|
|
|
|
![]() |
#SBM Cadodong Tanggal 05 Mar 2015 oleh Suhidin . |
Konon dahulu kala ada seorang pria tampan dan perkasa yang bernama Cado'dong. Ia hidup bersama ibu dan keenam orang kakaknya. Keluarga ini tinggal di Tana Duri. Tepatnya di kampung Ulu Wai. Kampung yang berada di daerah Curio Kabupaten Enrekang. Cado'dong seorang pemuda yang giat dan ulet dalam bekerja. Oleh karena itu Cado'dong memiliki kebun, sawah serta hewan ternak yang sangat banyak. Namun hal tersebut malah membuat keenam saudaranya iri pada Cado'dong. Suatu hari datanglah seorang pria dari kampung seberang yang memiliki kebun, sawah dan ternak yang banyak pula. Pria ini sangat takut akan sepak terjang Cado'dong dalam menekuni pekerjaannya. Pria tersebut lalu memengaruhi keenam saudara Cado'dong agar keenam saudaranya bisa menghentikan Cado'dong yang sangat lihai dalam bekerja. Maka keenam saudaranya sepakat untuk membunuh Cado'dong. Maka pada hari yang telah direncanakan keenam saudara Cado'dong dan pria dari kampung sebelah membuat duni. Duni merupakan peti mati yang mirip perahu londe di Kabupaten Enrekang. Setelah duni tersebut selesai, Cado'dong diminta masuk oleh saudaranya. Alih-alih untuk mencoba kekuatan duni tersebut menahan beban, keenam saudaranya lalu menutup duni tersebut cepat-cepat saat tubuh Cado'dong telah rapat didalam duni. Keenam saudaranya lalu melempar duni tersebut sungai. Konon katanya sungai tersebut adalah Sungai Mata Allo. Saat duni tersebut dilemparkan, hewan ternak Cado'dong ikut terjun ke sungai. Anjing dan ayam miliknya bahkan duduk diatas duni yang hanyut. Karna hewan ternak Cado'dong sangat setia, anjing dan ayam tersebut menggaruk-garuk penutup duni dengan kuku tajam mereka. Akhirnya Cado'dong dapat menghancurkan penutup duni tersebut dari dalam duni. Cado'dongpun terdampar di Kampung Tinabang, Sampe Siruk daerah Anggeraja. Cado'dong yang selamat dari maut kemudian berjalan kaki dari gunung ke gunung, lembah ke lembah. Ketika sampai di daerah Tontonan iapun singgah membuat tongkat yang dibuatnya dari pohon jaramele atau pohon belimbing ceremai. Cado'dong melanjutkan perjalannya kembali dan sampai di wilayah Malua. Cado'dong lalu naik ke Gunung Pangden di daerah Bassaran dan menetap disana. Tanah yang kering dan sumber air yang sulit didapati membuatnya bingung. Namun tanpa sengaja Cado'dong menghentakkan tongkat dari jaramelenya ke tanah dan tiba-tiba muncul mata air yang melimpah dan diikuti dengan tumbuhnya buah jambu air. Jambu air ini disebut Pela Dewata oleh penduduk Bassaran saat ini. Tumbuh pula pohon buah mangga macan yang dikenal dengan Pao Dadeko oleh masyarakat saai ini di daerah Bassaran. Dengan karunia ini, Cado'dong semakin giat bekerja. Ia menjadi kaya namun tetap rendah hati. Cado'dong dikenal ramah dan senang berbagi kepada warga kampung tersebut. Tidak jarang ia memberikan peralatan dapur seperti Baku' (bakul), Ko'ko (tampi) dan Lau Bolong (piring dari kayu hitam) kepada orang yang membutuhkan. Banyak warga yang meminta bantuan serta sedekah dari Cado'dong. Bahkan warga dari kampung sebelah juga datang meminta bantuannya. Sampai suatu hari keenam saudara juga datang kepada saudagar yang kaya raya dari daerah Barassang. Ternyata keenam saudaranya menemukan Cado'donglah saudagar kaya raya tersebut. Mereka lalu menyesali perbuatan mereka. Mereka meminta maaf Cado'dong atas perbuatan mereka yang telah membuang saudaranya sendiri. Untung saja Cado'dong memiliki hati yang mulai. Dimaafkannya keenam saudaranya lalu dirangkulnya mereka semua. Cado'dong yang telah merindukan ibundanya akhirnya dapat dipertemukan. Merekapun dapat hidup bersama tanpa ada rasa iri lagi dalam hati keenam saudaranya
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |