Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Sumedang
Jurig Gulutuk Sengir, Si Hantu Kepala
- 11 Februari 2015
Jurig Gulutuk Sengir, bagi sobat yang bukan orang sunda pasti bertanya-tanya apa arti dari gabungan kata "Jurig Gulutuk Sengir" yang menjadi judul, kalau diartikan kata perkata, jurig artinya adalah hantu, gulutuk artinya menggelinding, dan sengir adalah adaptasi dari kata nyengir yang artinya senyuman sinis atau senyuman yang bermaksud menghina. Jadi kalau semua kata tersebut digabung menjadi kata "Jurig Gulutuk Sengir" artinya dalam bahasa Indonesia kira-kira "hantu menggelinding yang tersenyum", ah kurang enak didengar dan tidak seram juga ya artinya kalau ditranslate kedalam bahasa Indonesia, itulah uniknya bahasa Sunda dan mungkin juga bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, kadang sulit mencari arti yang pas jika diartikan kedalam bahasa Indonesia.
 
Yang dimaksud "tersenyum dan menggelinding" disini adalah sebuah kepala, ya, karena Jurig Gulutuk Sengir adalah hantu yang berwujud kepala saja tanpa memiliki badan, dan kemunculan atau penampakannya di depan manusia adalah dengan cara menggelinding begitu saja kemudian berhenti dengan wajah menghadap ke arah korban penampakan lalu memberikan senyuman singkat yang menyeramkan, kemudian kepala tersebut menggelinding lagi dan menghilang dibalik semak-semak. Bagaimana ?? sudah terbayang bagaimana wujud dan aksi penampakan Gulutuk Sengir ini di depan manusia sob ?
 
Sama halnya dengan cerita-cerita hantu lain yang populer disebuah daerah seperti leak dari bali, genderewo dari tanah jawa dan lainnya, begitu juga dengan cerita Jurig Gulutuk Sengir ini, cerita hantu kepala ini begitu populer dan dipercaya sebagian besar masyarakat Sunda, hampir di semua daerah sunda ada cerita mengenai Jurig Gulutuk Sengir ini terutama di daerah Sumedang dan Majalengka. Kenapa didua daerah tersebut cerita Jurig Gulutuk Sengir ini seolah sudah membumi? entahlah saya juga kurang tahu kenapa, namun katanya Jurig Gulutuk Sengir ini memang sering muncul di dua daerah tersebut, kalau di Sumedang katanya hantu ini sering muncul di daerah Conggeang atau Buahdua. Saya katakan "katanya" karena saya memang belum pernah melihatnya secara langsung, padahal dulu saya terhitung sering melintas di daerah Conggeang tengah malam ketika pergi atau pulang dari pemandian air panas.
 
Menurut cerita, Jurig Gulutuk Sengir ini berasal dari masa penjajahan dulu, mereka adalah arwah penasaran para tahanan atau masyarakat yang dipancung karena tidak taat dan melawan pada kaum penjajah. Mereka yang menjadi arwah penasaran dan berwujud menjadi Jurig Gulutuk Sengir ini adalah mereka yang dipancung namun jasad dan kepalanya tidak dikuburkan bersamaan didalam satu tempat, karena biasanya, katanya hukuman pancung tersebut dilakukan di hutan-hutan yang lebat seperti hutan bambu dan kebun salak, dimana setelah sang terhukum dieksekusi kepalanya dibiarkan begitu saja didalam hutan sedangkan bagian badannya dikubur ditempat lain, kepala yang terpisah dari badanya inilah yang akhirnya menjadi hantu penasaran bernama Jurig Gulutuk Sengir yang akan menampakkan dirinya didaerah yang masih banyak pepohonan, hutan, sampai kebun-kebun salak. Berdasar dari cerita tersebut diyakini penampakan Jurig Gulutuk Sengir ini sering muncul di Conggeang dan Buahdua karena Buahdua dan Conggeang merupakan daerah yang mempunyai banyak hutan dan perkebunan kebun salak, di Conggeang sendiri memang banyak terdapat kebun-kebun salak karena tempat tersebut memang menjadi sentra penghasil buah salak di Sumedang.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU