
Dua pangeran yang sangat mencintai ayahanda mereka. Keduanya tengah menuntut ilmu sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya, termasuk melanjutkan takhta ayahandanya. Setelah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, kedua pangeran itu pun kembali ke kerajaan. Ketika itu Pangeran Sulung telah mempunyai keterampilan memanah. Ia sangat mahir memanah, bidikan anak panahnya hampir tidak pernah meleset dari sasaran yang ditujunya. Pangeran Bungsu piawai melukis. Lukisan buatan tangannya sangat indah, mirip dengan sesuatu yang menjadi objek lukisannya.
Ketika dua pangeran itu tiba di istana kerajaannya, mereka sangat berduka. Ayahanda mereka ternyata telah wafat. Pemerintahan kerajaan untuk sementara dijalankan oleh Menteri Kerajaan. Sebelum wafat, Sang Raja telah berwasiat agar seluruh harta kekayaannya dibagi menjadi dua untuk kedua anaknya. Satu benda sangat berharga peninggalan Sang Raja, yakni cincin ajaib, akan diberikan kepada salah satu dari dua anaknya itu yang paling mencintainya.
Menteri Kerajaan lantas menjalankan wasiat Sang Raja setelah kedua pangeran itu tiba di istana kerajaan. Harta kekayaan Sang Raja yang banyak itu dibagi dua. Setengah bagian untuk Pangeran Sulung dan setengah bagian lainnya untuk Pangeran Bungsu. Adapun cincin ajaib peninggalan Sang Raja akan diberikan kepada salah satu dari dua pangeran itu melalui ujian berdasarkan kepandaian dan keterampilan mereka.
Ujian pertama untuk kedua anak raja itu adalah memanah burung. Ujian itu dapat dilakukan oleh kedua pangeran itu dengan sangat baik. Masing-masing anak Sang Raja itu dapat memanah tepat pada sasaran yang ditentukan.
Pangeran bungsu kemudian diminta melukis wajah ayahandanya. Sangat mirip lukisan itu dengan wajah mendiang Sang Raja setelah lukisan itu selesai. Menteri Kerajaan lantas meletakkan lukisan tersebut di suatu tempat.
“Silakan Pangeran berdua memanah tepat pada lukisan bola mata lukisan mendiang Baginda Raja itu,” kata Menteri Kerajaan.
Tanpa ragu-ragu Pangeran Sulung langsung mengarahkan anak panahnya pada lukisan bola mata kiri ayahandanya. Mengena tepat bidikan anak panahnya.
Ketika giliran Pangeran Bungsu untuk memanah tiba, Pangeran Bungsu menyatakan tidak sanggup untuk melakukannya. Katanya memberi alasan, “Meski itu hanya wajah Ayahanda, namun aku tidak sanggup untuk memanah gambar bola mata Ayahanda.”
Menteri Kerajaan lantas memutuskan Pangeran Bungsu yang berhak mendapatkan cincin ajaib peninggalan Sang Raja. Pangeran Bungsu dinilai lebih mencintai ayahandanya dibandingkan kakaknya. Pangeran Sulung dapat menerima keputusan Menteri Kerajaan itu.
Tidak berapa lama setelah kedua pangeran itu tinggal kembali di istana kerajaan, mendadak terjadi pemberontakan dan huru-hara besar. Kedua pangeran itu terpaksa harus melarikan diri dari istana kerajaan setelah kekuatan pemberontak dapat menguasai istana kerajaan. Kedua pangeran itu terusir dan sulit bagi mereka kembali lagi ke istana kerajaan. Dalam pelariannya, kedua pangeran itu akhirnya hidup seperti rakyat kebanyakan. Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana. Beruntung, harta peninggalan Sang Raja yang banyak itu mereka bawa turut serta dalam pelarian.
Pangeran Sulung kemudian menjadi pedagang dan Pangeran Bungsu menjadi petani. Keduanya rapat-rapat menutup jati diri mereka yang sesungguhnya agar tidak tertangkap kekuatan pemberontak.
Syahdan, kedua pangeran itu teringat pada pesan ayahanda mereka. Ketika itu Sang Raja berpesan, “Jika kalian ingin berhasil dalam kehidupan kalian, maka hendaklah kalian makan lauk-pauk yang kepalanya lebih dari seratus buah jumlahnya. Selain itu, jika kalian berangkat dan pulang dari tempat kerja atau usaha, hendaklah kalian jangan terkena sinar matahari.”
Pesan Sang Raja itu lantas dijalankan kedua pangeran tersebut.
Pangeran Sulung memakan lebih dari seratus ekor kepala hewan yang berbeda-beda jenisnya setiap kali ia makan. Ia memakan masakan kepala kerbau, sapi, kambing, ayam, bebek, dan kepala hewan-hewan lainnya. Ia merasa telah menjalankan pesan ayahandanya. Jalan menuju tempat usahanya juga diberinya atap sehingga ia tidak terkena sinar matahari, baik ketika berangkat maupun pulang. Begitu besar pengeluarannya sehari-hari hingga mengakibatkan ia bangkrut dan akhirnya jatuh miskin.
Berbeda dengan kakaknya, Pangeran Bungsu memakan kepala ikan-ikan teri dengan jumlah lebih dari seratus. Ketika berangkat ke sawah ia melakukannya pada waktu pagi hari sebelum matahari terbit. Ia pulang dari sawah setelah matahari terbenam. Karena sedikit pengeluarannya dan banyak hasil yang didapatkannya, harta miliknya kian bertambah-tambah. Pangeran Bungsu pun menjadi kaya raya.
Pangeran Sulung yang jatuh miskin selalu meminta bantuan adiknya. Mengingat tetap juga besar pengeluarannya karena salah mengartikan pesan ayahandanya, Pangeran Bungsu akhirnya bangkrut dan jatuh miskin pula setelah berusaha menolong kakaknya.
Pada suatu malam Pangeran Bungsu bermimpi. Ayahandanya datang dalam impiannya dan memintanya untuk pergi ke arah matahari terbit dan ia tidak diperbolehkan kembali sebelum berhasil dalam usahanya. Tanpa menunggu waktu lagi, Pangeran Bungsu langsung berangkat menuju arah timur setelah berpamitan kepada kakaknya.
Pangeran Bungsu terus berjalan ke arah timur hingga tibalah ia di sebuah hutan yang terkenal sangat angker. Hutan itu menjadi wilayah kekuasaan Raja Jin. Ketika Pangeran Bungsu memasuki hutan angker, Raja Jin langsung menangkap dan hendak memangsa hatinya. Meski ketakutan, Pangeran Bungsu berujar pada Raja Jin, “Jika engkau hendak memangsaku, maka tunggulah beberapa waktu lagi hingga hatiku membesar.”
Raja Jin menuruti permintaan Pangeran Bungsu. “Baik,” katanya, “Kuberi waktu tiga hari untukmu agar hatimu membesar terlebih dahulu hingga aku dapat memangsanya.”
Pangeran Bungsu dikurung dalam sebuah penjara agar tidak melarikan diri. Selama dalam kurungan itu Pangeran Bungsu terus mencari cara untuk mengalahkan Raja Jin yang gemar memangsa hati manusia itu.
Tiga hari kemudian Raja Jin menagih janji. Ia akan memangsa hati Pangeran Bungsu. Namun Pangeran Bungsu menyatakan jika hatinya belum membesar. “Jika engkau mau,” ujar Pangeran Bungsu kepada Raja Jin, “aku akan mencarikan hati yang lebih besar dibandingkan hatiku. Engkau tentu akan puas untuk menyantapnya.”
Raja Jin sangat gembira mendengar janji Pangeran Bungsu. “Jika engkau dapat membawakan hati yang lebih besar dari hatimu, aku akan memberimu barang-barang berharga milikku.”
Pangeran Bungsu mencari cara untuk melenyapkan Raja Jin yang sangat jahat itu. Didapatkannya cara itu. Ia lalu membuat lem dari umbi tanaman yang ditemukannya di hutan itu. Pangeran Bungsu membuat lem dalam jumlah yang banyak. Dibawanya satu panci lem ketika ia kembali menemui Raja Jin. “Wahai Raja Jin, aku membawakan obat untukmu,” kata Pangeran Bungsu.
“Obat?”
“Benar, Raja Jin,” Pangeran Bungsu menunjukkan panci dan membuka tutupnya. “Ini obat yang dapat membuat tubuhmu menjadi kuat perkasa. Selain itu, obat ini juga membuatmu awet muda lagi panjang umur.”
Raja Jin sangat gembira mendengar penjelasan Pangeran Bungsu. Tanpa ragu-ragu lagi ia langsung mengambil panci berisi lem itu dan langsung menelannya sekaligus. Raja Jin meronta-ronta karena tenggorokannya tersumbat lem. Ia berusaha mengeluarkan kembali lem yang ditelannya, namun tetap lem itu menyumbat tenggorokannya. Tubuhnya limbung dan terjatuhlah ia dengan kepala membentur batu besar. Raja Jin itu pun tewas!
Pangeran Bungsu tidak hanya terbebas dari kekejaman Raja Jin, melainkan juga mendapatkan banyak barang berharga milik Raja Jin. Dibawanya pulang kembali barang-barang berharga itu.
Sepeninggalnya, kakaknya ternyata tidak bekerja dan terus menggunakan harta kekayaan Pangeran Bungsu yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang boros. Akibatnya harta Pangeran Bungsu habis, hingga rumah milik Pangeran Bungsu pun dijualnya. Pangeran Sulung bahkan menjadi pengemis.
Pangeran Bungsu terkejut saat mengetahui rumahnya telah dijual dan kakaknya menjadi pengemis. Dengan harta yang dibawanya, Pangeran Bungsu lantas membeli rumah baru. Dicarinya kakaknya dan diajaknya pulang kembali. Ia memaafkan kesalahan kakaknya. Pangeran Bungsu tetap sayang dengan kakaknya, betapa pun besar kesalahannya terhadapnya. Ia merasa, sebagai saudara hendaknya saling tolong- menolong dan mengingatkan jika saudaranya itu melakukan kesalahan.
Pangeran Sulung menjadi sadar. Ia meniru sikap hemat dan rajin yang dicontohkan adiknya. Keduanya pun akhirnya menjadi orang-orang kaya lagi terpandang di desanya. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski tidak harus tinggal di istana kerajaan dan juga tidak harus menjadi raja pengganti ayahanda mereka.
BERHEMATLAH DALAM KEHIDUPAN KARENA HEMAT ADALAH PANGKAL KAYA DAN BOROS AKAN MENUNTUN KE JURANG KEMISKINAN DAN KEHANCURAN.
Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/lampung/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...