Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Sumedang
Asal-usul Nama Desa Cikaramas
- 11 Februari 2015
Pada suatu masa, di sebuah tempat nan jauh dari ibu kota Kerajaan Sumedang Larang terdapat sebuah tempat yang yang asri dan sangat indah. Tempat tersebut berada tidak jauh dari sebuah gunung yang bernama Gunung Bongkok. Dari gunung itu, mengalir sebuah sungai yang membelah dua desa dan sekaligus menjadi batas alamnya (kelak kedua desa tersebut bernama Desa Cikaramas Sumedang - Desa Cikawung Subang). Sungai itu seolah menjadi urat nadi bagi penduduk sekitar, karena aliran airnya mampu mengairi areal persawahan disekitarnya, padahal kebanyakan sawah penduduk berjarak kurang lebih 8,5 km dari mata air.
 
Menurut cerita, di daerah tersebut hiduplah seorang pemuka agama/Kyai yang bernama Eyang Abdul, beliau adalah pendiri sekaligus pimpinan pondok pesantren yang pertama di dusun Sukamanah Tanjungmedar. Pada suatu ketika, beliau kedatangan seorang tamu penduduk dusun setempat yang bermaksud untuk memohon kepadanya agar mengobati salah satu keluarga sang tamu yang sedang sakit.
 
Dengan senang hati sang Kyai menerima tamu tersebut dan mempersilahkannya masuk ke pondok. Beliau menerima tamunya dengan ramah namun tetap berwibawa, beliau memang dikenal sangat berwibawa dan dengan wibawanya beliau seolah mempunyai kharisma, sangat dihormati. Eyang Abdul kemudian menanyakan maksud dan tujuan kedatangan tamu tersebut, walaupun dengan ilmunya beliau sebenarnya sudah mengetahui maksud dan tujuan tamunya. Dengan tergopoh namun tetap menjaga tata krama, tamunya menyampaikan maksud dan tujuannya bahwasanya salah satu keluarganya sedang sakit keras, dan dia memohon kepada Eyang Abdul untuk mengobatinya.
 
Sang Kyai tersenyum mendengar maksud dan tujuan tamunya, kemudian dengan rendah hati dan penuh kekhusyukan beliau menjawab bahwasanya “yang bisa menyembuhkan semua penyakit itu hanyalah Allah, atas ijinnya Insya Allah semua penyakit yang diderita akan sembuh dengan sendirinya, dan kita manusia hanya bisa berikhtiar untuk sembuh,". Lalu, Kyai menyanggupi permintaan tamunya dengan satu syarat bahwa apabila keluarga sang tamu yang sakit itu sembuh, maka semua itu semata-mata karena Allah bukan karena dirinya (Eyang Abdul), beliau menyampaikan hal tersebut dengan maksud supaya tamunya tidak terjebak dalam kemusyrikan dan untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
 
Eyang Abdul kemudian berdoa dan memohon kepada Allah untuk kesembuhan dari keluarga tamunya. Dengan izin Allah sang kyai mendapat ilham bahwa salah satu sarea't (penyebab) kesembuhan pasiennya adalah air dari hulu sungai di Gunung Bongkok, maka setelah itu Eyang Abdul memberitahukan kepada tamunya untuk segera mengambil air yang terletak di hulu sungai gunung Bongkok tersebut. Dengan senang hati tamunya menyanggupi hal itu, sambil membawa kele (tempat air yang terbuat dari pohon bambu gombong/surat) dia langsung bergegas pergi untuk mengambil air. Mata air atau hulu sungai Gunung Bongkok yang dimaksud terletak dilembah gunung, airnya sangat jernih, dingin dan menyejukkan.
 
Setelah perjalanan 3 jam menuju lembah dengan berjalan kaki, sang tamu pulang kembali ke pondok pesantren dengan membawa air dari mata air di Gunung Bongkok, tamu sang Kyai langsung menyerahkan kele yang berisi air pada sang Kyai. Kemudian sang Kyai membawa kele tersebut ke kamarnya dan berdoa untuk kesembuhan keluarga dari tamunya yang sedang sakit. Setelah berdoa, Eyang Abdul menyerahkan kele yang berisi air dari mata air Gunung Bongkok tersebut pada tamunya dan memberikan petunjuk pemakaiannya, beliau memberitahukan bahwa air yang berada dalam kele harus diminumkan pada yang sakit dan dijadikan biang untuk mandi.
 
Setelah menerima petunjuk itu, dengan penuh keyakinan tamu sang Kyai bergegas pulang kerumahnya dan menjalankan apa yang telah dikatakan oleh sang Kyai. Beberapa hari kemudian, atas izin-Nya, sakit yang diderita oleh salah satu keluarga dari tamu Eyang Abdul sembuh dan bisa hidup normal kembali serta bisa beraktifitas sebagaimana mestinya. Atas kesembuhan salah satu penduduk dusun tersebut, tersiarlah berita dari mulut ke mulut bahwa air yang di ambil dari hulu sungai Gunung Bongkok mampu menyembuhkan penyakit, tentunya atas izin dan ridho dari Allah serta doa sang Kyai (Eyang Abdul).
 
Setelah berita itu semakin tersebar luas, lama kelamaan air yang terletak di hulu sungai Gunung Bongkok itu dikeramatkan oleh sebagian orang dan kemudian mereka menamakannya "Cikaramat" (ci = air, karamat = keramat). Dikemudian hari, dari waktu ke waktu, zaman berganti zaman, nama "Cikaramat" berubah pelafalannya menjadi "Cikaramas", dan nama Cikaramas masih dipakai sampai sekarang.
 
Dikemudian hari, nama sungai Cikaramas ini dimusyawarahkan oleh para tetua kampung, tokoh-tokoh agama setempat, dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dijadikan nama desa di tempat tersebut karena bersumber dari peristiwa yang seolah telah mengakar di tempat itu dan mempunyai kesakralan di hati penduduk setempat. Dan untuk mengenang jasa Eyang Abdul sebagai penyiar agama Islam sekaligus pendiri pondok pesantren pertama di tempat itu, beliau dimakamkan di dekat sungai Cikaramas sekitar 25 meter dari sungai, tepatnya di blok sawah Cimanglid dan, makam beliau masih terpelihara sampai sekarang.

Sumber artikel dari https://www.jeryanuar.web.id/2015/02/asal-mula-nama-desa-cikaramas.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya