Pada suatu masa, di sebuah tempat nan jauh dari ibu kota Kerajaan Sumedang Larang terdapat sebuah tempat yang yang asri dan sangat indah. Tempat tersebut berada tidak jauh dari sebuah gunung yang bernama Gunung Bongkok. Dari gunung itu, mengalir sebuah sungai yang membelah dua desa dan sekaligus menjadi batas alamnya (kelak kedua desa tersebut bernama Desa Cikaramas Sumedang - Desa Cikawung Subang). Sungai itu seolah menjadi urat nadi bagi penduduk sekitar, karena aliran airnya mampu mengairi areal persawahan disekitarnya, padahal kebanyakan sawah penduduk berjarak kurang lebih 8,5 km dari mata air. Menurut cerita, di daerah tersebut hiduplah seorang pemuka agama/Kyai yang bernama Eyang Abdul, beliau adalah pendiri sekaligus pimpinan pondok pesantren yang pertama di dusun Sukamanah Tanjungmedar. Pada suatu ketika, beliau kedatangan seorang tamu penduduk dusun setempat yang bermaksud untuk memohon kepadanya agar mengobati salah satu keluarga sang t...
Diceritakan, di sebuah desa ada seorang gadis yang terkenal sangat cantik, gadis tersebut bernama Nyi Sari, saking cantiknya, dirinya menjadi kembang desa di kampungnya. Perawakan Nyi Sari tinggi semampai dengan wajah yang sangat cantik, kulitnya kuning langsat. Singkatnya, Nyi Sari adalah sosok idaman bagi kebanyakan jejaka. Tapi, Nyi Sari mempunyai satu sifat buruk, yaitu dirinya sangat sombong. Namun, walaupun Nyi Sari bersifat sombong, tetap banyak pemuda yang suka padanya dan ingin memperistrinya, kalau sampai ada pemuda yang mampu mendapatkan cintanya, bisa dikatakan pemuda tersebut sangat beruntung. Sudah sangat banyak pemuda yang melamar Nyi Sari, tapi ditolak. Nyi Sari beranggapan para pemuda yang melamarnya tidak pantas untuk bersanding dengan dirinya. Suatu hari, tersebutlah ada seorang pemuda yang melamar Nyi Sari. Pemuda tersebut berasal dari desa sebelah. Sesampainya di rumah Nyi Sari, dirinya langsung menyebutkan bahwa maksud kedatanganny...
Tidak jarang orang mengetahui bahwa sebenarnya sumedang mempunyai potensi wisata alam yang cukup menarik. Selain keindahan alamnya yang memikat juga banyak peninggalan sejarah dari jaman penjajahan belanda. Mungkin selama ini orang hanya mengenal kota sumedang lewat tahunya yang masyur. Padahal....kota sumedang juga memiliki tempat-tempat wisata yang tak kalah menarik di bandingkan dengan daerah lain. Salah satunya adalah tempat wisata alam Gunung Kunci. Tempat rekreasi ini terletak kira-kira 200 meter dari alun-alun kota sumedang. Di namakan gunung kunci karena letaknya yang terdapat di bukit kunci. Tempat wisata ini mempunyai pemandangan alam nan elok dan indah. Tempatnya yang teduh diantara rindangnya pepohonan yang hijau. Dan alamnya yang masih bersih dan sejuk jauh dari polusi udara. Salah satu keistimewaan tempat ini adalah karena terdapat peninggalan sejarah pada masa penjajahan belanda yaitu berupa Gua. Konon gua ini di jadikan benteng pertaha...
Jurig Gulutuk Sengir , bagi sobat yang bukan orang sunda pasti bertanya-tanya apa arti dari gabungan kata "Jurig Gulutuk Sengir" yang menjadi judul, kalau diartikan kata perkata, jurig artinya adalah hantu, gulutuk artinya menggelinding, dan sengir adalah adaptasi dari kata nyengir yang artinya senyuman sinis atau senyuman yang bermaksud menghina. Jadi kalau semua kata tersebut digabung menjadi kata "Jurig Gulutuk Sengir" artinya dalam bahasa Indonesia kira-kira "hantu menggelinding yang tersenyum", ah kurang enak didengar dan tidak seram juga ya artinya kalau ditranslate kedalam bahasa Indonesia, itulah uniknya bahasa Sunda dan mungkin juga bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, kadang sulit mencari arti yang pas jika diartikan kedalam bahasa Indonesia. Yang dimaksud "tersenyum dan menggelinding" disini adalah sebuah kepala, ya, karena Jurig Gulutuk Sengir adalah hantu yang berwujud kepala saja tanpa memiliki badan, dan kemunculan atau penampakannya di depan man...
Jurig Jarian (jurig = hantu, jarian = tempat pembuangan sampah) atau hantu sampah ini adalah hantu yang lekat bahkan sangat akrab dikebanyakan telinga orang Sunda pada umumnya, hantu ini dipercaya berada di sekitaran tempat pembuangan sampah yang berada di perkampungan. Konon katanya, hantu ini tidak sembarangan menampakkan diri, dia hanya menampakkan diri pada orang-orang tertentu dalam artian pilih-pilih dalam menentukan korban penampakannya, ia hanya menyasar anak-anak dan ibu hamil yang kebetulan berada di sekitaran tempat sampah tempatnya bersemayam pada sore hari menjelang magrib. Gangguan yang ditimbulkan olehnnya pun bermacam-macam, pada anak-anak ia akan menggangu dengan cara menghembuskan penyakit berupa meriang, demam, ataupun bentol-bentol yang gatalnya teramat sangat, adapun pada wanita hamil dia lebih senang masuk pada raganya dan membuatnya kesurupan. Konon katanya tidak ada yang tahu persis bagaimana rupa dari Jurig Jarian ini, ada yang bilang rupa dari jurig jarian...
Legenda Leled Samak (Leled = menggulung, Samak = tikar), legenda ini konon berasal dari daerah Dusun Tenjolaya, Desa Sukagalih, Sumedang dan ceritanya menyebar ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Cerita tentang Leled Samak ini berawal dari mitos atau kepercayaan di daerah tersebut yang mengatakan bahwa di sungai-sungai yang mengalir pasti ada makhluk halus yang menghuninya, makhluk ini dinamakan "Leled Samak". Sebetulnya admin pribadi dari kecil sampai sekarang belum pernah melihat bagaimana wujud dari Leled Samak ini sebenarnya, namun dari cerita turun temurun dan menurut mereka yang sudah pernah melihatnya, makhluk tersebut berwujud seperti tikar biasa yang menggulung. Konon katanya makhluk ini berasal dari arwah orang yang sudah meninggal namun belum rela meninggalkan dunia ini dengan berbagai alasan, atau menurut istilah mistisnya biasa disebut dengan orang mati penasaran. Memang apa hubungannya dengan tikar yang menggulung? kita semua tentunya tahu bahwa s...
Kahuripan Cileutik , pada prasastinya tertulis "Pengemut-ngemut ka Pangeran Aria Soeria Atmadja Bupati Sumedang Tahun 1882-1919, ku jasa mantenna ieu cai tiasa manfaat kanggo balarea" yang artinya kurang lebih "Untuk mengenang Pangeran Aria Soeria Atmadja, karena jasa beliau air ini bisa bermanfaat bagi semua". Sebuah prasasti pastinya dibuat untuk menandai tempat atau lokasi yang dianggap memiliki nilai historis, ia dibuat sebagai tanda bahwa di tempat tersebut pernah terjadi peristiwa penting, salah satu contohnya seperti Prasasti Cadas Pangeran yang pernah saya ceritakan dulu, yang isi prasastinya mengisahkan tentang peristiwa Cadas Pangeran, sebuah peristiwa yang melegenda di Sumedang. Sesuai dengan namanya yaitu Kahuripan Cileutik (Kahuripan = Kehidupan, Ci = air, Leutik = kecil), air yang keluar dari tempat dekat prasasti ini berada relatif kecil seperti pancuran biasa, padahal sejatinya ia adalah sebuah mata air yang keluar langsung dari dalam ta...
Curug (air terjun) Sindulang ini adalah salah satu destinasi wisata Kabupaten Sumedang yang berada di perbatasan Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Bandung, tepatnya di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung, nama curugnya sendiri sama persis dengan nama desa dimana curug ini berada yaitu Desa "Sindulang". Ternyata, ada sebuah sasakala atau cerita rakyat dibalik penamaan "Sindulang" ini, berikut adalah Sasakala Curug Sindulang : Diceritakan bahwa Desa Sindulang sudah ada sejak zaman dahulu kala, tepatnya sejak zaman prasejarah dimana kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang. Leluhur penduduk Desa Sindulang bertani dan berkebun untuk mempertahankan hidupnya, namun mereka tidak menetap dan sering berpindah-pindah (dalam ilmu sejarah masa ini dikenal dengan masa bercocok tanam), dimana mereka menanam buah atau sayuran disuatu tempat selama beberapa waktu, setelah tanahnya tidak bagus dan menghasilkan buah atau sayur yang jelek mereka berpindah ke tem...
Di Sumedang ada sebuah desa yang menerapkan larangan serupa, boleh percaya boleh juga tidak namun begitulah adanya, desa tersebut adalah desa Cipancar di kecamatan Sumedang Selatan, di desa ini ada larangan tidak boleh menyebut kata ucing (kucing) baik dalam lisan maupun tulisan. Sepintas, memang agak aneh kalau kita memikirkan larangan yang berbau mitos tersebut, namun tentunya kita sudah mafhum bahwa jika disuatu tempat terdapat larangan atau pantangan untuk tidak melakukan suatu hal, pasti ada "sesuatu" juga dibaliknya, dan pantangan tersebut menjadi kerifan lokal yang jadi ciri khas dari suatu daerah yang bukan semata-mata berbau takhayul, karena jika kita tahu latar belakang dari adanya pantangan ataupun mitos disuatu daerah, kita akan memahami bahwa mitos yang ada sangat rasional dan ditujukan untuk kebaikan, seperti mitos tidak boleh menyebut ucing/kucing di desa Cipancar yang akan saya ceritakan ini. Menyangkut apa-apa yang dilarang seperti itu ora...