Suku Tolaki merupakan salah satu suku yang ada di nusantara. Suku yang mendiami wilayah Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara, ini dikenal mempunyai kebudayaan nomaden dan hidup secara bergotong-royong. Dalam budaya suku Tolaki terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang Kerajaan Padangguni atau yang saat ini bernama Konawe. Cerita tersebut mengisahkan tentang Mokoli Ramandalangi, yaitu Raja Konawe yang jatuh cinta kepada Wekoila. Masyarakat Konawe percaya bahwa Wekoila merupakan titisan ratu adil yang turun dari langit. Singkat cerita, meraka pun saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Sebelum jatuh cinta kepada Wekoila, Raja Mokoli Ramandalangi sempat memberi harapan cinta kepada seorang perempuan lain yang bernama Anamia Ndopo. Merasa sakit hati, saat acara pernikahan berlangsung, Anamia Ndopo menyamar sebagai penari lariangi dan membunuh Raja Mokoli Ramandalangi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Raja Mokoli Ramandalangi memberikan...
Konon dahulu kala ada seorang pria tampan dan perkasa yang bernama Cado'dong. Ia hidup bersama ibu dan keenam orang kakaknya. Keluarga ini tinggal di Tana Duri. Tepatnya di kampung Ulu Wai. Kampung yang berada di daerah Curio Kabupaten Enrekang. Cado'dong seorang pemuda yang giat dan ulet dalam bekerja. Oleh karena itu Cado'dong memiliki kebun, sawah serta hewan ternak yang sangat banyak. Namun hal tersebut malah membuat keenam saudaranya iri pada Cado'dong. Suatu hari datanglah seorang pria dari kampung seberang yang memiliki kebun, sawah dan ternak yang banyak pula. Pria ini sangat takut akan sepak terjang Cado'dong dalam menekuni pekerjaannya. Pria tersebut lalu memengaruhi keenam saudara Cado'dong agar keenam saudaranya bisa menghentikan Cado'dong yang sangat lihai dalam bekerja. Maka keenam saudaranya sepakat untuk membunuh Cado'dong. Maka pada hari yang telah direncanakan keenam saudara Cado'dong dan pria dari kampung sebelah membuat duni. D...
Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi Selatan. Secara turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Bagi mereka, daerah itu dianggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa.Tanah Toa adalah desa dikecamatan Kajang,Kabupaten Bulukumba,SulawesiSelatan,Indonesia . Desa ini dihuni oleh suku kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian. Tanaman yang dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah sat...
Dahulu kala ada seorang pria bernama Bellang Langi yang turun dari langit. Bellang Langi turun melalu Gunung Bamba Puang di Kabupaten Enrekang. Bellang Langi merupakan sebutan untuknya karena wajahnya sangat bersinar. Bellang Langi memulai perjalanannya kearah timur untuk mencari tempat yang layak ditinggalinya. Akhirnya ia tiba disebuah desa. Desa tersebut sekarang dikenal dengan nama Desa Bolang. Namun hanya beberapa hari ia tinggal disana, Bellang Langi kembali mencari tempat yang dapat membuatnya nyaman. Sesampainya disebuah desa, penduduk desa tersebut merasa sangat takut kepadanya. Karna wajahnya sangat bersinar. Desa tersebut sekarang dikenal dengan Desa Kalajak yang artinya Takut. Berangkatlah kembali Bellang Langi mencari tempat tinggal yang nyaman bagi dirinya. Ia menyusuri kali, penduduk setempat menyebutnya dengan Kali Alu-Alu. Bellang Langi berjalan sampai hulu kali dan menemukan sebuah sumur yang konon namanya adalah Kollan Rano. Sumur tersebut terletak di daerah Barok...
Tarian ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan sampai saat ini. Suku Pamona adalah masayarakt yang berasal dari Luwu Timur daerah yang masuk ke wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Suku Pamona adalah adalah salah satu suku yang mendiami propinsi sulawesi selatan bagian luwu dan provinsi sulawasi tengah.. Meskipun demikian masyarakat Suku Pamona hidup rukun dan berdampinagn. Hal ini tergambar dari salah satu kesenian yang berasal dari suku tersebut yaitu tari dero poso. Bagi masyarakat Suku pamona, Tari Dero adalah tari yang melambangkan sukacita atau kebahagiaan. Tarian ini telah lama dipertahankan oleh masyarakat Poso khususnya masyarakat di yang tinggal di sepanjang lembah danau Poso. Bagi masyarakat setempat tarian ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh. Tarian ini sudah dikenal sejaka masyarakat mengenal bertani atau bercocok tanam sebagai mata pencaharian. Dahulu tarian ini lazim dilakukan oleh m...
Akkio Bunting adalah semacam pentun berbalasan yang dipakai oleh sipengantar penganti dengan penjemput pengantin yang ada di sulawesi selatan tepatnya suku makassar. pertunjukan ini semacam hiburan yang digunakan oleh masyarakat takalar untuk memeriahkan pesta yang sedang berlangsung sekaligus mempunyai makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam syair akkio bunting tersebut. Berikut syair akkio bunting yang saya dapati, Akkio Bunting Iadende-iadende nia tojengmi deng bunting… Bunting salloa ku tayang Salloa kuminasai Ku kanroa ri nabbia Ku palaka ri bataraya Kuminasaiya bunting Nama bunting tojeng todong Nampako ri ujung borikku deng bunting… Ri cappa pa~rasangangku Na ku tewa-tewako guru Kuminasaiko sunggu ri ka issilangngang Ipantarang emba injako pole deng bunting… Ri boko pangngala~ injako Na kuruppaiko jama~ Ku buntulik...
Tana Towa Kajang Ammatoa – Bulukumba Tana Toa adalah nama perkampungan di Kajang yang dipercayai sebagai awal mula timbulnya sebuah negeri. Desa Tana Toa merupakan salah satu desa di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukkumba, yang merupakan tempat tinggal orang-orang kajang yang masih bersifat tradisional, mereka pantang larut dalam perkembangan teknologi, listrik, kendaraan, jalan aspal, dan semua yang berbau modern tak boleh masuk ke dalam kawasan itu. Dalam kawasan Tana Toa tak ada warga yang hidup melarat, mereka menempati rumah panggung dengan mengambil bahan dari alam yang ada diluar kawasan itu. Seperti kayu, bambu, dan daun rumbia yang dijadikan atap rumah. Pekerjaan yang mereka tekuni rata-rata bekerja sebagai petani, dan peternak dan hasil dari pekerjaan mereka itu untuk menghidupi kehidupan mereka sehari-hari. Memasuki kawasan adat Tana Toa, anda akan berjalan diatas bebatuan yang tidak tersusun secara rap...
Kain Tenun Kajang Ammatoa Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi Selatan. Secara turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Bagi mereka, daerah itu dianggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa.Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang , Kabupaten Bulukumba , Sulawesi Selatan , Indonesia . Desa ini dihuni oleh suku Kajang . Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 9...
Balla Tammua Suku Kajang Balla Tamua adalah salah satu produk arsitektur warisan leluhur kajang yang masih bisa ditemui hingga saat ini dikawasan adat. Peninggalan ini merupakan salah satu rumah tempat pertemuan masyarakat kajang untuk mengadakan musyawarah yang dalam bahasa konjo (bahasa kajang ) disebut borong/abborong. Para pemangku adat kajang abborong di Balla Tammua dengan agenda membahas satu permasalahan yang ada dikawasan adat, selain itu biasanya Balla Tammua dipakai untuk menerima tamu kehormatan yang hendak masuk dikawasan adat ammatoa. Dalam pembuatan Balla Tammua, masyarakat kawasan adat kajang mengerjakannya dengan bergotong royong. Mereka bahu membahu bersama mengerjakan Balla Tammua dengan suka rela, dengan kata lain tanpa gaji dan tanpa imbalan, semua dilakukan dengan keikhlasan. Budaya seperti inilah yang selalu ditanamkan tetua kajang Ammatoa dalam menjaga tradisi kawasan adat itu sendi...