Pada masa kini, seni pertunjukan sisingaan lebih diartikan sebagai bagian dari hiburan rakyat. Seni sisingaan umumnya dipentaskan dengan berkeliling kampung pada saat ada hajatan warga seperti acara khitanan, pelantikan pejabat desa, pernikahan dan lain sebagainya (Sariyun, 1992). Pertunjukan diawali dengan pemberian kata sambutan oleh pimpinan kelompok sisingaan. Setelah acara pemberian kata sambutan, barulah sang anak yang akan dikhitan, pengantin atau tokoh masyarakat yang akan diarak menaiki boneka singa. Kemudian, dengan diiringi oleh irama lagu-lagu dari kesenian Ketuk Tilu dan Doger, 8 orang pemain dari kelompok sisingaan akan mulai menggotong dua buah boneka singa yang telah dinaiki manusia tersebut. Kesenian sisingaan pun dimulai dengan mengelilingi kampung atau desa, hingga akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Pertunjukan berakhir dengan sampainya rombongan sisingaan di tempat ketika awal pertunjukan dimulai.

https://www.berdikarionline.com/seni-sisingaan-simbol-perlawanan-rakyat-subang/

DISKUSI


TERBARU


Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

Pertunjukan Man...

Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
Seni Budaya

Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...