utri Kesupuk adalah putri bungsu raja yang bertakhta di Bumi Sasak. Dibandingkan enam kakaknya, Putri Kesupuk paling cantik wajahnya. Karena kecantikan wajah dan baik budi pekertinya, banyak pemuda yang berniat menyunting Putri Kesupuk. Bahkan, para pemuda itu berniat saling bertarung demi memperebutkan cinta dan kasih sayang Putri Kesupuk. Untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi, ayahanda Putri Kesupuk pun berujar, “Siapa yang mampu membangun bendungan tempatku melepas ikan-ikan untuk segenap rakyatku, maka berhak ia menyunting putri bungsuku itu.” Para pemuda pun segera mencoba peruntungan mereka dengan mengubah sawah menjadi bendungan. Namun tidak mudah ternyata mewujudkan sayembara yang dititahkan Sang Raja. Mereka akhirnya menyerah setelah berusaha keras membangun bendungan yang dikehendaki Sang Raja. Ketika para pemuda itu telah menyerah, datanglah seekor kerbau jantan. Kerbau Putih namanya. Rupanya Kerbau Putih hendak pula mengikuti sayemba...
Ada seekor tawon. Si tawon namanya. Ia tinggal bersama tawon-tawon lainnya di sebuah sarang yang terletak di tengah hutan. Mereka saling bekerja sama untuk mencari makan dan menjaga sarang dari serangan hewan-hewan lainnya. Pada suatu pagi Si tawon mencari makan. Ia terbang mencari kebun bunga. Ia mendengar kabar, di pinggir hutan terdapat kebun bunga. Si tawon terbang bersemangat, meski ia belum mengetahui letak kebun bunga itu. Sambil terbang ia tersenyum. Wajahnya berseri-seri. Terbayang nikmatnya nektar yang akan disantapnya hari itu, jika ia menemukan kebun bunga yang dicarinya. Ketika melewati pohon beringin besar, Si tawon melihat seekor kumbang macan. Si kumbang macan sedang duduk terdiam di atas dahan. Si tawon segera menghampiri. Katanya, “Salam wahai kumbang macan yang perkasa.” Kumbang macan sedikit terkejut mendengar sapaan yang tiba-tiba itu. Ia menganggukkan kepala seraya menjawab, “Salam, wahai tawon.” “M...
Dua pangeran yang sangat mencintai ayahanda mereka. Keduanya tengah menuntut ilmu sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya, termasuk melanjutkan takhta ayahandanya. Setelah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, kedua pangeran itu pun kembali ke kerajaan. Ketika itu Pangeran Sulung telah mempunyai keterampilan memanah. Ia sangat mahir memanah, bidikan anak panahnya hampir tidak pernah meleset dari sasaran yang ditujunya. Pangeran Bungsu piawai melukis. Lukisan buatan tangannya sangat indah, mirip dengan sesuatu yang menjadi objek lukisannya. Ketika dua pangeran itu tiba di istana kerajaannya, mereka sangat berduka. Ayahanda mereka ternyata telah wafat. Pemerintahan kerajaan untuk sementara dijalankan oleh Menteri Kerajaan. Sebelum wafat, Sang Raja telah berwasiat agar seluruh harta kekayaannya dibagi menjadi dua untuk kedua anaknya. Satu benda sangat berharga peninggalan Sang Raja, yakni cincin ajaib, akan diberikan kepada salah satu dari d...
Hiduplah seekor induk kambing pada zaman dahulu. Si induk kambing mempunyai seekor anak. Keduanya menjadi hewan peliharaan Raja Maskhaja. Pada suatu hari Raja Maskhaja berniat menikahkan putranya dengan putri dari negeri seberang. Karena terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, Raja Maskhaja lantas mengundang sanak kerabatnya untuk membantu mewujudkan rencana pernikahan putranya itu. Pada pertemuan dengan seluruh sanak kerabatnya, Raja Maskhaja menyebutkan akan menyembelih dua ekor kambing miliknya. Anak kambing yang tengah berada di bawah rumah pertemuan Raja Maskhaja dengan sanak kerabatnya itu mendengar rencana Raja Maskhaja yang akan menyembelih dirinya dan induknya. Si anak kambing lantas membangunkan induknya yang tengah tidur. Katanya, “Ibu, aku mendengar rencana majikan kita yang akan menyembelih kita pada pesta pernikahan putra majikan kita. Aku sangat takut, Bu! Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan?” Induk kambing lalu mengajak anaknya itu unt...
Raja Bunu tengah sakit. Semakin bertambah hari semakin bertambah parah penyakit yang dideritanya. Sang raja hanya bisa berbaring di ranjangnya tanpa berdaya. Para tabib istana telah berupaya untuk menyembuhkan sang raja, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil. Para tabib dan ahli pengobatan dari berbagai daerah juga telah didatangkan. Tetapi, mereka juga tidak bisa menyembuhkan penyakit yang diidap Raja Bunu. Segenap warga kerajaan berduka. Begitu pula dengan rakyat. Mereka berdoa dan berharap, Raja Bunu akan segera kembali sehat seperti semula. Kesedihan juga dirasakan Raja Sangen dan Raja Sangiang. Keduanya adalah saudara kandung Raja Bunu. Mereka berduka melihat saudara kandung mereka tak berdaya akibat penyakit yang dideritanya. Suatu hari Raja Sangen dan Raja Sangiang kembali menjenguk Raja Bunu. Keduanya membawa berita penting. Setiba di istana kerajaan, mereka menemui anak sulung Raja Bunu. Pangeran Paninting Tarung, namanya. “Paninting Tarung,” kat...
Seorang putri raja yang akan mandi di sungai dengan ditemani tujuh dayang- dayangnya. Dengan dibantu empat dayang- dayangnya, sang putri raja lantas mencuci rambutnya dengan bahan khusus. Bahan itu terdiri dari biji-biji wijen dan jeruk nipis. Biji-biji wijen yang digoreng kemudian ditumbuk hingga halus dan lalu dicampurkan dengan perasan air jeruk nipis. Gampuran bahan itu biasa digunakan sang putri raja untuk mencuci rambut hingga rambutnya dapat tumbuh lebat lagi indah. Selesai mencuci rambut, sang putri raja lantas berendam di sungai. Empat orang dayang-dayangnya turut pula berendam di dekat sang putri. Sementara itu tiga orang dayang-dayang lainnya memetik bunga- bunga yang tumbuh subur di pinggir sungai. Bunga-bunga itu akan mereka buat hiasan untuk dikenakan Sang Putri Raja setelah selesai mandi. Suasana yang tenang lagi tenteram itu mendadak dipecahkan oleh kedatangan gelombang air yang bergerak dahsyat. Gelombang air yang datang tiba-tiba tersebut menenggelamkan sang pu...
Suatu malam sepasang suami istri sedang mencari ikan di Sungai Amandit. Sang suami menggunakan tangguk besarnya. Biasanya, lima ekor ikan besar dapat masuk ke dalam alat penangkap ikan sang suami. Setelah memasang tangguk di sungai, suami istri itu menunggu. Mereka memakan bekal yang mereka bawa dari rumah. Waktu terus berlalu, beberapa jam kemudian terlewati. Harapan mereka untuk mendapatkan ikan sangat besar. Namun, ketika sang suami mengangkat tangguknya, wajahnya membayang kekecewaan. Tidak ada seekor ikan pun yang didapatkannya. Sang suami kembali memasang tangguknya. Kembali ia dan istrinya menunggu di pinggir sungai. Beberapa jam kemudian ia kembali mengangkat tangguknya. Dilihatnya iSi tangguknya. Ia kembali menelan kekecewaan. Tangguknya sama sekali tidak beriSi ikan. Kembali ia memasang tangguknya. “Aneh,” kata sang suami sambil duduk di samping istrinya. “Malam ini Sungai Amandit seperti tak dihuni seekor ikan pun. Dua kali tangguk kuangkat,...
Hiduplah seorang raja di Jambi pada masa lampau. Sang Raja terkenal kejam dan sewenang-wenang perilakunya. Mudah pula Sang Raja menjatuhkan hukuman bagi seseorang yang dianggapnya bersalah, termasuk hukuman yang terhitung berat. Sang Raja juga dikenal bodoh. Karena kebodohannya, sang raja mudah ditipu atau dikelabui orang lain. Sang Raja banyak mempunyai kerbau. Kerbau-kerbau itu digembalakan oleh seorang anak remaja yang tidak lagi mempunyai bapak dan ibu. Si Yatim, begitu Si gembala itu biasa dipanggil. Setiap pagi Si Yatim menggembalakan kerbau-kerbau milik Sang Raja di padang penggembalaan. Hampir seharian penuh Si Yatim menjaga kerbau-kerbau itu. Menjelang senja Si Yatim akan menggiring kerbau-kerbau itu kembali ke kandangnya. Ia cermat menghitung jumlah kerbau-kerbau gembalaannya karena tidak ingin mendapat hukuman yang sangat berat dari Sang Raja jika kerbau gembalaannya hilang. Si Yatim mempunyai kegemaran ketika menggembala. Ia biasa menangkap ekor...
Di daerah Duren, Betawi pinggiran, pada masa lampau hiduplah seorang hartawan. Juragan Boing namanya. Ia lelaki terpandang di daerah kediamannya. Orang-orang segan padanya. Apalagi, ia juga pemarah. Kemarahannya akan segera meledak jika ada sesuatu yang tidak membuatnya senang. Juragan Boing mempunyai seorang anak lelaki, namanya Mat Salim. Ia pemuda baik. Terbilang tampan wajahnya. Banyak gadis yang mengimpikan dapat menjadi istrinya. Juragan Boing memiliki banyak sawah dan ladang, tersebar di berbagai tempat. Beberapa orang yang bekerja padanya, menggarap sawah dan ladang miliknya itu. Selain itu, Juragan Boing mengupah centeng untuk keamanan diri, keluarga, dan hartanya. Bokir nama centeng Juragan Boing. Seperti tuannya, Bokir juga pemarah. Bahkan, kemarahannya pada pekerja kerap melebihi kemarahan Juragan Boing sendiri. Salah seorang pekerja Juragan Boing adalah Bang Maun. Bang Maun telah beristri. Mpok Ida nama istrinya. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan. Jul...